32.8 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Spanyol vs Cile: Bangkit atau Pulang

AFP PHOTO / MARTIN BERNETTI / PIERRE PHILLIP MARCOU Pemain Timnas Cile, Alexis Sanchez (kiri) dan pemain tengah Barcelona, Andres Iniesta (kanan). Chile akan berhadapan dengan Spanyol pada 18 Juni 2014 di Rio de Janeiro group E Piala Dunia 2014 .
AFP PHOTO / MARTIN BERNETTI / PIERRE PHILLIP MARCOU
Pemain Timnas Cile, Alexis Sanchez (kiri) dan pemain tengah Barcelona, Andres Iniesta (kanan). Chile akan berhadapan dengan Spanyol pada 18 Juni 2014 di Rio de Janeiro group E Piala Dunia 2014 .

 

RIO DE JANEIRO, SUMUTPOS.CO – Perjuangan timnas Spanyol dalam Piala Dunia 2014 ini mencapai titik terberatnya di babak-babak awal. Kekalahan besar atas Belanda 1-5 di laga perdana lalu (14/6) membuat pertandingan menghadapi Cile dini hari nanti menjadi pertaruhan hidup mati La Furia Roja.

Kekalahan dalam laga di Estadio Jornalista Mario Filho, Maracana nanti, maka tim juara bertahan itu harus angkat koper lebih dini dari Brasil. Artinya, Spanyol akan menjadi tim Eropa ketiga yang harus tersingkir lebih awal setelah menjuarai Piala Dunia selama kurun waktu 12 tahun terakhir.

Sebelumnya, Prancis dan Italia sudah lebih dulu punya mimpi buruk tersebut. Prancis mengalaminya pada Piala Dunia 2002 Korea-Jepang setelah menjuarai Piala Dunia di kandangnya sendiri, 1998. Lalu, Italia yang mengubah pestanya di Jerman 2006 menjadi duka di Afrika Selatan empat tahun setelahnya.

Hanya kemenanganlah yang menyelamatkan muka Vicente Del Bosque sebagai salah satu pelatih tersukses timnas Spanyol. Jika imbang, maka Spanyol tinggal berharap menang dengan kosekuensi harus ada pemenang pada laga lainnya antara Brasil kontra Cile.

“Apabila kami tidak mampu memenangi pertandingan, maka kami langsung tersingkir. Dan konsekuensi di baliknya akan sangat mengerikan,” ujar gelandang Spanyol, Cesc Fabregas seperti yang dikutip dari Associated Press. Dalam laga ini, Fabregas berpotensi untuk masuk dalam starting line up.

Datang dengan menyandang status sebagai pemegang gelar juara bertahan Piala Dunia 2010 dan juara Piala Eropa memang membuat pressure Spanyol di Brasil ini lebih besar. Iker Casillas dkk bahkan sudah dibebani tugas berat untuk mempertahankan gelar tersebut.

Makanya, dengan tiga poin yang menjadi harga mati, Spanyol dituntut tampil lebih baik dari laga perdananya. Baik dari sisi strategi permainan yang tetap mengandalkan tiki-taka, atau komposisi pemainnya. Demi hasil sempurna lawan Cile komposisi pemain disebut-sebut bakal mengalami perubahan.

Beberapa pemain seperti Gerard Pique, David Silva atau Diego Costa bakal tergeser dari starting line up. Sebagai pengganti Pique, Del Bosque akan menempatkan Javi Martinez di posisi bek tengah. Sedangkan Silva digantikan perannya oleh Pedro Rodriguez, dan posisi Diego Costa diisi Fabregas.

Dilansir dari The Guardian, Del Bosque sendiri tidak menutup kemungkinan perubahan tersebut. Itu didasarkan bagaimana permainan si pemain pada laga pertama lalu. “Kami tetap mempertahankan beberapa posisi, tapi yang lainnya pasti ada perubahan. Fleksibel saja,” ungkap Del Bosque.

Hanya, untuk menentukan pergantian tersebut, Del Bosque mengatakan bahwa itu tidak mudah seperti membalikkan tangan. Tidak sekadar didasarkan siapa yang baik dan siapa yang buruk. “Melainkan siapa yang terbaik dalam kepentingan tim meraih kemenanagn ini,” imbuhnya.

