30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Man United vs Liverpool: Mengusik Taktik Ten Hag

MANCHESTER, SUMUTPOS.CO – Sepak bola itu normalnya 90 menit. Bukan hanya 45 menit seperti yang membuat Manchester United era Erik ten Hag jadi “pesakitan” di Premier League musim ini. Ketika menghadapi Brighton & Hove Albion (7/8) dan Brentford FC (15/8), United seperti menghilang di babak pertama. Dua gol kemenangan 2-1 Brighton tercipta dalam 39 menit pertama, sedangkan pesta empat gol Brentford malah terjadi di 35 menit awal laga. Kebiasan buruk itu bisa berlanjut ketika United menghadapi Liverpool FC di Old Trafford dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 5/Vidio pukul 02.00 WIB).

Apalagi tactician LFC Jurgen Klopp sudah punya cetak biru cara menghabisi The Red Devils –julukan United—dalam 45 menit pertama. Yaitu pengalaman dalam matchweek kesembilan di Old Trafford musim lalu. Dalam laga tersebut, The Reds –sebutan LFC—menjaringkan lima gol tanpa balas sebelum turun minum.

Wide attacker Mohamed Salah jadi pencetak gol terbanyak LFC dengan hat-trick dan dilengkapi oleh Naby Keita dan Luis Diaz. Ironisnya, Ten Hag tidak memiliki banyak opsi pemain untuk jadi pembeda atas kekalahan musim lalu. Tiga rekrutan baru yang kemungkinan starter, Christian Eriksen, Lisandro Martinez, dan Tyrell Malacia, dianggap belum cukup menandingi kekuatan LFC. Terlepas hampir 10 pemain The Reds absen karena cedera dan kartu merah.

“Ten Hag perlu memilih pendekatan taktik yang berbeda (menghadapi LFC, Red). Melihat United bermain (dalam dua laga sebelumnya, Red), mereka mengawali laga seperti balik ke dasar permainan mereka,” sindir pandit Sky Sports sekaligus mantan bek kanan Manchester City Micah Richards.

Menjajal Christian Eriksen sebagai false nine saat lawan Brighton (skema 4-3-3) maupun mengembalikan Cristiano Ronaldo sebagai ujung tombak (skema 4-2-3-1) kontra Brentford sama-sama tidak berhasil. Sampai-sampai muncul olok-olok bahwa United adalah tim yang paling mudah dikalahkan di Premier League saat ini.

Ten Hag Ball – begitu filosofi permainan Ten Hag mengacu seperti yang dimainkan di AFC Ajax –dituding terlalu dipaksakan. Manchester Evening News dalam analisisnya menyebut, efektivitas dan efisiensi permainan nyaris tak terlihat dalam Ten Hag Ball.

Berbicara dalam pre-match press conference di Carrington tadi malam (21/8) WIB, Ten Hag menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan filosofi permainannya. “Kami bakal tetap memegang filosofi permainan itu,” tegasnya kepada MUTV.

Pelatih asal Haaksbergen, Belanda, itu selalu menjelaskan setiap game plan-nya kepada anak asuhnya, bahkan secara pribadi. ’’Artinya, pemain seharusnya mengikuti rencana itu dan membuat keputusan-keputusan yang lebih baik dalam pertandingan,’’ imbuhnya.

Hanya, dengan komposisi pemain yang masih sama seperti sebelumnya, Ten Hag diyakini bakal melakukan beberapa perubahan starting XI. Kapten sekaligus bek tengah Harry Maguire termasuk yang paling banyak disuarakan fans United untuk tidak dimainkan lawan LFC. “Harus ada perubahan,” ucap Gary Neville, pandit Sky Sports lainnya.

