23.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Tak Sabar Berlomba di Bawah Lampu

GP Singapura, Disukai Fans, Dirindukan Driver

SINGAPURA- Setelah lomba di sirkuit paling tua, sirkus Formula 1 (F1) 2012 akan berlanjut di sirkuit terbaru dalam kalender tahun ini. Ya, setelah bersaing di Sirkuit Monza, Italia, dua pekan lalu, para driver ajang balap paling bergengsi di dunia itu mampir ke Sirkuit Marina Bay, Singapura, akhir pekan ini.
Diselenggarakan di sirkuit jalanan layaknya Grand Prix (GP) Monaco di Monte Carlo, GP Singapura siap menyajikan tontonan mendebarkan. Sirkuit sempit, lintasan pun bergelombang. Sedikit membuat kesalahan, pembalap bisa langsung out dari lomba. Persaingan bakal semakin seru karena adu cepat dihelat di bawah sinar lampu.

Sejak kali pertama digelar pada 2008, GP Singapura telah menjadi salah satu balapan paling heboh. Disukai fans karena menyajikan aksi plus atmosfer menawan balapan malam hari. Sekaligus dirindukan para pembalap karena karakter sirkuitnya yang menantang serta atmosfernya yang selalu hidup.
“Saya sangat menikmati balapan di Marina Bay layaknya saya suka berlomba di Hungaroring,” kata pembalap McLaren-Mercedes Lewis Hamilton sebagaimana dilansir situs resmi F1.

“Setelah merebut kemenangan di Hungaria dan Italia, saya ke Singapura dengan perasaan optimistis untuk bersaing dalam perebutan gelar juara dunia dengan Fernando (Alonso, Red),” lanjutnya.

Ya, meski diselenggarakan di sirkuit permanen, GP Hungaria di Sirkuit Hungaroring memang memiliki kemiripan dengan lomba di Marina Bay. Sirkuit sempit dan pagar pembatas yang sangat dekat dengan lintasan membuat lomba di Hungaroring mirip dengan balapan di sirkuit jalanan. Karena jadwalnya yang lebih dekat dengan GP Singapura dibandingkan GP Monaco, siapa yang hebat di Hungaroring bisa dijagokan untuk kembali perkasa di Marina Bay.
Untuk lomba akhir pekan ini, Pirelli menyediakan ban dengan soft compound (warna kuning) dan supersoft (merah). Di antara 13 seri yang telah berlangsung, hanya dua kali ban supersoft digunakan. Yaitu di Kanada dan Monaco. Kondisi lintasan yang akan semakin dingin saat lomba kian mendekati finis bakal memberikan tantangan yang berbeda dibandingkan lomba lain. Kondisi itu adalah kebalikan jika lomba diselenggarakan pada siang hari.
Pengelolaan ban akan semakin krusial karena bobot mobil bakal sangat tinggi lantaran begitu banyaknya bahan bakar yang harus dibawa. Konsumsi bahan bakar di GP Singapura merupakan salah satu yang paling tinggi karena karakter stop and go Sirkuit Marina Bay.

“GP Singapura adalah salah satu yang paling saya sukai. Kondisi tidak biasa yang harus dihadapi pembalap karena balapan diselenggarakan malam hari membuat pembalap dan tim harus berpikir dengan sangat keras tentang strategi apa yang akan mereka lakukan untuk meraih hasil terbaik,” ungkap Direktur Pirelli Motorsport Paul Hembery.

McLaren yang menang dalam tiga lomba terakhir tentu saja menjadi unggulan utama untuk merebut kemenangan di Singapura. Jika berhasil, itu akan membuat mereka semakin dekat untuk merebut posisi puncak di kategori pembalap maupun konstruktor yang sampai seri ke-13 masih dikuasai Ferrari dan Red Bull-Renault.

Lotus-Renault juga siap membuat kejutan. Mereka akan menurunkan sayap belakang baru di Marina Bay. Sayap baru itu mereka sebut memiliki double DRS (drag reduction system) yang lebih baik untuk melahap lintasan berliku Marina Bay. Menghasilkan grip maksimal di tikungan, tanpa mengurangi performa di trek lurus saat DRS diaktifkan.

