SUMUTPOS.CO – Neymar selalu menjadi perhatian utama dari skuad Brasil. Pun demikian di Piala Dunia 2014 ini. Performanya diharapkan bisa kembali meledak ketika tim Samba mengawali langkahnya di Piala Dunia ini menghadapi Kroasia, di Arena Corinthians, Sao Paulo, dini hari nanti (13/6).
Sekalipun, pada masa persiapan kali ini kondisi Neymar masih belum 100 persen fit. Dia sempat terkena cedera pada pergelangan kakinya ketika sesi latihan. Walaupun beberapa media menyebut Neymar diturunkan pelatih Luiz Felipe Scolari, performanya diprediksi tidak akan garang.
Makanya, pertandingan perdana ini menjadi pembuktian kekuatan lini depan Brasil yang bisa dianggap Neymar-sentris. Karena, bersama Neymar, Brasil selalu menjebol gawang lawan dengan marjin besar. Kecuali ketika memenangi pertandingan uji coba terakhirnya atas Serbia (7/6).
Walaupun mampu mencetak 30 gol dalam sembilan pertandingan setahun terakhir, daya dobrak tim Brasil dianggap bukan sebagai kekuatan utamanya. Sebaliknya, pertahananlah yang menjadi kekuatan utama Brasil. Itu seperti yang diungkapkan oleh pemain legenda Brasil, Pele.
Sejak dipegang Felipao misalnya. Dalam 22 laga sejak 2013, hanya 15 gol yang masuk ke gawang Brasil. Bandingkan dengan pencapaian Brasil di 22 laga sebelum masuknya Felipao sebagai juru racik strategi. Brasil harus kebobolan sampai 17 gol. “Untuk kali pertama dalam sejarah, kami punya pertahanan yang lebih kuat daripada menyerangnya,” ujar Pele seperti yang dikutip dari BBC.
Dalam wawancaranya bersama Gary Lineker, Pele mengakui kuatnya lapangan tengahlah yang ‘menyelamatkan’ kekuatan Brasil saat ini. Sektor tersebut menjadi milik trio Oscar, Hulk, dan Neymar. “Mereka fantastis, dan terorganisir. Dari merekalah kami harap dapat membantu serangan ke depan,” sebutnya.
Seorang gelandang bertahan Brasil, Luis Gustavo menganggap kekuatan lini tengah Brasil merata. Bukan hanya Neymar saja yang menjadi faktor penentu kemenangan dapat diraih di Piala Dunia ini. “Tanpa Neymar pun kami tidak masalah, kami siap bermain,” cetusnya.
Dilansir dari Goal, pemain Bayern Muenchen tersebut menggarisbawahi kemampuan ke-23 pemain timnas Brasil tidak jauh berbeda. Brasil tidak bermain individual, melainkan secara kolektivitas tim. “Siapapun yang bermain pasti akan memberikan performa yang maksimal,” imbuhnya.
Pertahanan Brasil kali terakhir kebobolan ketika melawan Cile, November tahun lalu. Di tahun ini, belum satu gol pun yang merobek gawang yang dikawal Julio Cesar. Hanya, itu tidak dijadikan Felipao, panggilan Luiz Felipe Scolari. “Secara fisik kami siap, tapi dari sisi taktik masih ada yang harus kami perbaiki,” klaim mantan pelatih Portugal itu.
Seperti yang diberitakan di Associated Press, saat sesi latihan terakhir di Teresopolis, Rio de Janeiro, Felipao menekankan persiapan ke pertahanan. Bukan untuk bermain negatif, itu dilakukan sebagai upaya membendung serangan Kroasia di awal laga. “Jika kami bisa mencetak gol lebih awal, maka lawan akan mengubah strateginya, dan itu bisa menjadi awal kekalahan mereka,” sebutnya.
Kekuatan Brasil dari lapangan tengah itu diyakini akan bentrok dengan Kroasia. Pasalnya tim asuhan Niko Kovac itu juga datang dengan kekuatan lapangan tengah yang sama kuat dengan Brasil. Di situ bercokol Luka Modric dan Ivan Rakitic. “Siapa pemenang di laga ini, dia pasti punya gelandang yang lebih bagus,” kata Modric dikutip dari Heraldsun.
Modric yang membela Real Madrid tentunya lebih tahu bagaimana cara terbaik untuk menghentikan langkah Neymar. Pengalamannya saat melawan Neymar di Barcelona akan diaplikasikan. “Neymar pemain yang berbeda dengan peamain Brasil lainnya. Tapi kami percaya masih bisa mendapatkan cara menghentikan dia,” tegasnya. (ren/jpnn/tom)