SUMUTPOS.CO – DUEL di Stadion Parken, Kopenhagen, Selasa (22/6) dini hari pukul 02.00 WIB, akan menjadi kesempatan terakhir buat Denmark untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Saat ini, Denmark terdampar di dasar klasemen Grup B. Mereka belum mengoleksi poin sama sekali.
Demi menjaga peluang lolos ke babak berikutnya, tim berjuluk Danish Dynamite ini harus menang di laga kontra Rusia, sambil berharap Finlandia kalah dari Belgia di laga terakhir grup B. Jika hal itu terjadi, Denmark berpeluang naik ke posisi ke-2 dan lolos ke babak 16 besar.
Di lain pihak, Rusia jelas punya kans lebih besar untuk lolos ke 16 besar. Peringkat kedua klasemen Grup B, menjadi target utama Timnas Rusia saat ini. Berakhir di posisi ketiga memang tidak buruk, namun tim mana pun pasti akan mati-matian demi kepastian tiket 16 besar ketimbang mempertaruhkan diri lewat ajang playoff.
Bicara soal kekuatan kedua tim, Rusia bisa dikatakan bernasib lebih baik, setelah sukses menekuk Finalndia berkat gol tunggal Aleksei Miranchuk, yang akan jadi booster penyemangat laga kontra Denmark. Kemungkinan besar, Pelatih Stanislav Cherchesov akan tetap memasang para pemain yang sama di starting XI-nya, guna mendapat hasil serupa di partai penting menuju fase gugur.
Meski begitu, Timnas Rusia masih cukup ketar-ketir dengan kondisi salah satu pemainnya, Mario Fernandes, yang harus digotong keluar lapangan akibat cedera saat melawan Finlandia. Ia mungkin akan absen kontra Denmark nantinya.
Sementara itu, Timnas Denmark masih harus tampil tanpa Christian Eriksen yang sempat menggegerkan jagat sepak bola, lantaran kolaps pada matchday pertamanya di Euro 2020. Untungnya, kondisi sang pemain semakin lama semakin membaik.
Sepanjang sejarah, kedua kesebelasan baru bersua 1 kali. Satu-satunya laga Rusia vs Denmark terjadi pada 2012 silam. Kala itu, Rusia berhasil menang 2-0 melalui gol yang dicetak oleh Andrey Arshavin dan Roman Shirokov.
Namun, jika membandingkan statistik laga, Denmark masih lebih unggul atas Rusia. Dari 2 laga terakhir, Danish Dynamite mencatatkan rerata penguasaan bola 56 persen sedangkan Rusia hanya 45 persen. Operan yang dilancarkan Denmark juga tercatat lebih efektif dengan tingkat kesuksesan 85 persen berbanding 79 persen milik Rusia.
Denmark pun terbilang lebih ganas daripada Rusia dalam urusan menyerang. Martin Braithwaite dan kolega berhasil melakukan rerata 21,5 tembakan per laga, sedangkan Rusia hanya 9,5. Dengan statistik seperti itu, Denmark tinggal memperbaiki ketajaman lini depan mereka, meskipun harus diakui bahwa Rusia bukan lawan enteng.
Pelatih Denmark Kasper Hjulmand menyatakan, tim asuhannya tidak boleh bermain terlalu menyerang. “Kami semua tahu betapa sulitnya memaksakan sesuatu, dan kami harus menjaga keseimbangan dan mencegah kesalahan. Ini akan menjadi laga yang bagus dan panjang,” terang Kasper, seperti dilansir laman resmi UEFA. (trt/bbs)