31.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Catherine : Disiplin Prokes, Tetap Latihan Seperti Biasa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cita-cita menjadi atlet terbaik di Indonesia membuat Catherine Elsafa Laia tetap semangat menjalani latihan. Meski dalam suasana Pandemi Covid-19, atlet lompat jauh Kota Medan ini tetap melakukan latihan seperti biasa dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Catherine Elsafa Laia. (ist)

“Pandemi Covid-19 ini memang mengganggu kegiatan olahraga. Tapi sebagai atlet, saya tetap latihan. Sebab, jika berhenti latihan, maka nanti akan mulai dari nol lagi,” ujar Catherine Elsafa Laia kepada Sumut Pos, Selasa (21/9).

Selama Pandemi ini, Catherine latihan enam hari dalam seminggu, dengan durasi pagi dan sore. “Latihan pagi dan sore. Hanya hari Jumat saya libur latihan. Kalau hari Minggu latihan sore saja,” ungkap atlet kelahiran 1 September 2004 ini.

Latihan atlet berusia 17 tahun ini berjalan lancar karena disiplin menerapkan protokol kesehatan. Siswa SMA Nasional Marisi ini selalu menggunakan masker, baik saat di kehidupan sehari-hari. “Bahkan sekarang sudah menjadi terbiasa menggunakan masker. Saat ke luar rumah, merasa ada yang kurang kalau tidak menggunakan masker,” sebutnya.

Selain itu, atlet berdarah Nias ini juga rajin mencuci tangan dan selalu membawa handsanitizer. “Setiap masuk ke venue latihan, kami memang diwajibkan mencuci tangan. Kebetulan fasilitas cuci tangan sudah ada di venue latihan. Dan, saya juga selalu bawa handsanitizer untuk jaga-jaga,” paparnya.

Latihan mereka juga menerapkan jaga jarak. PASI Medan selalu mencari lokasi latihan yang sepi. Kebetulan, atletik merupakan cabang olahraga perseorangan, jadi protokol menjaga jarak bisa diterapkan dengan baik.

“Penerapan prokes memang wajib di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini. Dan, kami juga selalu diinstruksikan untuk menerapkan prokes. Kalau ada yang melanggar, maka akan diberikan sanksi,” papar putri pasangan Bajatulo Laia dengan Yuniati tersebut.

Catherine mengakui kecemasan selalu ada. Namun, demi cinta-cita meraih prestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang, dia tetap menjalani. Bahkan, anak kelima dari enam bersaudara ini, rela menempuh jarak dari Marelan ke venue latihan di Stadion Unimed, Pancing.

“Kebetulan sekolah sekarang juga sedang daring. Jadi tidak ada masalah dalam membagi waktu. Setelah latihan pagi, saya belajar daring. Kemudian sore hari kembali latihan. Memang lelah, tapi saya sadar perlu perjuangan untuk meraih prestasi,” ungkap alumni SMP Negeri 20 Medan ini.

Catherine mulai menekuni lompat jauh pada tahun 2016. Dengan latihan keras, secara perlahan dia meraih berbagai prestasi. Untuk kejuaraan tingkat Kota Medan seperti Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan dan Porwil Medan, Catherine selalu meraih emas. “Untuk even tingkat Kota Medan, belum ada yang bisa mengalahkan saya,” tandasnya.

Lantas apa target di masa mendatang? Catherine menegaskan ingin meraih medali emas di PON 2024. “Target saya adalah PON 2024. Kebetulan saat ini nanti, saya berada di usia emas. Itu merupakan kesempatan untuk membayar lunas semua perjuangan saya selama ini,” ungkapnya.

Alumni SD Negeri 0609455 Medan ini semakin percaya diri karena selalu mendapat dukungan dari orang tua. Sejak menekuni atletik, kedua orang tuanya disebutkan selalu mensuport.

