25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

(1) PSMS vs Semen Padang (1): Semakin Sulit

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harapan masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan untuk melihat PSMS Medan berlaga di Liga 1 musim 2024/2025, tampaknya sulit terwujud. Pasalnya, peluang PSMS Medan untuk lolos ke babak semefinal Liga 2 musim 2023/2024 nyaris tertutup.

Ini terjadi setelah Ayam Kinantan hanya mampu bermain imbang 1-1 saat menjamu Semen Padang di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Senin (22/1).

Pertandingan kemarin sore berjalan sengit dan keras. Paasalnya, kedua tim memang berambisi untuk meraih kemenangan guna memuluskan langkah selanjutnya. Bahkan, wasit harus mengeluarkan tiga kartu merah, dua untuk PSMS dan satu untuk Semen Padang.

Penyerang sekaligus Kapten PSMS, Rachmad Hidayat sudah menerima kartu kuning ketika pertandingan baru berjalan tujuh menit. Bahkan, Derry Rachman dan Sandeni Sidabutar juga harus menerima kartu kuning di babak awal ini.

Meski begitu, PSMS berhasil unggul lebih dulu di menit ke-32. Umpan Munadi diselesaikan dengan baik oleh Ikhsan Chan.

PSMS semakin di atas angin setelah pemain Semen Padang, Syaiful Ramadhan harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu merah. Eks Kapten PSMS ini menerima kartu kuning kedua pada menit ke-43. Tapi hingga babak pertama berakhir, PSMS tidak mampu menambah gol dan unggul 1-0.

Pada babak kedua, petaka justru menghampiri PSMS. Sandeni Sidabutar harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu kuning kedua di menit ke-48. Jumlah pemain kembali berimbang.

Situasi ini dimanfaatkan Semen Padang. Hanya berselang dua menit, Vivi Asriza yang masuk pada awal babak kedua mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Berambisi untuk kembali unggul, PSMS mengganti pemain. Assanur Rijal keluar digantikan Nico Malau. Namun sial, baru satu menit di lapangan, Nico Malau harus keluar karena menerima kartu merah dari wasit Hamdi usai melakukan pelanggaran keras.

Kalah dalam jumlah pemain, PSMS semakin kesulitan mencetak gol kemenangan. Hingga pertandingan usai, tidak ada gol tambahan tercipta. Laga pun berakhir imbang 1-1.

Hasil imbang ini membuat peluang PSMS untuk lolos ke semifinal semakin menipis. Ayam Kinantan masih tertahan di dasar klasemen dengan dua angka dari 4 laga. Sedangkan Semen Padang berada di puncak klasemen dengan 6 angka.

Hasil ini juga membuat penonton kecewa. Mereka sempat berteriak kepada Pembina PSMS Edy Rahmayadi yang berada di Tribun VIP. “Kami kecewa! Panitia, tolong kembalikan uang tiket kami!” teriak mereka. Edy Rahmayadi sempat menghampiri penonton dan berdebat sebelum meninggalkan Tribun VIP.

Caretaker Pelatih PSMS Legimin Raharjo mengaku para pemainnya sudah berusaha maksimal. Namun dua kartu merah merusak skema dan strategi timnya. “Dua pemain kami kartu merah. Ini merupakan hasil maksimal,” ujar Legimin usai pertandingan.

Legimin enggan mengomentari kepemimpinan wasit. Dia menyebutkan penonton bisa melihat sendiri. “Kita bisa lihat sendiri bagaimana kepemimpinan wasit,” ungkapnya. (dek/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harapan masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan untuk melihat PSMS Medan berlaga di Liga 1 musim 2024/2025, tampaknya sulit terwujud. Pasalnya, peluang PSMS Medan untuk lolos ke babak semefinal Liga 2 musim 2023/2024 nyaris tertutup.

Ini terjadi setelah Ayam Kinantan hanya mampu bermain imbang 1-1 saat menjamu Semen Padang di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Senin (22/1).

Pertandingan kemarin sore berjalan sengit dan keras. Paasalnya, kedua tim memang berambisi untuk meraih kemenangan guna memuluskan langkah selanjutnya. Bahkan, wasit harus mengeluarkan tiga kartu merah, dua untuk PSMS dan satu untuk Semen Padang.

Penyerang sekaligus Kapten PSMS, Rachmad Hidayat sudah menerima kartu kuning ketika pertandingan baru berjalan tujuh menit. Bahkan, Derry Rachman dan Sandeni Sidabutar juga harus menerima kartu kuning di babak awal ini.

Meski begitu, PSMS berhasil unggul lebih dulu di menit ke-32. Umpan Munadi diselesaikan dengan baik oleh Ikhsan Chan.

PSMS semakin di atas angin setelah pemain Semen Padang, Syaiful Ramadhan harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu merah. Eks Kapten PSMS ini menerima kartu kuning kedua pada menit ke-43. Tapi hingga babak pertama berakhir, PSMS tidak mampu menambah gol dan unggul 1-0.

Pada babak kedua, petaka justru menghampiri PSMS. Sandeni Sidabutar harus meninggalkan lapangan karena menerima kartu kuning kedua di menit ke-48. Jumlah pemain kembali berimbang.

Situasi ini dimanfaatkan Semen Padang. Hanya berselang dua menit, Vivi Asriza yang masuk pada awal babak kedua mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Berambisi untuk kembali unggul, PSMS mengganti pemain. Assanur Rijal keluar digantikan Nico Malau. Namun sial, baru satu menit di lapangan, Nico Malau harus keluar karena menerima kartu merah dari wasit Hamdi usai melakukan pelanggaran keras.

Kalah dalam jumlah pemain, PSMS semakin kesulitan mencetak gol kemenangan. Hingga pertandingan usai, tidak ada gol tambahan tercipta. Laga pun berakhir imbang 1-1.

Hasil imbang ini membuat peluang PSMS untuk lolos ke semifinal semakin menipis. Ayam Kinantan masih tertahan di dasar klasemen dengan dua angka dari 4 laga. Sedangkan Semen Padang berada di puncak klasemen dengan 6 angka.

Hasil ini juga membuat penonton kecewa. Mereka sempat berteriak kepada Pembina PSMS Edy Rahmayadi yang berada di Tribun VIP. “Kami kecewa! Panitia, tolong kembalikan uang tiket kami!” teriak mereka. Edy Rahmayadi sempat menghampiri penonton dan berdebat sebelum meninggalkan Tribun VIP.

Caretaker Pelatih PSMS Legimin Raharjo mengaku para pemainnya sudah berusaha maksimal. Namun dua kartu merah merusak skema dan strategi timnya. “Dua pemain kami kartu merah. Ini merupakan hasil maksimal,” ujar Legimin usai pertandingan.

Legimin enggan mengomentari kepemimpinan wasit. Dia menyebutkan penonton bisa melihat sendiri. “Kita bisa lihat sendiri bagaimana kepemimpinan wasit,” ungkapnya. (dek/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/