LIVERPOOL, SUMUTPOS.CO – Duel panas bakal tersaji di pekan ke-13 Liga Inggris. Pimpinan klasemen sementara, Tottenham Hotspur bakal dijamu peringkat dua klasemen yang juga juara bertahan, Liverpool di Stadion Anfield, Kamis (17/12) dini hari nanti WIB. Duel ini juga menjadi kesempatan bagi The Reds untuk menggusur The Lilywhites dari puncak.
Saat ini, Liverpool dan Tottenham sama-sama memiliki 25 poin, tapi The Reds kalah selisih gol. Jika menang, Liverpool akan menggusur Tottenham dan membuka jalan untuk mempertahankan gelar.
Jika Tottenham yang menang, maka mereka akan semakin kukuh di posisi teratas. Namun, jika duel di Anfield ini berkesudahan imbang, maka Tottenham dan Liverpool bisa digeser Leicester City yang sekarang cuma terpaut satu poin di belakang mereka.
Jelang duel ini, Pelatih Tottenham, Jose Mourinho dihantui rekor buruk laga tandang saat bersua Jurgen Klopp. Sudah lima kali Mourinho bersua Klopp dalam laga tandang di semua kompetisi, hasilnya tidak sekalipun The Special One meraih kemenangan.
Dari lima pertemuan itu, tiga pertandingan berakhir dengan skor imbang. Dua laga lainnya berujung kekalahan untuk Mourinho. Catatan itu membuat Klopp jadi satu-satunya yang paling sulit dihadapi Mourinho di laga tandang tanpa sekalipun meraih kemenangan.
Keinginan Mourinho untuk memperbaiki rekor pertemuan itu sepertinya terbilang berat. Hal ini dikarenakan laga tandang ke markas Liverpool tidak bersahabat buat Tottenham.
Tim London Utara itu hanya sekali menang dalam 26 lawatan ke markas Liverpool. Dalam 25 pertemuan lainnya, Tottenham delapan kali kalah dan 17 pertemuan lainnya berakhir imbang.
Kemenangan terakhir Tottenham di Anfield terjadi pada Mei 2011. Ketika itu, Tottenham menang dengan skor 2-0 saat masih diarsiteki Harry Redknapp.
Namun Kamis (17/12) dini hari WIB nanti, Tottenham datang ke Anfield dengan modal 10 laga tidak terkalahkan di semua kompetisi dengan 6 cleansheet. Namun, yang paling berbahaya dari tim asuhan pelatih asal Portugal ini adalah ketajamannya, kombinasi Son Heung-Min dan Harry Kane. Keduanya sudah mencetak 19 dari 24 gol Spurs di Liga Inggris, atau mencapai 79 persen.
Dengan rata-rata penguasaan bola hanya 50,4 persen, mereka cuma menciptakan 11,6 percobaan setiap laga. Namun, 24 gol tercipta, dengan didominasi gol dari open play (17 kali), diikuti serangan balik (3 kali), set piece, dan penalti (2 kali).
Spurs mengandalkan formasi 4-2-3-1 yang sudah dipakai dalam 10 penampilan. Dengan skema ini mereka mampu meraih 19 dari 24 poin yang didapatkan di EPL. Namun, Jose Mourinho bisa mengubah pola jadi 4-3-3. Hal ini dilakukan saat timnya menghadapi Southampton dan Manchester United dalam laga away. Hasilnya, 2 kemenangan dan 11 gol tercipta.
Hanya saja, Mourinho tidak akan tampil menyerang ketika menghadapi tim seperti Liverpool. Hal ini sudah ditunjukkan saat jumpa Manchester City (penguasaan bola 33,9 persen), Chelsea (penguasaan bola 39,7 persen), hingga Arsenal (penguasaan bola 30,2 persen). Bahkan dalam laga lawan City, Spurs cuma menembak 4 kali, tetapi bisa menang 2-0 dari lawan yang melepaskan 22 percobaan.
Di sisi lain, Liverpool memiliki rata-rata penguasaan bola 58,4 persen, hanya kalah dari Manchester City (59,7 persen). The Reds punya rata-rata jumlah tembakan 15,5 kali perlaga, terbanyak di EPL. Koleksi gol mereka, yang 27 gol, juga terbanyak di antara 20 tim peserta kompetisi. Duel Liverpool yang memakai formasi 4-3-3 dengan Tottenham yang bisa menggunakan varian 4-2-3-1 atau 3-5-2 akan menjadi arena tim berkarakter menyerang lawan tim dengan unit defensif yang tangguh. Perbedaan kecil seperti on firenya Son Heung-Min dan Harry Kane bisa berpengaruh pada hasil akhir pertandingan. (bbs/adz)