“Kami memiliki lantai dan sayap belakang yang baru. Sayap baru ini kami kembangkan berdasar basis sayap belakang yang kami gunakan di GP Monaco, tapi dengan konsep delta DRS yang lebih baik,” jelas James Allison, direktur teknik Lotus.(ady/c9/ang/jpnn)

GP Singapura, Disukai Fans, Dirindukan Driver

SINGAPURA- Setelah lomba di sirkuit paling tua, sirkus Formula 1 (F1) 2012 akan berlanjut di sirkuit terbaru dalam kalender tahun ini. Ya, setelah bersaing di Sirkuit Monza, Italia, dua pekan lalu, para driver ajang balap paling bergengsi di dunia itu mampir ke Sirkuit Marina Bay, Singapura, akhir pekan ini.
Diselenggarakan di sirkuit jalanan layaknya Grand Prix (GP) Monaco di Monte Carlo, GP Singapura siap menyajikan tontonan mendebarkan. Sirkuit sempit, lintasan pun bergelombang. Sedikit membuat kesalahan, pembalap bisa langsung out dari lomba. Persaingan bakal semakin seru karena adu cepat dihelat di bawah sinar lampu.

Sejak kali pertama digelar pada 2008, GP Singapura telah menjadi salah satu balapan paling heboh. Disukai fans karena menyajikan aksi plus atmosfer menawan balapan malam hari. Sekaligus dirindukan para pembalap karena karakter sirkuitnya yang menantang serta atmosfernya yang selalu hidup.
“Saya sangat menikmati balapan di Marina Bay layaknya saya suka berlomba di Hungaroring,” kata pembalap McLaren-Mercedes Lewis Hamilton sebagaimana dilansir situs resmi F1.

“Setelah merebut kemenangan di Hungaria dan Italia, saya ke Singapura dengan perasaan optimistis untuk bersaing dalam perebutan gelar juara dunia dengan Fernando (Alonso, Red),” lanjutnya.

Ya, meski diselenggarakan di sirkuit permanen, GP Hungaria di Sirkuit Hungaroring memang memiliki kemiripan dengan lomba di Marina Bay. Sirkuit sempit dan pagar pembatas yang sangat dekat dengan lintasan membuat lomba di Hungaroring mirip dengan balapan di sirkuit jalanan. Karena jadwalnya yang lebih dekat dengan GP Singapura dibandingkan GP Monaco, siapa yang hebat di Hungaroring bisa dijagokan untuk kembali perkasa di Marina Bay.
Untuk lomba akhir pekan ini, Pirelli menyediakan ban dengan soft compound (warna kuning) dan supersoft (merah). Di antara 13 seri yang telah berlangsung, hanya dua kali ban supersoft digunakan. Yaitu di Kanada dan Monaco. Kondisi lintasan yang akan semakin dingin saat lomba kian mendekati finis bakal memberikan tantangan yang berbeda dibandingkan lomba lain. Kondisi itu adalah kebalikan jika lomba diselenggarakan pada siang hari.
Pengelolaan ban akan semakin krusial karena bobot mobil bakal sangat tinggi lantaran begitu banyaknya bahan bakar yang harus dibawa. Konsumsi bahan bakar di GP Singapura merupakan salah satu yang paling tinggi karena karakter stop and go Sirkuit Marina Bay.

“GP Singapura adalah salah satu yang paling saya sukai. Kondisi tidak biasa yang harus dihadapi pembalap karena balapan diselenggarakan malam hari membuat pembalap dan tim harus berpikir dengan sangat keras tentang strategi apa yang akan mereka lakukan untuk meraih hasil terbaik,” ungkap Direktur Pirelli Motorsport Paul Hembery.

McLaren yang menang dalam tiga lomba terakhir tentu saja menjadi unggulan utama untuk merebut kemenangan di Singapura. Jika berhasil, itu akan membuat mereka semakin dekat untuk merebut posisi puncak di kategori pembalap maupun konstruktor yang sampai seri ke-13 masih dikuasai Ferrari dan Red Bull-Renault.

Lotus-Renault juga siap membuat kejutan. Mereka akan menurunkan sayap belakang baru di Marina Bay. Sayap baru itu mereka sebut memiliki double DRS (drag reduction system) yang lebih baik untuk melahap lintasan berliku Marina Bay. Menghasilkan grip maksimal di tikungan, tanpa mengurangi performa di trek lurus saat DRS diaktifkan.

“Kami memiliki lantai dan sayap belakang yang baru. Sayap baru ini kami kembangkan berdasar basis sayap belakang yang kami gunakan di GP Monaco, tapi dengan konsep delta DRS yang lebih baik,” jelas James Allison, direktur teknik Lotus.(ady/c9/ang/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/