26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Cabor Boccia Tak Pasang Target Muluk-muluk

Atelt NPC Sumut saat coba melakukan olahraga Boccia saat sosialisasi, Kamis (21/12).

SUMUTPOS.CO – Cabang olahraga Boccia menjadi hal yang baru bagi atlet Paralympian di Sumut. Olahraga yang menuntut strategi dan ketepatan awalnya dirancang untuk dimainkan oleh orang-orang dengan cerebral palsy dan kemampuan motorik.

Di Indonesia sendiri, Boccia baru pertama kali dipertandingkan di Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) VIII di Kota Solo, Oktober 2017 lalu.

Kontingen National Paralympic Committee (NPC) Sumut sendiri tidak mengirimkan atlet untuk berlaga di cabor Boccia ini.

Melihat kebutuhan di Sumatera Utara, NPC Pusat mengirimkan langsung Koordinator Boccia NPC Pusat, Fadillah Umar untuk menyosialisasikan Bocia kepada atlet dan pelatih NPC di Hotel Grand Kanaya, Medan, Kamis (21/12/2017).

“Kita memang telah jalan ke setiap daerah-daerah untuk menyosialisasikan olahraga boccia bagi atlet difabel. Sekarang kita di Sumut untuk melatih atlet difabel serta para pelatih,” katanya kepada Tribun-Medan.com.

Umar mengatakan sosialisasi ini bertujuan untuk menjaring atlet potensial yang memiliki kemampuan dalam hal akurasi. Untuk dipersiapkan untuk mewakili Sumut dan Indonesia di Ajang Asian Para Games 2018 di Jakarta.

“Kita disini mau mencari atlet potensial untuk bisa mewakili Sumut di ajang kejuaraan Nasional, terdekat kita sedang mempersiapkan atlet di kejuaraan Asian Para Games 2018,” jelasnya.

Pria berkacamata ini menambahkan saat ini posisi Indonesia di ajang Boccia memang masih di bawah rata-rata Negara di Asia. “Kita memang akui masih belum sebanding dengan tim di Asia lainnya. Tapi kita optimis bila pembinaan baik dilakukan, Indonesia dapat berkata banyak di tingkat Internasional,” pungkasnya.(don)

Atelt NPC Sumut saat coba melakukan olahraga Boccia saat sosialisasi, Kamis (21/12).

SUMUTPOS.CO – Cabang olahraga Boccia menjadi hal yang baru bagi atlet Paralympian di Sumut. Olahraga yang menuntut strategi dan ketepatan awalnya dirancang untuk dimainkan oleh orang-orang dengan cerebral palsy dan kemampuan motorik.

Di Indonesia sendiri, Boccia baru pertama kali dipertandingkan di Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) VIII di Kota Solo, Oktober 2017 lalu.

Kontingen National Paralympic Committee (NPC) Sumut sendiri tidak mengirimkan atlet untuk berlaga di cabor Boccia ini.

Melihat kebutuhan di Sumatera Utara, NPC Pusat mengirimkan langsung Koordinator Boccia NPC Pusat, Fadillah Umar untuk menyosialisasikan Bocia kepada atlet dan pelatih NPC di Hotel Grand Kanaya, Medan, Kamis (21/12/2017).

“Kita memang telah jalan ke setiap daerah-daerah untuk menyosialisasikan olahraga boccia bagi atlet difabel. Sekarang kita di Sumut untuk melatih atlet difabel serta para pelatih,” katanya kepada Tribun-Medan.com.

Umar mengatakan sosialisasi ini bertujuan untuk menjaring atlet potensial yang memiliki kemampuan dalam hal akurasi. Untuk dipersiapkan untuk mewakili Sumut dan Indonesia di Ajang Asian Para Games 2018 di Jakarta.

“Kita disini mau mencari atlet potensial untuk bisa mewakili Sumut di ajang kejuaraan Nasional, terdekat kita sedang mempersiapkan atlet di kejuaraan Asian Para Games 2018,” jelasnya.

Pria berkacamata ini menambahkan saat ini posisi Indonesia di ajang Boccia memang masih di bawah rata-rata Negara di Asia. “Kita memang akui masih belum sebanding dengan tim di Asia lainnya. Tapi kita optimis bila pembinaan baik dilakukan, Indonesia dapat berkata banyak di tingkat Internasional,” pungkasnya.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/