30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Irianto Konsisten dengan Olahraga

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usia bukanlah halangan bagi Mantan Asisten Wasit FIFA, Drs H Irianto untuk menekuni olahraga. Meski telah berusia 61 tahun, wasit nasional ini tetap mengikuti pertandingan olahraga.

Terbaru, dia tampil pada Turnamen Tenis Meja Piala Bintikers Denai, Minggu (15/10). Hasilnya Irianto berhasil meraih juara harapan.

“Dari kecil, saya memang suka berolahraga. Bukan hanya sepak bola, tapi juga tenis meja dan tenis lapangan,” ujar H Irianto kepada Sumut Pos, kemarin.

Karir Irianto di perwasitan nasional dimulai tahun 2003. Pada tahun itu, dia lulus tes wasit nasional di Ragunan Jakarta. Tahun 2004 bulau bertugas sebagai wasit nasional. Tahun 2006 hingga 2007 tercatat sebagai Asisten Wasit FIFA dan wasit kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, ISL.

“Tahun 2011, saya mundur sebagai wasit karena batas usia 46 tahun. Saat ini saya tercatat sebagai pengawas pertandingan,” sebutnya.

Ya, meski cukup lama berkarir sebagai wasit sepak bola, ayah empat anak tersebut tidak pernah lupa berlatih tenis meja dan tenis lapangan. Bahkan, hingga kini dia masih menekuni tiga cabang olahraga tersebut.

“Untuk sepak bola, saya bergabung dengan tim Old Crack Patriot FC di Lapangan Air Bersih. Untuk tenis meja, saya gabung dengan klub TSP, dan tenis lapangan gabung dengan klub Menteng Indah,” ujar suami dari Ester Simanjuntak tersebut.

Irianto sebenarnya masih aktif sebagai Pengawas Pertandingan sepak bola. Namun karena tugas sebagai guru PJOK di SMA Sutomo 2, dia tidak aktif. Selain itu, pria kelahiran 17 Januari 1962 tersebut juga membuka les privat cabang olahraga renang pemula.

“Saya memang tidak bisa lepas dari olahraga. Bagiku olahraga merupakan gaya hidup sehat,” ungkap ayah dari Eriska MPd, Susan Sastira SE, Andika MOr, dan Alif Ikhsan Khoir itu.

Untuk itu, Irianto harus pintar membagi waktu antara pekerjaan sebagai guru PJOK dengan latihan olahraga. Latihan sepak bola dilakoni pada hari Sabtu dan Minggu. Tenis meja pada Selasa, Kamis, dan Sabtu malam. Sedangkan tenis lapangan pada Rabu dan Jumat.

“Selain hobby, olahraga juga sangat bermanfaat bagi kebugaran jasmani. Bagi saya, olahraga sudah seperti kebutuhan dasar seperti makan dan minum, bekerja dan istirahat. Sehat itu mahal, tapi lebih mahal bila kita sakit. Jadi harta paling berharga itu adalah kesehatan,” paparnya.

Prestasi Irianto di cabang olahraga juga cukup bagus. Dia pernah juara bersama tim Teras Echo 55 tahun 81. Untuk tenis meja, dia pernah juara ketiga Divisi 6 Garuda Cup 2019. “Kalau tenis lapangan, belum pernah juara karena hanya masuk komunitas,” pungkasnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usia bukanlah halangan bagi Mantan Asisten Wasit FIFA, Drs H Irianto untuk menekuni olahraga. Meski telah berusia 61 tahun, wasit nasional ini tetap mengikuti pertandingan olahraga.

Terbaru, dia tampil pada Turnamen Tenis Meja Piala Bintikers Denai, Minggu (15/10). Hasilnya Irianto berhasil meraih juara harapan.

“Dari kecil, saya memang suka berolahraga. Bukan hanya sepak bola, tapi juga tenis meja dan tenis lapangan,” ujar H Irianto kepada Sumut Pos, kemarin.

Karir Irianto di perwasitan nasional dimulai tahun 2003. Pada tahun itu, dia lulus tes wasit nasional di Ragunan Jakarta. Tahun 2004 bulau bertugas sebagai wasit nasional. Tahun 2006 hingga 2007 tercatat sebagai Asisten Wasit FIFA dan wasit kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, ISL.

“Tahun 2011, saya mundur sebagai wasit karena batas usia 46 tahun. Saat ini saya tercatat sebagai pengawas pertandingan,” sebutnya.

Ya, meski cukup lama berkarir sebagai wasit sepak bola, ayah empat anak tersebut tidak pernah lupa berlatih tenis meja dan tenis lapangan. Bahkan, hingga kini dia masih menekuni tiga cabang olahraga tersebut.

“Untuk sepak bola, saya bergabung dengan tim Old Crack Patriot FC di Lapangan Air Bersih. Untuk tenis meja, saya gabung dengan klub TSP, dan tenis lapangan gabung dengan klub Menteng Indah,” ujar suami dari Ester Simanjuntak tersebut.

Irianto sebenarnya masih aktif sebagai Pengawas Pertandingan sepak bola. Namun karena tugas sebagai guru PJOK di SMA Sutomo 2, dia tidak aktif. Selain itu, pria kelahiran 17 Januari 1962 tersebut juga membuka les privat cabang olahraga renang pemula.

“Saya memang tidak bisa lepas dari olahraga. Bagiku olahraga merupakan gaya hidup sehat,” ungkap ayah dari Eriska MPd, Susan Sastira SE, Andika MOr, dan Alif Ikhsan Khoir itu.

Untuk itu, Irianto harus pintar membagi waktu antara pekerjaan sebagai guru PJOK dengan latihan olahraga. Latihan sepak bola dilakoni pada hari Sabtu dan Minggu. Tenis meja pada Selasa, Kamis, dan Sabtu malam. Sedangkan tenis lapangan pada Rabu dan Jumat.

“Selain hobby, olahraga juga sangat bermanfaat bagi kebugaran jasmani. Bagi saya, olahraga sudah seperti kebutuhan dasar seperti makan dan minum, bekerja dan istirahat. Sehat itu mahal, tapi lebih mahal bila kita sakit. Jadi harta paling berharga itu adalah kesehatan,” paparnya.

Prestasi Irianto di cabang olahraga juga cukup bagus. Dia pernah juara bersama tim Teras Echo 55 tahun 81. Untuk tenis meja, dia pernah juara ketiga Divisi 6 Garuda Cup 2019. “Kalau tenis lapangan, belum pernah juara karena hanya masuk komunitas,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/