MANAUS, SUMUTPOS.CO- Hanya berselang dua hari menjelang laga melawan Inggris, Italia mendapatkan kabar negatif. Mereka tak akan diperkuat oleh full back kiri Mattia De Sciglio yang mengalami cedera betis. Padahal, pemain AC Milan itu jadi bagian penting skema lini belakang yang akan diterapkan Pelatih Italia Cesare Prandelli.
Absennya De Sciglio memberikan perubahan besar pada susunan pemain di lini belakang. Giorgio Chiellini digeser ke kiri dan Prandelli menduetkan Andrea Barzagli dengan Gabriel Paletta di tengah pertahanan. Sementara di sisi kanan, Prandelli memilih Darmian yang bermain agresif. Praktis, Italia seperti tampil hanya dengan tiga pemain di pertahanan.
“Itu tidak mudah. Cedera De Sciglio membuat kami harus mengubah secara radikal semuanya,” kata Chiellini seperti dikutip Sky Sports.
Chiellini mengakui terjadi beberapa kali kesalahan yang dilakukan pertahanan Italia di babak pertama. Apalagi, Inggris bermain dengan mengandalkan kepecepatan yagn dimiliki empoat penyerang mereka, Wayne Rooney, Danny Welbeck, Raheem Sterling dan Daniel Sturridge. Satu kesalahan terlihat jelas kala mereka kecolongan melalui serangan balik di sisi kanan pertahanan yang berakhir dengan crossing Rooney pada Sturridge dan berbuah gol.
“Kami merasakan efeknya pada babak pertama dengan menghadapi kecepatan pemain Inggris. Setelah babak pertama, pelatih menginstruksikan kami harus melakukan penyesuaian dan kami bisa melakukannya dengan baik pada babak kedua,” ujar pemain Juventus itu.
“Kami mengalami banyak tekanan, itu normal di piala dunia, tetapi kami bisa mempertahankan bola dan layak untuk menang,” tambah Chiellini.
Lini tengah juga memberikan peran yang besar pada terbatasnya tekanan Inggris untuk barisan pertahanannya. Prandelli mengubah pola permainan dengan secara dinamis memasang lima gelandang untuk mendukung tiga pemain belakang. Strategi ini mampu menghambat kecepatan empat penyerang The Three Lions atau Tiga Singa- julukan timnas Inggris.
Trio Andrea Pirlo, Daniele De Rossi dan Marco Veratti tetap memegang kendali permainan dengan perubahan pola apa pun yang diambil. Kondisi ini memaksa Inggris hanya bisa mengandalkan serangan balik dari dua sisi sayap. Cara itu pula yang memaksa Inggris terjebak dalam kesalahan.
Pirlo yang menyandang ban kapten dan Veratti lebih sering mengarahkan bola ke sisi kanan. Di sisi tersebut, Antonio Candreva dan Darmian berhadapan dengan full back Inggris Leighton Baines yang harus membagi konsentrasi antara membantu serangan dan bertahan.
Baik Baines di sisi kiri atau Glen Johnson di sisi kanan pertahanan Inggris memang tak mendapatkan pelapis yang kuat dari lini tengahnya. Itu tak lepas dari konsentrasi lini tengah Inggris untuk tetap menghambat kreatifitas Pirlo meski tak memberikan pengawalan khusus.
Pirlo memang tak sampai mendekat ke area berbahaya. Tapi, keputusan manajer Inggris, Roy Hodgson, tak memberikan pengawalan khusus pada Pirlo harus dibayar mahal. Tetapi menjadi sentral permainan Italia, bergantian dengan Veratti, dia leluasa bergerak untuk mendistribusikan bola ke jantung Inggris.
“Saya kapten tim ini, yang dengan berani memainkan sepak bola bagus dan memaksakan gaya tersebut pada Inggris. Ini sebuah pertandingan bagus, meski kami menderita karena panas,” kata Pirlo dilansir Soccerway.
Dua gol Italia tak lepas dari peran Pirlo. Pada gol pertama, dia melangkahi umpan Veratti yang membuat Claudio Marchisio berdiri tanpa pengawalan. Umpan itu diselesaikan dengan baik oleh Marchisio melalui tendangan keras dari kotak penalti. Pad gol kedua, Pirlo mengirimkan umpan panjang pada Antonio Candreva di sisi kiri pertahanan Inggris. Candreva mengecoh Baines untuk melakukan crossing yang disambut dengan tandukan sempurna Mario Balotelli. (ady)