26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Suporter PSMS dan Karo United Kecewa, Ancam Segel Kantor PSSI

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 membuat suporter PSMS Medan dan Karo United kecewa. Pasalnya kedua tim ini sedang dalam performa bagus sebelum kompetisi dihentikan.

Sebelum Liga 2 musim 2022/2023, PSMS memuncaki klasemen sementara Grup Barat. Mereka mengoleksi 16 angka dari enam pertandingan. Sedangkan Karo United berada di posisi kedua dengan 12 angka dari lima pertandingan.

Kedua tim tersebut memiliki peluang meraih tiket promosi ke Liga 1 musim depan. Namun harapan itu dipastikan pupus karena Liga 2 musim ini dihentikan. Tak ayal, suporter kedua tim pun sangat kecewa.

Ketua Umum PSMS Medan Fans Club (PFC), Hendra Manatar Sihaloho menilai penghentikan Liga 2 2022/2023 sangat merugikan PSMS Medan.

“Sungguh miris melihat kelakuan para Exco PSSI yang bertindak secara arogan tanpa memahami atas apa yang telah mereka perbuat terhadap tim-tim di Liga 2,” jelas Hendra kepada Sumut Pos, Jumat (13/1).

Dengan keputusan tersebut, Hendra menegaskan bahwa PSSI telah mendzolimi klub-klub dan pemain yang mencari nafkah dari sepak bola. Keputusan tersebut dinilai tidak mencerminkan rasa keadilan bagi dunia sepakbola tanah air ini.

“PSSI dengan seenak jidatnya langsung memberhentikan Liga 2. Yang bermasalah adalah klub Liga 1, ehh malah Liga 2 yang kena getahnya,” tegasnya.

PFC mengultimatum PSSI untuk mencabut keputusan yang memberhentikan Liga 2 tersebut. Apabila ultimatum ini tidak direspon, pihaknya mengancam dan akan menggandeng seluruh suporter dari berbagai klub untuk menyegel kantor PSSI.

“Lebih bagus PSSI yang dibubarkan dari pada Liga 2 yang dihentikan. Keputusan ini, sangat merugikan klub Liga 2,” ucap Hendra.

Hendra mengaku sangat kesal melihat PSSI. Dengan tidak adanya degradasi Liga 1 dan Liga 2 diberhentikan, dia menuding induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut masih dipenuhi mafia bola.

“Kami juga akan mengadukan hal ini kepada Menpora dan Menkopolhukam terkait PSSI. Mereka telah mendzolimi klub dan pemain Liga 2. Bila perlu kita akan gugat PSSI secara perdata,” tegasnya.

Kekecawaan juga dirasakan suporter Karo United. Hal itu dikatakan Ketua Karo Mania Indonesia Basis Kota Medan, Mikha Gabriel Meliala. “Saya mewakili seluruh Karo Mania merasa kecewa dengan keputusan PSSI tersebut,” tegas Mikha.

Mikha menegaskan, usulan penghentian Liga 2 merupakan ulah segelintir oknum. Namun semua klub dan pemain terkena imbasnya. “Jangan karena ulah segelintir oknum yang ingin Liga 2 tidak lanjut, akhirnya semua kena imbasnya,” ungkapnya.

Mikha merasa aneh dengan keputusan PSSI. Sebab sebelumnya yang terjadi masalah di Liga 1, sedangkan Liga 2 berjalan mulus. Namun justru Liga 2 yang dihentikan.

“Yang bermasalah adalah Liga 1, tapi kena imbasnya Liga 2 dan Liga 3. Liga 1 tetap dilanjutkan, tapi Liga 2 dan Liga 3 dihentikan. Kami sangat kecewa,” tegasnya. (gus/dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 membuat suporter PSMS Medan dan Karo United kecewa. Pasalnya kedua tim ini sedang dalam performa bagus sebelum kompetisi dihentikan.

Sebelum Liga 2 musim 2022/2023, PSMS memuncaki klasemen sementara Grup Barat. Mereka mengoleksi 16 angka dari enam pertandingan. Sedangkan Karo United berada di posisi kedua dengan 12 angka dari lima pertandingan.

Kedua tim tersebut memiliki peluang meraih tiket promosi ke Liga 1 musim depan. Namun harapan itu dipastikan pupus karena Liga 2 musim ini dihentikan. Tak ayal, suporter kedua tim pun sangat kecewa.

Ketua Umum PSMS Medan Fans Club (PFC), Hendra Manatar Sihaloho menilai penghentikan Liga 2 2022/2023 sangat merugikan PSMS Medan.

“Sungguh miris melihat kelakuan para Exco PSSI yang bertindak secara arogan tanpa memahami atas apa yang telah mereka perbuat terhadap tim-tim di Liga 2,” jelas Hendra kepada Sumut Pos, Jumat (13/1).

Dengan keputusan tersebut, Hendra menegaskan bahwa PSSI telah mendzolimi klub-klub dan pemain yang mencari nafkah dari sepak bola. Keputusan tersebut dinilai tidak mencerminkan rasa keadilan bagi dunia sepakbola tanah air ini.

“PSSI dengan seenak jidatnya langsung memberhentikan Liga 2. Yang bermasalah adalah klub Liga 1, ehh malah Liga 2 yang kena getahnya,” tegasnya.

PFC mengultimatum PSSI untuk mencabut keputusan yang memberhentikan Liga 2 tersebut. Apabila ultimatum ini tidak direspon, pihaknya mengancam dan akan menggandeng seluruh suporter dari berbagai klub untuk menyegel kantor PSSI.

“Lebih bagus PSSI yang dibubarkan dari pada Liga 2 yang dihentikan. Keputusan ini, sangat merugikan klub Liga 2,” ucap Hendra.

Hendra mengaku sangat kesal melihat PSSI. Dengan tidak adanya degradasi Liga 1 dan Liga 2 diberhentikan, dia menuding induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut masih dipenuhi mafia bola.

“Kami juga akan mengadukan hal ini kepada Menpora dan Menkopolhukam terkait PSSI. Mereka telah mendzolimi klub dan pemain Liga 2. Bila perlu kita akan gugat PSSI secara perdata,” tegasnya.

Kekecawaan juga dirasakan suporter Karo United. Hal itu dikatakan Ketua Karo Mania Indonesia Basis Kota Medan, Mikha Gabriel Meliala. “Saya mewakili seluruh Karo Mania merasa kecewa dengan keputusan PSSI tersebut,” tegas Mikha.

Mikha menegaskan, usulan penghentian Liga 2 merupakan ulah segelintir oknum. Namun semua klub dan pemain terkena imbasnya. “Jangan karena ulah segelintir oknum yang ingin Liga 2 tidak lanjut, akhirnya semua kena imbasnya,” ungkapnya.

Mikha merasa aneh dengan keputusan PSSI. Sebab sebelumnya yang terjadi masalah di Liga 1, sedangkan Liga 2 berjalan mulus. Namun justru Liga 2 yang dihentikan.

“Yang bermasalah adalah Liga 1, tapi kena imbasnya Liga 2 dan Liga 3. Liga 1 tetap dilanjutkan, tapi Liga 2 dan Liga 3 dihentikan. Kami sangat kecewa,” tegasnya. (gus/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/