33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Siapkan Jurus Anti-Antiklimaks

MENYAPU bersih kemenangan pada tiga dari empat seri yang telah berlangsung tidak membuat Dell Aspac Jakarta merasa nyaman. Mereka tetap waspada menuju Championship Series Speedy NBL Indonesia 2012-2013 Mei mendatang. Mereka merasa perlu melakukan serangkaian tindakan agar tidak lemah di playoff.

Sukses Aspac memborong kemenangan pada tiga dari empat seri yang telah berlangsung mengingatkan publik akan capaian hebat Pelita Jaya (PJ) Energi-MP Jakarta pada musim 2010-2011. Bedanya, musim ini Aspac menelan kekalahan perdana dan satu-satunya di seri II Jakarta. Sedangkan PJ dua musim lalu baru kalah di seri III Solo.
Nah, saat itu dominasi PJ di musim reguler ternyata tidak menjamin sukses mereka di championship series. PJ keok di semifinal.

Tanda-tanda PJ melemah jelang championship series sebenarnya sudah terlihat pada seri pemungkas di Jakarta. Erick Sebayang dkk kalah dua kali beruntun saat melawan Aspac dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di seri terakhir.

Aspac tidak ingin apa yang dialami PJ dua musim lalu kini menimpa mereka. Apalagi, Aspac sendiri juga memiliki pengalaman lemah di championship series setelah hebat di musim reguler musim lalu. Di partai grand final Aspac kalah telak 42-59 oleh SM.

Asisten Pelatih Aspac Antonius Joko Endratmo, menyatakan, apa yang dicapai timnya saat ini belum apa-apa. “Target kami juara musim ini. Tentu saja kami tidak ingin antiklimaks seperti musim lalu,” tuturnya.

Joko menerangkan, Aspac sebisa-bisanya menjaga kondisi agar peak performance tidak terjadi saat ini, tapi pada championship series di Jogjakarta nanti. Karena itulah, Joko menegaskan, Aspac tidak akan terlalu habis-habisan untuk mengejar kemenangan dalam dua seri berikutnya. Asalkan Aspac sudah aman untuk menjadi juara musim reguler.

Kalau finish di puncak, jalan Aspac di fase awal championship series akan lebih mudah. Sebab, mereka bisa terhindar dari me-lawan tim kuda hitam Stadium Jakarta atau Hangtuah Sumsel IM. Kalau jadi juara musim reguler, lawan pertama Aspac di playoff akan lebih gampang, antara Bimasakti Nikko Steel Malang, Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga, dan Pacific Caesar Surabaya.
“Kalau sudah aman, tentu kami akan menjaga kondisi dan tak terlalu habis-habisan,” papar pria yang sempat bermain di Panasia Indosyntec Bandung dan Aspac tersebut.

Joko menuturkan, rotasi pemain mutlak diperlukan. Terutama untuk menghindarkan pemain kunci dari cedera. Pemain pelapis utama seperti Oki Wira Sanjaya dan Rizky Effendi akan diberi minute play lebih banyak. Begitu juga pemain muda seperti guard Handri Satrya Santosa, forward Muhammad Irman, forward Khalif Akbar, guard Raymond Shariputra, dan rookie Stefan Carsera.
Untuk menjaga tetap di puncak, Aspac tidak perlu mempertahankan rekor kemenangan beruntun yang kini sudah mencapai angka sebelas. Di seri V nanti mereka bisa saja melepas beberapa pertandingan berat seperti saat melawan SM dan PJ.

Pelatih SM Octaviarro Romely Tamtelahitu, sebelumnya mengatakan, Aspac adalah tim yang sangat komplet. Mereka memiliki shooter berbahaya pada diri Xaverius Prawiro dan rookie Andakara Prastawa Dhyaksa. Pringgo Regowo, kata Ocky (sapaan Octaviarro), adalah seorang power forward terbaik Indonesia. Sedangkan Muhammad Isman Thoyib spesialis defense yang sangat susah ditaklukkan. Meski begitu, Aspac tak mustahil bisa ditundukkan seperti yang dilakukan SM di seri II Jakarta. (nur/c9/ang/jpnn)

MENYAPU bersih kemenangan pada tiga dari empat seri yang telah berlangsung tidak membuat Dell Aspac Jakarta merasa nyaman. Mereka tetap waspada menuju Championship Series Speedy NBL Indonesia 2012-2013 Mei mendatang. Mereka merasa perlu melakukan serangkaian tindakan agar tidak lemah di playoff.