Sepanjang sejarah pertemuannya sejak 1950, Spanyol memang tidak pernah kalah dari Cile. Namun, catatan rekor itu tidak akan bisa menjamin kemenangan di Maracana tetap menjadi milik Spanyol. “Sebaliknya, saya malah khawatir dengan bagaimana kualitas Cile,” tegasnya.

Sebagai tim yang tidak diunggulkan melenggang ke babak 16 Besar dari Grup B, Cile malah semakin termotivasi. Kemenangan pada laga pertama atas Australia membuat secara mental skuad asuhan Jorge Sampaoli tersebut tengah di atas angin. Modal mental itu yang membantu meraih kemenangan kedua di Piala Dunia kali ini.

Secara teknis, pelatih Jorge Sampaoli menganggap anak asuhnya sudah banyak peningkatan saat lawan Australia. Tapi, untuk membendung Spanyol, modal itu saja tidak akan cukup. “Sebaliknya, untuk melawan rival lainnya, kami harus semakin komplet lagi,” koar Sampaoli seperti yang dikutip dari ESPN.

Salah satu pemain andalan Cile, Arturo Vidal menyebut gaya menyerang timnya ini sebagai gaya bunuh diri. Seperti yang dilansir dari Reuters, gelandang serang Juventus itu mengklaim gaya serangan bunuh diri dengan bermain terbuka bakal menjadi kunci untuk membungkam Spanyol untuk kali pertama.

“Banyak yang mengatakan bahwa bentuk gaya permainan menyerang kami ini seperti tim bunuh diri. Dan saya akui, itu memang benar. Tapi, dengan ini kami juga mencoba untuk mendapatkan juara di Piala Dunia ini, sekalipun sekarang yang kami hadapi Spanyol,” bebernya.

Walaupun diliputi konfidensi tinggi, Vidal mewaspadai kebangkitan Spanyol. Menurutnya, Spanyol tidak akan dengan mudahnya menyerahkan kemenangan ke tangan Cile. Sebaliknya, butuh kerja keras untuk menundukkan tim dengan materi komplet seperti Spanyol. “Ini tetaplah pertandingan yang sulit, menurut saya. Spanyol itu tim terbaik di dunia. Tapi, kami sudah mengetahui kekuatan satu sama lain,” pungkasnya.(ren/jpnn)

AFP PHOTO / MARTIN BERNETTI / PIERRE PHILLIP MARCOU Pemain Timnas Cile, Alexis Sanchez (kiri) dan pemain tengah Barcelona, Andres Iniesta (kanan). Chile akan berhadapan dengan Spanyol pada 18 Juni 2014 di Rio de Janeiro group E Piala Dunia 2014 .
AFP PHOTO / MARTIN BERNETTI / PIERRE PHILLIP MARCOU
Pemain Timnas Cile, Alexis Sanchez (kiri) dan pemain tengah Barcelona, Andres Iniesta (kanan). Chile akan berhadapan dengan Spanyol pada 18 Juni 2014 di Rio de Janeiro group E Piala Dunia 2014 .

 

RIO DE JANEIRO, SUMUTPOS.CO – Perjuangan timnas Spanyol dalam Piala Dunia 2014 ini mencapai titik terberatnya di babak-babak awal. Kekalahan besar atas Belanda 1-5 di laga perdana lalu (14/6) membuat pertandingan menghadapi Cile dini hari nanti menjadi pertaruhan hidup mati La Furia Roja.

Kekalahan dalam laga di Estadio Jornalista Mario Filho, Maracana nanti, maka tim juara bertahan itu harus angkat koper lebih dini dari Brasil. Artinya, Spanyol akan menjadi tim Eropa ketiga yang harus tersingkir lebih awal setelah menjuarai Piala Dunia selama kurun waktu 12 tahun terakhir.

Sebelumnya, Prancis dan Italia sudah lebih dulu punya mimpi buruk tersebut. Prancis mengalaminya pada Piala Dunia 2002 Korea-Jepang setelah menjuarai Piala Dunia di kandangnya sendiri, 1998. Lalu, Italia yang mengubah pestanya di Jerman 2006 menjadi duka di Afrika Selatan empat tahun setelahnya.

Hanya kemenanganlah yang menyelamatkan muka Vicente Del Bosque sebagai salah satu pelatih tersukses timnas Spanyol. Jika imbang, maka Spanyol tinggal berharap menang dengan kosekuensi harus ada pemenang pada laga lainnya antara Brasil kontra Cile.

