27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Eko Pecahkan Rekor, Jadi Setiadi Dapat Perak

Angkat Besi

Lifter Eko Yuli Irawan mempersembahkan emas pertama cabang angkat besi bagi Indonesia setelah menjuarai kelas senior 62 kg putra di Dempo Hall Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11). Pesaing utama Eko untuk merebut emas di kelas 62 kg justru datang dari lifter Indonesia sendiri, yakni Muhammad Hasbi. Pada angkatan clean and jerk pertama, Eko sukses mencapai angkatan 167 kg.

Torehan tersebut kemudian sempat dilewati Hasbi yang mampu mengangkat beban 161 kg. Eko tetap tenang dan sukses kembali memimpin dengan angkatan 166 kg. Angkatan tersebut untuk sementara membawa Eko memimpin sementara.

Hasbi berusaha melewati catatan 166 kg Eko dengan mencoba 167 kg. Sayang, usahanya gagal dan Eko dipastikan sebagai pemenang. Meski begitu, peraih emas SEA Games 2009 tersebut masih berusaha mencapai catatan angkatan hingga 170 kg.

Eko gagal melakukan angkatan 170 kg, tapi lifter kelahiran 24 Juli 1989 tersebut tetap memecahkan rekor atas dirinya sendiri pada SEA Games 2009 dengan total 302 kg. Di Sea Games Laos, rekor Eko adalah total 300 kg. Medali perunggu menjadi milik atlet Vietnam, Nguyen Ngee Trung, dengan total angkatan 272 kg.

“Saya sangat senang, karena target tercapai. Sejauh ini, ini adalah penampilan terbaik saya di SEA Games. Ini adalah rekor ketiga saya di ajang SEA Games. Selanjutnya saya akan fokus olimpiade,” papar Eko usai pertandingan.

Sementara itu Jadi Setiadi, hanya mampu meraih medali perak kelas 56 kilogram (kg) putra di Stadion Angkat Besi Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11).

Setelah menyelesaikan angkatan snatch dengan 124 kg, Jadi kemudian berhasil mencapai angkatan jerk 148 kg. Pada usaha pertama angkatan 154 kg, Jadi Setiuadi gagal melakukannya. Baru pada usaha terakhir, Jadi berhasil melakukannya.

Jadi hampir merebut medali emas setelah lifter Vietnam, Tran Le Quoc Toan, gagal melakukan angkatan 153 kg. Namun, Quoc Toan berhasil menaikkan angkatan menjadi 155 kg. Quoc Toan akhirnya menyabet medali emas dengan total angkatan 280 kg. Sedangkan Jadi harus puas dengan medali perak dengan total angkatan 278 kg. Perunggu kembali menjadi milik atlet Vietnam, Thach Kim Tuan, dengan total angkatan 272 kg.

Jadi mengaku, salah satu faktor kegagalannya meraih emas adalah jeda waktu dari angkatan jerk pertama ke kedua yang terlalu lama. Jadi juga mengaku terburu-buru dalam melakukan angkatan. “Saya sudah dingin duluan tadi. Istirahatnya terlalu lama. Di angkatan kedua tadi saya juga terlalu terburu-buru,” ujar Jadi usai pengalungan medali.

Pelatih Jadi, Eddy Santoso, mengaku lamanya jeda tersebut karena strategi jual-beli dalam meningkatkan angkatan beban melawan Vietnam.(bbs/jpnn)

Angkat Besi

Lifter Eko Yuli Irawan mempersembahkan emas pertama cabang angkat besi bagi Indonesia setelah menjuarai kelas senior 62 kg putra di Dempo Hall Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11). Pesaing utama Eko untuk merebut emas di kelas 62 kg justru datang dari lifter Indonesia sendiri, yakni Muhammad Hasbi. Pada angkatan clean and jerk pertama, Eko sukses mencapai angkatan 167 kg.

Torehan tersebut kemudian sempat dilewati Hasbi yang mampu mengangkat beban 161 kg. Eko tetap tenang dan sukses kembali memimpin dengan angkatan 166 kg. Angkatan tersebut untuk sementara membawa Eko memimpin sementara.

Hasbi berusaha melewati catatan 166 kg Eko dengan mencoba 167 kg. Sayang, usahanya gagal dan Eko dipastikan sebagai pemenang. Meski begitu, peraih emas SEA Games 2009 tersebut masih berusaha mencapai catatan angkatan hingga 170 kg.

Eko gagal melakukan angkatan 170 kg, tapi lifter kelahiran 24 Juli 1989 tersebut tetap memecahkan rekor atas dirinya sendiri pada SEA Games 2009 dengan total 302 kg. Di Sea Games Laos, rekor Eko adalah total 300 kg. Medali perunggu menjadi milik atlet Vietnam, Nguyen Ngee Trung, dengan total angkatan 272 kg.

“Saya sangat senang, karena target tercapai. Sejauh ini, ini adalah penampilan terbaik saya di SEA Games. Ini adalah rekor ketiga saya di ajang SEA Games. Selanjutnya saya akan fokus olimpiade,” papar Eko usai pertandingan.

Sementara itu Jadi Setiadi, hanya mampu meraih medali perak kelas 56 kilogram (kg) putra di Stadion Angkat Besi Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11).

Setelah menyelesaikan angkatan snatch dengan 124 kg, Jadi kemudian berhasil mencapai angkatan jerk 148 kg. Pada usaha pertama angkatan 154 kg, Jadi Setiuadi gagal melakukannya. Baru pada usaha terakhir, Jadi berhasil melakukannya.

Jadi hampir merebut medali emas setelah lifter Vietnam, Tran Le Quoc Toan, gagal melakukan angkatan 153 kg. Namun, Quoc Toan berhasil menaikkan angkatan menjadi 155 kg. Quoc Toan akhirnya menyabet medali emas dengan total angkatan 280 kg. Sedangkan Jadi harus puas dengan medali perak dengan total angkatan 278 kg. Perunggu kembali menjadi milik atlet Vietnam, Thach Kim Tuan, dengan total angkatan 272 kg.

Jadi mengaku, salah satu faktor kegagalannya meraih emas adalah jeda waktu dari angkatan jerk pertama ke kedua yang terlalu lama. Jadi juga mengaku terburu-buru dalam melakukan angkatan. “Saya sudah dingin duluan tadi. Istirahatnya terlalu lama. Di angkatan kedua tadi saya juga terlalu terburu-buru,” ujar Jadi usai pengalungan medali.

Pelatih Jadi, Eddy Santoso, mengaku lamanya jeda tersebut karena strategi jual-beli dalam meningkatkan angkatan beban melawan Vietnam.(bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/