Sukses Aspac memborong kemenangan pada tiga dari empat seri yang telah berlangsung mengingatkan publik akan capaian hebat Pelita Jaya (PJ) Energi-MP Jakarta pada musim 2010-2011. Bedanya, musim ini Aspac menelan kekalahan perdana dan satu-satunya di seri II Jakarta. Sedangkan PJ dua musim lalu baru kalah di seri III Solo.
Nah, saat itu dominasi PJ di musim reguler ternyata tidak menjamin sukses mereka di championship series. PJ keok di semifinal.

Tanda-tanda PJ melemah jelang championship series sebenarnya sudah terlihat pada seri pemungkas di Jakarta. Erick Sebayang dkk kalah dua kali beruntun saat melawan Aspac dan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di seri terakhir.

Aspac tidak ingin apa yang dialami PJ dua musim lalu kini menimpa mereka. Apalagi, Aspac sendiri juga memiliki pengalaman lemah di championship series setelah hebat di musim reguler musim lalu. Di partai grand final Aspac kalah telak 42-59 oleh SM.

Asisten Pelatih Aspac Antonius Joko Endratmo, menyatakan, apa yang dicapai timnya saat ini belum apa-apa. “Target kami juara musim ini. Tentu saja kami tidak ingin antiklimaks seperti musim lalu,” tuturnya.

Joko menerangkan, Aspac sebisa-bisanya menjaga kondisi agar peak performance tidak terjadi saat ini, tapi pada championship series di Jogjakarta nanti. Karena itulah, Joko menegaskan, Aspac tidak akan terlalu habis-habisan untuk mengejar kemenangan dalam dua seri berikutnya. Asalkan Aspac sudah aman untuk menjadi juara musim reguler.

Kalau finish di puncak, jalan Aspac di fase awal championship series akan lebih mudah. Sebab, mereka bisa terhindar dari me-lawan tim kuda hitam Stadium Jakarta atau Hangtuah Sumsel IM. Kalau jadi juara musim reguler, lawan pertama Aspac di playoff akan lebih gampang, antara Bimasakti Nikko Steel Malang, Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga, dan Pacific Caesar Surabaya.
“Kalau sudah aman, tentu kami akan menjaga kondisi dan tak terlalu habis-habisan,” papar pria yang sempat bermain di Panasia Indosyntec Bandung dan Aspac tersebut.

Joko menuturkan, rotasi pemain mutlak diperlukan. Terutama untuk menghindarkan pemain kunci dari cedera. Pemain pelapis utama seperti Oki Wira Sanjaya dan Rizky Effendi akan diberi minute play lebih banyak. Begitu juga pemain muda seperti guard Handri Satrya Santosa, forward Muhammad Irman, forward Khalif Akbar, guard Raymond Shariputra, dan rookie Stefan Carsera.
Untuk menjaga tetap di puncak, Aspac tidak perlu mempertahankan rekor kemenangan beruntun yang kini sudah mencapai angka sebelas. Di seri V nanti mereka bisa saja melepas beberapa pertandingan berat seperti saat melawan SM dan PJ.

Pelatih SM Octaviarro Romely Tamtelahitu, sebelumnya mengatakan, Aspac adalah tim yang sangat komplet. Mereka memiliki shooter berbahaya pada diri Xaverius Prawiro dan rookie Andakara Prastawa Dhyaksa. Pringgo Regowo, kata Ocky (sapaan Octaviarro), adalah seorang power forward terbaik Indonesia. Sedangkan Muhammad Isman Thoyib spesialis defense yang sangat susah ditaklukkan. Meski begitu, Aspac tak mustahil bisa ditundukkan seperti yang dilakukan SM di seri II Jakarta. (nur/c9/ang/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/