“Kedua orang tua selalu memberi dukungan penuh. Tentu saya semakin bersemangat. Sekarang, saya berharap agar pandemi ini cepat berakhir, sehingga bisa mengikuti kejuaraan lagi,” pungkasnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cita-cita menjadi atlet terbaik di Indonesia membuat Catherine Elsafa Laia tetap semangat menjalani latihan. Meski dalam suasana Pandemi Covid-19, atlet lompat jauh Kota Medan ini tetap melakukan latihan seperti biasa dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Catherine Elsafa Laia. (ist)

“Pandemi Covid-19 ini memang mengganggu kegiatan olahraga. Tapi sebagai atlet, saya tetap latihan. Sebab, jika berhenti latihan, maka nanti akan mulai dari nol lagi,” ujar Catherine Elsafa Laia kepada Sumut Pos, Selasa (21/9).

Selama Pandemi ini, Catherine latihan enam hari dalam seminggu, dengan durasi pagi dan sore. “Latihan pagi dan sore. Hanya hari Jumat saya libur latihan. Kalau hari Minggu latihan sore saja,” ungkap atlet kelahiran 1 September 2004 ini.

Latihan atlet berusia 17 tahun ini berjalan lancar karena disiplin menerapkan protokol kesehatan. Siswa SMA Nasional Marisi ini selalu menggunakan masker, baik saat di kehidupan sehari-hari. “Bahkan sekarang sudah menjadi terbiasa menggunakan masker. Saat ke luar rumah, merasa ada yang kurang kalau tidak menggunakan masker,” sebutnya.

Selain itu, atlet berdarah Nias ini juga rajin mencuci tangan dan selalu membawa handsanitizer. “Setiap masuk ke venue latihan, kami memang diwajibkan mencuci tangan. Kebetulan fasilitas cuci tangan sudah ada di venue latihan. Dan, saya juga selalu bawa handsanitizer untuk jaga-jaga,” paparnya.

Latihan mereka juga menerapkan jaga jarak. PASI Medan selalu mencari lokasi latihan yang sepi. Kebetulan, atletik merupakan cabang olahraga perseorangan, jadi protokol menjaga jarak bisa diterapkan dengan baik.

“Penerapan prokes memang wajib di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini. Dan, kami juga selalu diinstruksikan untuk menerapkan prokes. Kalau ada yang melanggar, maka akan diberikan sanksi,” papar putri pasangan Bajatulo Laia dengan Yuniati tersebut.

Catherine mengakui kecemasan selalu ada. Namun, demi cinta-cita meraih prestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang, dia tetap menjalani. Bahkan, anak kelima dari enam bersaudara ini, rela menempuh jarak dari Marelan ke venue latihan di Stadion Unimed, Pancing.

“Kebetulan sekolah sekarang juga sedang daring. Jadi tidak ada masalah dalam membagi waktu. Setelah latihan pagi, saya belajar daring. Kemudian sore hari kembali latihan. Memang lelah, tapi saya sadar perlu perjuangan untuk meraih prestasi,” ungkap alumni SMP Negeri 20 Medan ini.

Catherine mulai menekuni lompat jauh pada tahun 2016. Dengan latihan keras, secara perlahan dia meraih berbagai prestasi. Untuk kejuaraan tingkat Kota Medan seperti Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan dan Porwil Medan, Catherine selalu meraih emas. “Untuk even tingkat Kota Medan, belum ada yang bisa mengalahkan saya,” tandasnya.

Lantas apa target di masa mendatang? Catherine menegaskan ingin meraih medali emas di PON 2024. “Target saya adalah PON 2024. Kebetulan saat ini nanti, saya berada di usia emas. Itu merupakan kesempatan untuk membayar lunas semua perjuangan saya selama ini,” ungkapnya.

Alumni SD Negeri 0609455 Medan ini semakin percaya diri karena selalu mendapat dukungan dari orang tua. Sejak menekuni atletik, kedua orang tuanya disebutkan selalu mensuport.

“Kedua orang tua selalu memberi dukungan penuh. Tentu saya semakin bersemangat. Sekarang, saya berharap agar pandemi ini cepat berakhir, sehingga bisa mengikuti kejuaraan lagi,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/