31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Putuskan Mundur Usai Salat Subuh

SERAHKAN: Edy Rahmayadi menyerahkan pataka kepada Joko Driyono yang menggantikannya sebagai Ketum PSSI usai menyatakan mundur, Minggu (20/1).

SUMUTPOS.CO – EDY Rahmayadi ternyata sudah berencana mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI sehari sebelum Kongres PSSI digelar. Namun putusannya baru bisa pastikan usai salat Subuh, Minggu (20/1).

Sebelum mengambil putusan, Edy sempat meminta para voter untuk berkumpul pada Sabtu (19/1) malam. Dia ingin minta masukan, meski tak semua voter bersedia hadirn

“Kami ada dialog dengan Pak Edy tadi (kemarin) malam. Dalam dialog tersebut, kami berikan beberapa gambaran, tapi dia katakan sama saja, ‘Mau sekarang mau tiga bulan yang akan datang toh saya mundur’. Cuma persoalan waktu, lebih tepat sekarang,” papar Sekum PSMS, Julius Raja.

Mundurnya Edy memang mengejutkan. Karena sehari sebelumnya, saat diwawancarai wartawan dia kukuh tak akan menanggalkan jabatannya yang tersisa satu tahun lagi. “Ya itu tadi dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang dia katakan tadi, toh tiga bulan ke depan pun saya akan buat KLB untuk inikan,” papar dia.

Julius membeberkan kekecewaan Edy Rahmayadi memuncak sejak Sabtu malam. Dia mengajak ada pertemuan, tapi banyak voter yang tak datang. “Ya karena sebagian nggak hadir itu. Sudah begitu, dia seperti mendapat informasi ada kubu sana kubu sini. Dapat informasi seperti itu dan daripada dia menunggu di kongres ini nanti ada yang mengangkat tangan minta Pak Edy mundur, sebelum itu semua terjadi, setelah pemikiran yang matang, dia mengatakan mundur,” papar dia.

Menurut Julius, setelah semua yang terjadi pada tadi malam, Edy langsung membulatkan keputusannya. Usai salat Subuh, dia langsung memutuskan untuk mundur dari PSSI.

“Dengan rapat Exco pertama, konsepnya seperti itu, tapi dia belum ada keputusan. Keputusan tadi pagi jam 5 subuh beliau salat, terus beliau memutuskan. Terus jam 7 pagi semua Exco dikumpulkan menyatakan itu (mundur sebagai Ketum PSSI),” tandas dia.

Pengunduran Edy sebagai Ketua Umum PSSI ditandai dengan penyerahan bendera PSSI kepada Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono sebagai pengganti sementara. Joko Driyono yang ditunjuk sebagai Plt Ketum PSSI, mengaku siap untuk menjalankan amanah setidaknya hingga tahun depan. Dia berjanji bakal menjalankan amanah tersebut secara baik. “Ini amanah statuta yang harus dijalankan, mekanismenya sudah diatur. Tentu saya akan jalankan amanah ini sebagaimana diamanatkan oleh statuta,” ungkap pria yang karib disapa Jokdri ini.

Menurutnya, pengunduran diri Edy Rahmayadi tak berpengaruh kepada agenda pembahasan kongres. Mereka saat ini tengah menggodok program kerja 2019. “Terpenting adalah program-program PSSI akan diputuskan dalam kongres. Mudah-mudahan semua memulai babak baru, tekad baru untuk sepak bola Indonesia,” harapnya.

Jokdri juga mengaku akan legawa bila ada desakan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) di tengah jalan sebelum 2020. Jokdri akan menghormati statuta PSSI yang berlaku hingga saat ini. (jpc/bbs)

SERAHKAN: Edy Rahmayadi menyerahkan pataka kepada Joko Driyono yang menggantikannya sebagai Ketum PSSI usai menyatakan mundur, Minggu (20/1).

SUMUTPOS.CO – EDY Rahmayadi ternyata sudah berencana mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI sehari sebelum Kongres PSSI digelar. Namun putusannya baru bisa pastikan usai salat Subuh, Minggu (20/1).

Sebelum mengambil putusan, Edy sempat meminta para voter untuk berkumpul pada Sabtu (19/1) malam. Dia ingin minta masukan, meski tak semua voter bersedia hadirn

“Kami ada dialog dengan Pak Edy tadi (kemarin) malam. Dalam dialog tersebut, kami berikan beberapa gambaran, tapi dia katakan sama saja, ‘Mau sekarang mau tiga bulan yang akan datang toh saya mundur’. Cuma persoalan waktu, lebih tepat sekarang,” papar Sekum PSMS, Julius Raja.

Mundurnya Edy memang mengejutkan. Karena sehari sebelumnya, saat diwawancarai wartawan dia kukuh tak akan menanggalkan jabatannya yang tersisa satu tahun lagi. “Ya itu tadi dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang dia katakan tadi, toh tiga bulan ke depan pun saya akan buat KLB untuk inikan,” papar dia.

Julius membeberkan kekecewaan Edy Rahmayadi memuncak sejak Sabtu malam. Dia mengajak ada pertemuan, tapi banyak voter yang tak datang. “Ya karena sebagian nggak hadir itu. Sudah begitu, dia seperti mendapat informasi ada kubu sana kubu sini. Dapat informasi seperti itu dan daripada dia menunggu di kongres ini nanti ada yang mengangkat tangan minta Pak Edy mundur, sebelum itu semua terjadi, setelah pemikiran yang matang, dia mengatakan mundur,” papar dia.

Menurut Julius, setelah semua yang terjadi pada tadi malam, Edy langsung membulatkan keputusannya. Usai salat Subuh, dia langsung memutuskan untuk mundur dari PSSI.

“Dengan rapat Exco pertama, konsepnya seperti itu, tapi dia belum ada keputusan. Keputusan tadi pagi jam 5 subuh beliau salat, terus beliau memutuskan. Terus jam 7 pagi semua Exco dikumpulkan menyatakan itu (mundur sebagai Ketum PSSI),” tandas dia.

Pengunduran Edy sebagai Ketua Umum PSSI ditandai dengan penyerahan bendera PSSI kepada Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono sebagai pengganti sementara. Joko Driyono yang ditunjuk sebagai Plt Ketum PSSI, mengaku siap untuk menjalankan amanah setidaknya hingga tahun depan. Dia berjanji bakal menjalankan amanah tersebut secara baik. “Ini amanah statuta yang harus dijalankan, mekanismenya sudah diatur. Tentu saya akan jalankan amanah ini sebagaimana diamanatkan oleh statuta,” ungkap pria yang karib disapa Jokdri ini.

Menurutnya, pengunduran diri Edy Rahmayadi tak berpengaruh kepada agenda pembahasan kongres. Mereka saat ini tengah menggodok program kerja 2019. “Terpenting adalah program-program PSSI akan diputuskan dalam kongres. Mudah-mudahan semua memulai babak baru, tekad baru untuk sepak bola Indonesia,” harapnya.

Jokdri juga mengaku akan legawa bila ada desakan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) di tengah jalan sebelum 2020. Jokdri akan menghormati statuta PSSI yang berlaku hingga saat ini. (jpc/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/