“Apabila kami tidak mampu memenangi pertandingan, maka kami langsung tersingkir. Dan konsekuensi di baliknya akan sangat mengerikan,” ujar gelandang Spanyol, Cesc Fabregas seperti yang dikutip dari Associated Press. Dalam laga ini, Fabregas berpotensi untuk masuk dalam starting line up.

Datang dengan menyandang status sebagai pemegang gelar juara bertahan Piala Dunia 2010 dan juara Piala Eropa memang membuat pressure Spanyol di Brasil ini lebih besar. Iker Casillas dkk bahkan sudah dibebani tugas berat untuk mempertahankan gelar tersebut.

Makanya, dengan tiga poin yang menjadi harga mati, Spanyol dituntut tampil lebih baik dari laga perdananya. Baik dari sisi strategi permainan yang tetap mengandalkan tiki-taka, atau komposisi pemainnya. Demi hasil sempurna lawan Cile komposisi pemain disebut-sebut bakal mengalami perubahan.

Beberapa pemain seperti Gerard Pique, David Silva atau Diego Costa bakal tergeser dari starting line up. Sebagai pengganti Pique, Del Bosque akan menempatkan Javi Martinez di posisi bek tengah. Sedangkan Silva digantikan perannya oleh Pedro Rodriguez, dan posisi Diego Costa diisi Fabregas.

Dilansir dari The Guardian, Del Bosque sendiri tidak menutup kemungkinan perubahan tersebut. Itu didasarkan bagaimana permainan si pemain pada laga pertama lalu. “Kami tetap mempertahankan beberapa posisi, tapi yang lainnya pasti ada perubahan. Fleksibel saja,” ungkap Del Bosque.

Hanya, untuk menentukan pergantian tersebut, Del Bosque mengatakan bahwa itu tidak mudah seperti membalikkan tangan. Tidak sekadar didasarkan siapa yang baik dan siapa yang buruk. “Melainkan siapa yang terbaik dalam kepentingan tim meraih kemenanagn ini,” imbuhnya.

Sepanjang sejarah pertemuannya sejak 1950, Spanyol memang tidak pernah kalah dari Cile. Namun, catatan rekor itu tidak akan bisa menjamin kemenangan di Maracana tetap menjadi milik Spanyol. “Sebaliknya, saya malah khawatir dengan bagaimana kualitas Cile,” tegasnya.

Sebagai tim yang tidak diunggulkan melenggang ke babak 16 Besar dari Grup B, Cile malah semakin termotivasi. Kemenangan pada laga pertama atas Australia membuat secara mental skuad asuhan Jorge Sampaoli tersebut tengah di atas angin. Modal mental itu yang membantu meraih kemenangan kedua di Piala Dunia kali ini.

Secara teknis, pelatih Jorge Sampaoli menganggap anak asuhnya sudah banyak peningkatan saat lawan Australia. Tapi, untuk membendung Spanyol, modal itu saja tidak akan cukup. “Sebaliknya, untuk melawan rival lainnya, kami harus semakin komplet lagi,” koar Sampaoli seperti yang dikutip dari ESPN.

Salah satu pemain andalan Cile, Arturo Vidal menyebut gaya menyerang timnya ini sebagai gaya bunuh diri. Seperti yang dilansir dari Reuters, gelandang serang Juventus itu mengklaim gaya serangan bunuh diri dengan bermain terbuka bakal menjadi kunci untuk membungkam Spanyol untuk kali pertama.

“Banyak yang mengatakan bahwa bentuk gaya permainan menyerang kami ini seperti tim bunuh diri. Dan saya akui, itu memang benar. Tapi, dengan ini kami juga mencoba untuk mendapatkan juara di Piala Dunia ini, sekalipun sekarang yang kami hadapi Spanyol,” bebernya.

Walaupun diliputi konfidensi tinggi, Vidal mewaspadai kebangkitan Spanyol. Menurutnya, Spanyol tidak akan dengan mudahnya menyerahkan kemenangan ke tangan Cile. Sebaliknya, butuh kerja keras untuk menundukkan tim dengan materi komplet seperti Spanyol. “Ini tetaplah pertandingan yang sulit, menurut saya. Spanyol itu tim terbaik di dunia. Tapi, kami sudah mengetahui kekuatan satu sama lain,” pungkasnya.(ren/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/