30 C
Medan
Friday, June 21, 2024

Janji Tebus Mimpi di Rusia

Neymar
Neymar menganggap apa yang ditorehkan rekan-rekannya sejauh ini bukan prestasi buruk.

BRASILIA, SUMUTPOS.CO – Brasil hanya bisa menempati posisi empat besar di gelaran Piala Dunia 2014. Prestasi ini sebetulnya lebih baik ketimbang dua edisi Piala Dunia sebelumnya (2006 dan 2010), di mana saat itu Selecao-julukan timnas Brasil selalu terhenti di perempat final.

Namun, bagi negara dengan tradisi sepak bola yang kuat seperti Brasil, finis di posisi empat besar tetap dianggap sebagai aib. Apalagi, sejak memasuki semifinal, performa Brasil mulai kedodoran. Setelah dibantai Jerman dengan skor telak 1-7, dalam laga perebutan tempat ketiga melawan Belanda di Estadio Nacional Mane Garrincha mereka juga harus menelan kekalahan 0-3 (0-2). Tiga gol Belanda dilesakkan Robin van Persie (3″), Daley Blind (17″) dan Georginio Wijnaldum (90+3″).

Mulai sepinya tribun di Estadio Nacional Mane Garrincha kala babak kedua bergulir menjadi bukti bahwa publik Brasil sudah tak respeks dengan tim nasionalnya. Tanda-tanda kekecewaan itu bahkan sudah muncul sebelum kickoff. Di mana, ribuan suporter Brasil kompak berteriak boo saat nama pelatih Luiz Felipe Scolari disebut.

Nah, dari kegagalan di turnamen ini, publik Brasil makin lantang menyuarakan kebangkitan. Mereka mendesak CBF atau Federasi Sepak Bola Brasil untuk mengambil langkah agar Selecao bisa mengobati luka pada Piala Dunia 2018 di Rusia.

Tuntutan agar Brasil segera bangkit itu disuarakan Pele. Legenda sepak bola negeri Samba ini berharap, Thiago Silva dkk bisa memetik pelajaran dari kegagalan saat mereka menjadi host di Piala Dunia 2014.

“Saya selalu mengatakan bahwa sepak bola bagaikan kotak yang berisi jutaan kejutan. Tidak akan ada yang bisa menebak apapun hasil akhirnya. Yang dapat saya katakan saat ini adalah, kami akan mendapatkan gelar (Piala Dunia) keenam di Rusia,” tulis Pele dalam kicauan Twitter-nya seperti dikutip AFP.

Scolari sependapat dengan Pele. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Brasil, dia menilai masih ada celah bagi Selecao untuk meraih impiannya di Rusia. Sebab, meski gagal, Brasil sejatinya tidak bermain buruk.

“Mereka tidak bermain dengan buruk, atau layak untuk kalah dengan skor 0-3. Lihat apa yang sudah mereka dapatkan di Piala Konfederasi tahun lalu. Tim jelas masih punya kualitas bagus dan dapat bersaing di tahun 2018 mendatang,” tutur Felipao, sapaan akrab Scolari.

Tentu, butuh kerja keras untuk mengejar gelar keenam di Rusia. Pasalnya, dari 23 pemain Brasil tahun ini, delapan di antaranya sudah berusia 30 tahun ke atas. Mereka sudah tidak mungkin bisa tampil lagi di Rusia. Nama-nama seperti Neymar, Oscar, David Luiz Gustavo ataupun Thiago Silva mungkin masih bisa dipertahankan empat tahun mendatang.

Felipao-sapaan Scolari tetap merasa timnya sudah melampuai ekspektasi semua orang. Setidaknya, mereka sudah melebihi prestasi 2006 dan 2010.

“Saya tidak dapat mengkritisi permainan tim ini. Ketika melawan Jerman kami bisa hancur dalam enam menit, tapi itu tidak terjadi saat melawan Belanda. Secara keseluruhan, banyak momen-momen bagus yang terjadi dalam pertandingan ini, dan saya mencoba melihat dari sisi positifnya,” klaimnya.

Janji untuk mengobati luka di Rusia juga disampaikan Neymar. Empat tahun lagi, Neymar masih punya peluang untuk masuk skuad Selecao. Tahun ini hanya cedera tulang belakang yang bisa menghentikan ambisinya untuk meraih gelar. .

“Mulai hari ini atau besok, saya ingin berlatih lebih baik lagi,” koar Neymar kepada Sambafoot. “Saya siap berlatih lebih keras demi mendedikasikan diriku dan melakukan apapun sejauh yang saya mampu untuk tampil di Piala Dunia empat tahun ke depan,” tegasnya.

Lebih lanjut, pemilik nama lengkap Neymar da Silva Santos Junior itu menganggap apa yang ditorehkan rekan-rekannya sejauh ini bukan prestasi buruk.”Kami kalah, ya benar kami kalah, tapi ini sudah jadi bagian sepak bola. Pemain berlari dengan gagahnya, dan itu yang membuatku bangga dengan mereka,” paparnya. (ren/bas)

Neymar
Neymar menganggap apa yang ditorehkan rekan-rekannya sejauh ini bukan prestasi buruk.