Sementara itu, Klopp pun tidak banyak memiliki opsi komposisi pemain karena badai cedera timnya. Seperti dikutip Liverpool Echo, Klopp tidak merasa LFC lebih favorit dalam laga dini hari nanti. “Terutama setelah melihat bahwa kami juga gagal memenangkan dua pertandingan kami,’’ ucap pelatih yang memiliki statistik 6 kali menang, 7 kali seri, dan 3 kali kalah melawan United tersebut. (ren/dns/jpg)

MANCHESTER, SUMUTPOS.CO – Sepak bola itu normalnya 90 menit. Bukan hanya 45 menit seperti yang membuat Manchester United era Erik ten Hag jadi “pesakitan” di Premier League musim ini. Ketika menghadapi Brighton & Hove Albion (7/8) dan Brentford FC (15/8), United seperti menghilang di babak pertama. Dua gol kemenangan 2-1 Brighton tercipta dalam 39 menit pertama, sedangkan pesta empat gol Brentford malah terjadi di 35 menit awal laga. Kebiasan buruk itu bisa berlanjut ketika United menghadapi Liverpool FC di Old Trafford dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 5/Vidio pukul 02.00 WIB).

Apalagi tactician LFC Jurgen Klopp sudah punya cetak biru cara menghabisi The Red Devils –julukan United—dalam 45 menit pertama. Yaitu pengalaman dalam matchweek kesembilan di Old Trafford musim lalu. Dalam laga tersebut, The Reds –sebutan LFC—menjaringkan lima gol tanpa balas sebelum turun minum.

Wide attacker Mohamed Salah jadi pencetak gol terbanyak LFC dengan hat-trick dan dilengkapi oleh Naby Keita dan Luis Diaz. Ironisnya, Ten Hag tidak memiliki banyak opsi pemain untuk jadi pembeda atas kekalahan musim lalu. Tiga rekrutan baru yang kemungkinan starter, Christian Eriksen, Lisandro Martinez, dan Tyrell Malacia, dianggap belum cukup menandingi kekuatan LFC. Terlepas hampir 10 pemain The Reds absen karena cedera dan kartu merah.

“Ten Hag perlu memilih pendekatan taktik yang berbeda (menghadapi LFC, Red). Melihat United bermain (dalam dua laga sebelumnya, Red), mereka mengawali laga seperti balik ke dasar permainan mereka,” sindir pandit Sky Sports sekaligus mantan bek kanan Manchester City Micah Richards.

Menjajal Christian Eriksen sebagai false nine saat lawan Brighton (skema 4-3-3) maupun mengembalikan Cristiano Ronaldo sebagai ujung tombak (skema 4-2-3-1) kontra Brentford sama-sama tidak berhasil. Sampai-sampai muncul olok-olok bahwa United adalah tim yang paling mudah dikalahkan di Premier League saat ini.

Ten Hag Ball – begitu filosofi permainan Ten Hag mengacu seperti yang dimainkan di AFC Ajax –dituding terlalu dipaksakan. Manchester Evening News dalam analisisnya menyebut, efektivitas dan efisiensi permainan nyaris tak terlihat dalam Ten Hag Ball.

Berbicara dalam pre-match press conference di Carrington tadi malam (21/8) WIB, Ten Hag menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan filosofi permainannya. “Kami bakal tetap memegang filosofi permainan itu,” tegasnya kepada MUTV.

Pelatih asal Haaksbergen, Belanda, itu selalu menjelaskan setiap game plan-nya kepada anak asuhnya, bahkan secara pribadi. ’’Artinya, pemain seharusnya mengikuti rencana itu dan membuat keputusan-keputusan yang lebih baik dalam pertandingan,’’ imbuhnya.

Hanya, dengan komposisi pemain yang masih sama seperti sebelumnya, Ten Hag diyakini bakal melakukan beberapa perubahan starting XI. Kapten sekaligus bek tengah Harry Maguire termasuk yang paling banyak disuarakan fans United untuk tidak dimainkan lawan LFC. “Harus ada perubahan,” ucap Gary Neville, pandit Sky Sports lainnya.

Sementara itu, Klopp pun tidak banyak memiliki opsi komposisi pemain karena badai cedera timnya. Seperti dikutip Liverpool Echo, Klopp tidak merasa LFC lebih favorit dalam laga dini hari nanti. “Terutama setelah melihat bahwa kami juga gagal memenangkan dua pertandingan kami,’’ ucap pelatih yang memiliki statistik 6 kali menang, 7 kali seri, dan 3 kali kalah melawan United tersebut. (ren/dns/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/