MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil imbang dramatis dengan skor 3-3 yang diraih PSMS atas Madura United di Stadion Teladan, Sabtu (17/11) tetap disyukuri PSMS. Selain satu poin yang bisa diselamatkan setelah tertinggal tiga gol, beberapa pemain menunjukkan grafik performa yang meningkat.
Salah satu yang menonjol adalah striker asal Brasil, Felipe Martins dos Santos. Pada laga itu PSMS yang sempat tertinggal tiga gol lewat Munhar, Asep Berlian dan Engelbert Sani berhasil comeback. Berawal dari dari gol Frets Butuan, Antoni dan terakhir Felipe menjadi pahlawan.
Istimewanya gol dicetak lewat tendangan salto. Itu menjadi gol keempat Felipe untuk PSMS. Felipe menegaskan mengalahkan Madura United adalah pertandingan yang luar biasa, di saat timnya tertinggal tiga gol dan berhasil menyamakan kedudukan.
“Pelatih menerapkan strategi yang berbeda pada babak kedua. Kami masuk lapangan dengan sangat kuat. Hasil ini adalah seri rasa kemenangan. Terima kasih kepada suporter dan pendukung PSMS, tanpa mereka, kami para pemain tidak akan bisa meraih hasil itu di lapangan,” ungkapnya, Minggu (18/11).
Ini menjadi kedua kali beruntun Felipe mencetak gol. Sebelumnya dia membobol gawang Persib. Felipe berharap gol-golnya tetap tercipta hingga akhir musim atau empat laga sisa. Terpenting, tentu soal bagaimana mempertahankan tim tetap di Liga 1.
“Harapan saya klub bisa tetap bertahan di Liga 1. Saya percaya dan yakin kami akan bisa mewujudkan itu. Kami akan menyelesaikan empat pertandingan sisa (lawan Persipura, Persebaya, PS Tira, PSM) tanpa kalah, kami lebih kuat,” ungkapnya.
Sementara itu, di tengah konsentrasi tim menyelematkan klub dari jurang degradasi, ada satu pemain yang terus berjuang untuk sembuh dari cedera parahnya, yaitu Suhandi.
Felipe dan seluruh skuadpun mendoakannya. Bahkan, itu ditunjukkan Felipe dan Reinaldo Lobo di Stadion Teladan dengan membentangkan kaos bergambar Suhandi dan bertuliskan, ‘Semangat!! Super Suha 29’. “Itu bentuk silidaritas untuk teman kami yang menderita cedera serius, Suhandi. Itu adalah bentuk semangat agar dia tetap kuat,” ujarnya.
Sementara itu Pelatih PSMS, Peter Butler mengatakan, meski gagal menang, timnya layak dapat kredit. “Kalau sebelumnya kami seri dan hari ini menang, semua orang pasti senang. Tapi kami menang (lawan Persib) dan sekarang seri. Kalau kami kalah 4-0 orang pantas kecewa, tapi kami berhasil mengejar tiga gol. Mereka berkualitas, tapi kami punya karakter dan komitmen untuk fight. Mungkin pemain sedikit capek, tapi kami harus evaluasi. Kita tidak hanya hidup untuk hari ini,” ujarnya.
Satu poin itu membuat PSMS turun kembali ke posisi juru kunci. Namun dengan tabungan satu laga dan selisih poin yang rapat hingga peringkat ke-14, kans PSMS bertahan masih terbuka.
Ke depan PSMS akan berkonsentrasi untuk laga kontra Persipura. Itu menjadi laga nostalgia bagi Peter Butler. Sebelumnya dia pernah menangani Mutiara Hitam, julukan Persipura, selama lima bulan. (don)