“Semasa hidup, orang tua kami sangat mensupport Johri untuk terus mengukir prestasinya. Alhamdulillah amanat itu dijalankan dan sekarang telah mengharumkan nama Indonesia. Kami sangat bersyukur,” ungkapnya.
Ia menceritakan, saat pertama kali ditawari mengikuti kejuaraan, Johri sempat menolak. Beragam alasannya. Salah satunya persoalan biaya yang dikhawatirkan. Namun dengan support orang tua yang mengharapkan Johri tetap ikuti, akhirnya membangun semangatnya menerima tawaran itu.
Lalu Muhammad Johri mengenyam pendidikan SDN 2 Pemenang Barat, dan melanjutkan di SMPN 1 Pemenang. Belum tuntas menjalankan study di SMP itu, Johri mendapat tawaran untuk ikut dalam kejuaraan. Ia dianggap berpotensi dan berhasil hingga beberapa kali menoreh prestasi. “Dulu saat SMP, Johri terbilang siswa yang malas. Beberapa kali dijemput ke rumah untuk bisa sekolah oleh gurunya, dan bahkan pernah tidak naik kelas satu kali,” kata sang kakak.
Dengan prestasi yang ditoreh Johri saat ini, Ma’rif pun berpesan agar tetap mempertahankannya demi mengharumkan nama bangsa Indonesia. Namun Johri juga diingatkan tetap memperhatikan masa depannya.
Tidak kalah penting. Ma’rif juga sangat berharap pemerintah memberikan perhatian atas prestasi adiknya. Sebagai kakak, ia berharap Johri tidak menikah dengan waktu yang cepat saat ini. Karena dinilainya perjalanan Johri masih panjang untuk mengharumkan nama Indonesia.
“Saya sering komunikasi dengan Johri, saling menanyakan kabar. Maeskipun dalam keadaan sibuk ia menyempatkan diri untuk menghubungi kelurganya di Lombok Utara. (jpg)
“Semasa hidup, orang tua kami sangat mensupport Johri untuk terus mengukir prestasinya. Alhamdulillah amanat itu dijalankan dan sekarang telah mengharumkan nama Indonesia. Kami sangat bersyukur,” ungkapnya.
Ia menceritakan, saat pertama kali ditawari mengikuti kejuaraan, Johri sempat menolak. Beragam alasannya. Salah satunya persoalan biaya yang dikhawatirkan. Namun dengan support orang tua yang mengharapkan Johri tetap ikuti, akhirnya membangun semangatnya menerima tawaran itu.
Lalu Muhammad Johri mengenyam pendidikan SDN 2 Pemenang Barat, dan melanjutkan di SMPN 1 Pemenang. Belum tuntas menjalankan study di SMP itu, Johri mendapat tawaran untuk ikut dalam kejuaraan. Ia dianggap berpotensi dan berhasil hingga beberapa kali menoreh prestasi. “Dulu saat SMP, Johri terbilang siswa yang malas. Beberapa kali dijemput ke rumah untuk bisa sekolah oleh gurunya, dan bahkan pernah tidak naik kelas satu kali,” kata sang kakak.
Dengan prestasi yang ditoreh Johri saat ini, Ma’rif pun berpesan agar tetap mempertahankannya demi mengharumkan nama bangsa Indonesia. Namun Johri juga diingatkan tetap memperhatikan masa depannya.
Tidak kalah penting. Ma’rif juga sangat berharap pemerintah memberikan perhatian atas prestasi adiknya. Sebagai kakak, ia berharap Johri tidak menikah dengan waktu yang cepat saat ini. Karena dinilainya perjalanan Johri masih panjang untuk mengharumkan nama Indonesia.
“Saya sering komunikasi dengan Johri, saling menanyakan kabar. Maeskipun dalam keadaan sibuk ia menyempatkan diri untuk menghubungi kelurganya di Lombok Utara. (jpg)