BRASILIA, SUMUTPOS.CO – Brasil hanya bisa menempati posisi empat besar di gelaran Piala Dunia 2014. Prestasi ini sebetulnya lebih baik ketimbang dua edisi Piala Dunia sebelumnya (2006 dan 2010), di mana saat itu Selecao-julukan timnas Brasil selalu terhenti di perempat final.

Namun, bagi negara dengan tradisi sepak bola yang kuat seperti Brasil, finis di posisi empat besar tetap dianggap sebagai aib. Apalagi, sejak memasuki semifinal, performa Brasil mulai kedodoran. Setelah dibantai Jerman dengan skor telak 1-7, dalam laga perebutan tempat ketiga melawan Belanda di Estadio Nacional Mane Garrincha mereka juga harus menelan kekalahan 0-3 (0-2). Tiga gol Belanda dilesakkan Robin van Persie (3″), Daley Blind (17″) dan Georginio Wijnaldum (90+3″).

Mulai sepinya tribun di Estadio Nacional Mane Garrincha kala babak kedua bergulir menjadi bukti bahwa publik Brasil sudah tak respeks dengan tim nasionalnya. Tanda-tanda kekecewaan itu bahkan sudah muncul sebelum kickoff. Di mana, ribuan suporter Brasil kompak berteriak boo saat nama pelatih Luiz Felipe Scolari disebut.

Nah, dari kegagalan di turnamen ini, publik Brasil makin lantang menyuarakan kebangkitan. Mereka mendesak CBF atau Federasi Sepak Bola Brasil untuk mengambil langkah agar Selecao bisa mengobati luka pada Piala Dunia 2018 di Rusia.

Tuntutan agar Brasil segera bangkit itu disuarakan Pele. Legenda sepak bola negeri Samba ini berharap, Thiago Silva dkk bisa memetik pelajaran dari kegagalan saat mereka menjadi host di Piala Dunia 2014.

“Saya selalu mengatakan bahwa sepak bola bagaikan kotak yang berisi jutaan kejutan. Tidak akan ada yang bisa menebak apapun hasil akhirnya. Yang dapat saya katakan saat ini adalah, kami akan mendapatkan gelar (Piala Dunia) keenam di Rusia,” tulis Pele dalam kicauan Twitter-nya seperti dikutip AFP.

Scolari sependapat dengan Pele. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Brasil, dia menilai masih ada celah bagi Selecao untuk meraih impiannya di Rusia. Sebab, meski gagal, Brasil sejatinya tidak bermain buruk.

“Mereka tidak bermain dengan buruk, atau layak untuk kalah dengan skor 0-3. Lihat apa yang sudah mereka dapatkan di Piala Konfederasi tahun lalu. Tim jelas masih punya kualitas bagus dan dapat bersaing di tahun 2018 mendatang,” tutur Felipao, sapaan akrab Scolari.

Tentu, butuh kerja keras untuk mengejar gelar keenam di Rusia. Pasalnya, dari 23 pemain Brasil tahun ini, delapan di antaranya sudah berusia 30 tahun ke atas. Mereka sudah tidak mungkin bisa tampil lagi di Rusia. Nama-nama seperti Neymar, Oscar, David Luiz Gustavo ataupun Thiago Silva mungkin masih bisa dipertahankan empat tahun mendatang.

Felipao-sapaan Scolari tetap merasa timnya sudah melampuai ekspektasi semua orang. Setidaknya, mereka sudah melebihi prestasi 2006 dan 2010.

“Saya tidak dapat mengkritisi permainan tim ini. Ketika melawan Jerman kami bisa hancur dalam enam menit, tapi itu tidak terjadi saat melawan Belanda. Secara keseluruhan, banyak momen-momen bagus yang terjadi dalam pertandingan ini, dan saya mencoba melihat dari sisi positifnya,” klaimnya.

Janji untuk mengobati luka di Rusia juga disampaikan Neymar. Empat tahun lagi, Neymar masih punya peluang untuk masuk skuad Selecao. Tahun ini hanya cedera tulang belakang yang bisa menghentikan ambisinya untuk meraih gelar. .

“Mulai hari ini atau besok, saya ingin berlatih lebih baik lagi,” koar Neymar kepada Sambafoot. “Saya siap berlatih lebih keras demi mendedikasikan diriku dan melakukan apapun sejauh yang saya mampu untuk tampil di Piala Dunia empat tahun ke depan,” tegasnya.

Lebih lanjut, pemilik nama lengkap Neymar da Silva Santos Junior itu menganggap apa yang ditorehkan rekan-rekannya sejauh ini bukan prestasi buruk.”Kami kalah, ya benar kami kalah, tapi ini sudah jadi bagian sepak bola. Pemain berlari dengan gagahnya, dan itu yang membuatku bangga dengan mereka,” paparnya. (ren/bas)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/