PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan kokoh di puncak klasemen sementara Liga 2 musim 2022/2023 Grup Barat. Pasalnya, Ayam Kinantan sukses mempermalukan tuan rumah PSPS Riau dengan skor 4-3 di Stadion Utama Riau, Kamis (22/9) sore.
Pertandingan ini sempat terhenti beberapa menit karena amukan suporter PSPS. Tidak terima timnya ketinggalan, mereka sempat membakar stadion ketika PSMS mencetak gol keempat di awal babak kedua.
PSMS sendiri memulai laga dengan baik. Mereka memperagakan permainan umpan-umpan pendek. Ichsan Pratama hampir saja menjebol gawang PSPS, andai bola tendangannya tidak mengenai mistar di menit ke-9.
PSPS membuat kejutan di menit ke-20. Tendangan Rio Hardiawan dari luar kotak penalty, gagal diantisipasi kiper PSMS, Adixi Lenzivio.
Kebobolan, para pemain PSMS pun meningkatkan serangan. Tiga menit kemudian, sundulan Imam Mahmudi kembali menerpa mistar gawang PSPS.
PSMS akhirnya menyamakan kedudukan di menit ke-27 melalui Ahmad Ihawan. Umpan Ahmad Bustomi dari tendangan bebas disambar Ahmad Ihwan menjadi gol.
Berhasil menyamakan kedudukan, PSMS semakin termotivasi. Pada menit ke-36, Ahmad Ihwan membuat Ayam Kinantan berbalik unggul setelah sontekkannya menjembol gawang PSPS memanfaatkan umpan pendek dari Sandeni Sidabutar.
Berbalik unggul, para pemain PSMS semakin termotivasi. Fardan Harahap memperbesar keunggulan PSMS setelah tendangan jarah jauhnya pada injury time menembus gawang PSPS. Para pemain PSPS sempat protes karena sebelumnya kiper mereka Ismail Hanapi terkapar akibat berbenturan dengan pemain PSMS.
Namun wasit Hendriansyah tetap mengesahkan gol tersebut. Babak pertama berakhir, PSMS unggul dengan skor 3-1.
Pada babak kedua, PSPS sempat memperagakan permainan cepat. Namun PSMS masih mampu mengimbangi. Justru PSMS memperbesar keunggulan setelah Ahmad Ihwan kembali menjebol gawang PSPS di menit ke-51 sekaligus mencetak hattrick.
Gol ini memicu emosi para suporter PSPS. Mereka mencemooh timnya sendiri. Belum puas, para suporter ini kemudian membakar tribun penonton. Pertandingan pun terhenti. Polisi pun turun tangan mengamankan suporter.
Saat pertandingan dilanjutkan, PSPS berusaha untuk menyamakan kedudukan. Namun mereka hanya mampu mencetak dua gol tambahan melalui Engelberd Sani dan penalti Alif Jailani pada injury time. Wasit memberikan  penalti setelah pemain belakang melakukan handball di kotak terlarang.
Kemenangan ini membuat PSMS kokoh di puncak klasemen semenatara Grup Berat. Mereka mengoleksi 13 angka dari lima pertandingan. Rinciannya, empat kali menang dan sekali imbang. Ayam Kinantan unggul empat angka dari Karo United yang pada saat bersamaan juga mengalahkan tuan rumah PSKC Cimahi dengan skor 1-0.
Pelatih PSMS I Putu Gede, bersyukur timnya meriah poin sempurna alias tiga poin. “Bersyukur Alhamdulillah, hari ini kita bisa memenangi pertandingan dan masih ada beberapa momen yang bikin situasi berhentinya pertandingan, bikin pemain mood-nya hilang, ini pelajaran, ini bisa ambil pengalaman dari situasi,” ucap Putu Gede dalam temu pers usai pertandingan.
“Tapi secara keseluruhan, antusias, motivasi, terus penampilan para pemain sangat luar biasa, saya apresiasi,” tambahnya.
Putu Gede mengakui, performa anak asuhnya menurun pasca usai kerusuhan, sehingga Ayam Kinantan kecolongan dua gol dari Askar Bertuah.”Jadi sudah saya prediksi, makanya saya kumpulkan pemain (saat rusuh), karena grafik kita sedang naik nih, penampilan kita juga bagus, kalau tidak berhenti mungkin kita bisa bikin gol lagi,” ungkapnya.
Dia menyebut kerusuhan tersebut sangat menggangu dan itu mempengaruhi mood penampilan para pemain. “Ini baru pertama kali kita alami seperti ini (di tengah pertandingan terhenti) bagi PSMS. Ini pelajaran banget buat kami (terutama) para pemain,” pungkasnya. (dek)