SUMUTPOS.CO – Janji Ketua Umum PSSI Moch Iriawan, memberikan subsidi Rp15 miliar kepada 18 klub Liga 1 2020 akhirnya tak terwujud. Nyatanya, subsidi Liga 1 musim ini hanya Rp5,2 miliar. Keputusan itu disampaikan dalam Manager Meeting Liga 1, Rabu (19/2) malam di Hotel Century, Jakarta.
“Untuk klub yang secara geografis jauh seperti Persipura Jayapura dan Persiraja Banda Aceh kami tambah masing-masing menjadi Rp5,7 miliar,” ungkap Direktur Utama PT LIB Cucu Somantri.
Kenapa tidak sesuai dengan janji Iwan Bule, sapaan Moch Iriawan, saat kampanye? Cucu menuturkan, hal tersebut sulit untuk direalisasikan. PT LIB masih punya banyak utang kepada klub pada kompetisi sebelumnya.
“Dengan hitungan LIB hanya bisa naik seperti itu, kami juga masih berupaya menyelesaikan utang-utang lainnya. Kami masih mencicil utang yang terjadi pada 2018,” katanya.
Musim lalu, 18 klub Liga 1 mendapat dana subsidi Rp5 miliar. Namun, ada tambahan Rp2,5 miliar untuk diberikan kepada Elite Pro Academy setiap klub. Artinya, total yang didapat klub Liga 1 musim lalu hanya Rp7,5 miliar.
Cucu menjelaskan, untuk subsidi Elite Pro Academy musim ini, pihaknya masih perlu berhitung lagi. Terutama berbicara dengan PSSI lebih dulu untuk jumlah peningkatannya.
“Diupayakan meningkat. Jadi, kami bisa bayar utang, walaupun sedikit yang penting meningkat, tidak berkurang,” paparnya.
Dalam manager meeting, disepakati soal sponsor utama Liga 1. Pria 58 tahun itu menuturkan, sponsor utama Liga 1 tidak berubah. Shopee masih akan jadi tulang punggung pembiayaan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia musim ini.
Hal penting lain yang dibahas juga mengenai jadwal. Cucu mengakui, pembahasan jadwal sedikit alot. Namun, pihaknya sudah mencoba menerima semua feedback dari klub setelah menerima draft jadwal awal Liga 1. Meskipun, memang pihaknya tidak bisa memenuhi semua permintaan dari 18 klub Liga 1.
Satu di antaranya adalah permintaan Persiraja dan Persipura yang meminta jadwal jangan sekali home sekali away. Purnawirawan perwira tinggi TNI-AD itu menambahkan, 2 klub itu memang meminta banyak perubahan yang signifikan. Mahalnya biaya akomodasi menjadi pertimbangan.
“Tidak mungkin kami mengubah semuanya karena dihadapkan dengan agenda timnas ataupun pilkada dan lain sebagainya. Hanya yang geografisnya jauh, yang dekat tidak banyak minta,” paparnya.
Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani mengakui, ada perubahan yang signifikan setelah pihaknya melakukan feedback terkait dengan draf jadwal Liga 1 yang pertama. Satu di antaranya, soal sekali home, lantas 2 kali away sudah ada yang diakomodasi.
“Persipura tadi juga diubah. Tapi kami sadar, perubahan yang ditetapkan ini sudah maksimal dengan pertimbangan-pertimbangannya. Itu dialami semua klub, tidak hanya kami,” jelasnya.
Rahmat sebenarnya masih belum puas. Namun, sebagai klub yang baru promosi ke Liga 1, pihaknya masih meraba-raba soal biaya keseluruhan kompetisi. (jpc/saz)