MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini, proses verifikasi klub Liga 2 2019 masih belum selesai, meski Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) terus mendorong PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator Liga 2, dan klub, untuk segera melengkapi syarat administrasi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) BOPI, Sandi Suwardi Hasan mengatakan, untuk Wilayah Timur hanya Persewar Waropen dan PSBS Biak yang belum merampungkan administrasi. Sedangkan Wilayah Barat, masih ada 5 tim yang belum melengkapi berkas persyaratan.
“Wilayah Barat tinggal finishing saja. Kami mendesak LIB, Minggu (16/6) tetap bekerja. Karena Senin (17/6) harus sudah menyetor data yang kurang itu untuk kami kaji. Selasa (hari ini, red) kami baru plenokan antara BOPI, LIB, dan PSSI,” ungkap Sandi.
BOPI juga memberi ultimatum jika ada klub yang menunggak gaji pemain, maka tidak diizinkan ikut kompetisi. Saat ini, ada 2 tim masih menunggak gaji pemain musim lalu, yakni PSMS Medan dan PSPS Riau.
Namun, Sandi menyebutkan, BOPI menyerahkan segala keputusan atau sanksi kepada PSSI. Hanya saja, BOPI berpesan, jika PSSI tidak bersikap tegas kepada klub yang ‘bandel’, maka kompetisi di Indonesia khususnya kasta kedua akan dicap buruk. “Makanya kami, Selasa ini, akan meminta klarifikasi kepada PSSI. Prinsipnya kami menuntut agar PSSI tegas, kalau memang tim itu tidak siap ikut kompetisi, kami minta untuk dicoret,” bebernya.
Adapun, opsi kedua yang ditawarkan BOPI kepada PSSI adalah meminta klub yang bermasalah tersebut untuk menandatangani surat general komitmen. Artinya, klub tersebut boleh ikut kompetisi Liga 2 2019, namun harus dapat menyempurnakan data, hingga menjelang kompetisi bergulir. “Yang paling pahit itu mengeluarkan rekomendasi sementara saja, atau rekomendasi berbatas waktu hanya 10 hari. Dalam waktu itu, LIB dan klub yang masih belum selesai verfikasi harus menyelesaikan semua data-datanya,” kata Sandi lagi.
“Karena kami tidak mau juga ternyata, misalkan dipaksa Liga 2 harus terus bergulir, tapi di tengah perjalanan masih ada polemik administrasi dan hukum. Kami ingin liga menjadi satu sajian yang nyaman, tanpa masalah,” imbuhnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum Asosiasi Pesepak Bola Profesioanal Indonesia (APPI), Riza Hufaida mengatakan, Sriwijaya FC sudah terbebas dari tunggakan gaji pemain. Artinya tinggal 2 tim yang tersisa, PSMS Medan dan PSPS Riau.
Riza mengatakan, jika APPI kerap berkomunikasi dengan intensif kepada BOPI terkait hal tersebut. Riza ingin Liga 2 dijalankan setelah tunggakan klub dengan pemain tuntas. “Untuk BOPI, kami menegaskan, untuk zero tolerance kepada klub yang masih bermasalah dengan pemain. Karena kami memiliki bukti nyata terhadap Persegres Gersik (saat ini Gresik United) yang pada waktu itu ketika di Liga 1 diloloskan dan turun ke Liga 2 kena kasus lagi,” jelasnya.
Sementara Sekretaris Umum (Sekum) PSMS Medan Julius Raja, memastikan PSMS Medan tidak ada masalah dengan BOPI. Dia mengklaim, PSMS Medan aman untuk mengikuti kompetisi Liga 2 musim ini. “Dari BOPI, PSMS disebut belum mengirim SPT (surat pemberitahuan) pajak tahunan, padahal kami sudah kirimkan via email. Kemudian soal kontrak pemain sudah siap, tinggal memasukkan ke sistem online saja. PSMS tidak ada masalah, administrasi sudah lengkap,” ungkapnya, baru-baru ini.
King, sapaan karib Julius Raja, mengklaim, BOPI tidak ada menyinggung soal tunggakan gaji pemain PSMS Medan. “Saya sudah komunikasi dan sudah dibalas oleh Plt Sekjen BOPI. Jadi PSMS aman soal pajak dan gaji, hanya kontrak saja yang segera dibereskan,” pungkasnya. (bbs/saz)