25 C
Medan
Saturday, December 7, 2024
spot_img

Karir Khan Terimbas ISIS

Amir Khan
Amir Khan

LONDON, SUMUTPOS.CO-Stereotype bahwa Islam identik dengan terorisme terus hidup di dunia Barat.  Tak terkecuali di panggung tinju profesional. Mimpi juara dunia kelas welter versi WBA Amir Khan untuk bertarung dengan Floyd Mayweather Jr terancam kandas karena banyak promotor enggan mendanai sebuah pertarungan petinju Muslim karena tak laku dijual.

Khan, petinju Inggris keturunan Pakistan, sudah lama memendam iri melihat penghasilan besar yang diterima siapa pun lawan Mayweather. Pendapatan pay-per-view pertarungan petinju dengan rekor 47 bertanding tanpa kalah itu selalu menyundul langit.

Tapi menurut laporan Independent kemarin (21/9), para promotor tinju di Amerika Serikat (AS) semakin enggan menjual petinju Muslim. Kecenderungan tersebut terus diperparah dengan aksi-aksi mengerikan militan Islamic State di Syria dan Iraq alias ISIS atau ISIL,yang menuai banyak kecaman dari dunia internasional.

Petinju yang sudah 32 kali naik ring itu sudah seringkali mengecam dan mengutuk aksi terorisme tersebut. Dia juga menegaskan bahwa perilaku keji para militan sama sekali bukan cerminan Islam, agama yang dipeluknya.

Tapi itu tidak cukup. Pasar tinju dunia tetap tak merespon positif. “Siapa pun petinju Muslim akan sulit dijual kepada penonton TV dalam pertarungan bergengsi,” ungkap seorang promotor tinju ternama yang identitasnya disamarkan kepada Independent.

“Terlalu banyak Islamophobia (ketakutan terhadap Islam) di sini menyusul beberapa kasus pembunuhan tawanan (oleh militan ISIS),” tandasnya.

Khan pernah diundang makan malam di Gedung Putih oleh Menlu AS Hillary Clinton pada 2011. Dia menjadi satu-satunya tamu dari Inggris di antara banyak tokoh olahraga Muslim di acara tersebut. Tapi sejak saat itu Khan tak pernah mudah masuk ke wilayah Negeri Paman Sam karena tanpa melalui pemeriksaan ketat.

Yang paling baru adalah ditundanya pemberian visa saat petinju 27 tahun tersebut ingin menonton laga Mayweather kontra Marcos Maidana jilid dua, pekan lalu. Bahkan ketika dokumen sudah di tangan, dia harus menjalani pemeriksaan dua jam di Bandara Manchester sebelum terbang menuju Las Vegas.

Asif Vali, mantan manajer bisnis Khan mengatakan, banyak faktor yang selalu menjegalnya masuk ke AS. “Namanya Khan, dia seorang Muslim, dan di antara kunjungannya ke AS dia pernah ke Pakistan, Mesir, dan negara Muslim lainnya untuk berlibur. Itu yang selalu dipermasalahkan,” katanya.

Ayah Amir, Khan berharap, keyakinan yang dipeluk keluarganya tidak merusak prospek pertarungan besar putranya melawan Mayweather. (/jpnn/btr)

Amir Khan
Amir Khan

LONDON, SUMUTPOS.CO-Stereotype bahwa Islam identik dengan terorisme terus hidup di dunia Barat.  Tak terkecuali di panggung tinju profesional. Mimpi juara dunia kelas welter versi WBA Amir Khan untuk bertarung dengan Floyd Mayweather Jr terancam kandas karena banyak promotor enggan mendanai sebuah pertarungan petinju Muslim karena tak laku dijual.

Khan, petinju Inggris keturunan Pakistan, sudah lama memendam iri melihat penghasilan besar yang diterima siapa pun lawan Mayweather. Pendapatan pay-per-view pertarungan petinju dengan rekor 47 bertanding tanpa kalah itu selalu menyundul langit.

Tapi menurut laporan Independent kemarin (21/9), para promotor tinju di Amerika Serikat (AS) semakin enggan menjual petinju Muslim. Kecenderungan tersebut terus diperparah dengan aksi-aksi mengerikan militan Islamic State di Syria dan Iraq alias ISIS atau ISIL,yang menuai banyak kecaman dari dunia internasional.

Petinju yang sudah 32 kali naik ring itu sudah seringkali mengecam dan mengutuk aksi terorisme tersebut. Dia juga menegaskan bahwa perilaku keji para militan sama sekali bukan cerminan Islam, agama yang dipeluknya.

Tapi itu tidak cukup. Pasar tinju dunia tetap tak merespon positif. “Siapa pun petinju Muslim akan sulit dijual kepada penonton TV dalam pertarungan bergengsi,” ungkap seorang promotor tinju ternama yang identitasnya disamarkan kepada Independent.

“Terlalu banyak Islamophobia (ketakutan terhadap Islam) di sini menyusul beberapa kasus pembunuhan tawanan (oleh militan ISIS),” tandasnya.

Khan pernah diundang makan malam di Gedung Putih oleh Menlu AS Hillary Clinton pada 2011. Dia menjadi satu-satunya tamu dari Inggris di antara banyak tokoh olahraga Muslim di acara tersebut. Tapi sejak saat itu Khan tak pernah mudah masuk ke wilayah Negeri Paman Sam karena tanpa melalui pemeriksaan ketat.

Yang paling baru adalah ditundanya pemberian visa saat petinju 27 tahun tersebut ingin menonton laga Mayweather kontra Marcos Maidana jilid dua, pekan lalu. Bahkan ketika dokumen sudah di tangan, dia harus menjalani pemeriksaan dua jam di Bandara Manchester sebelum terbang menuju Las Vegas.

Asif Vali, mantan manajer bisnis Khan mengatakan, banyak faktor yang selalu menjegalnya masuk ke AS. “Namanya Khan, dia seorang Muslim, dan di antara kunjungannya ke AS dia pernah ke Pakistan, Mesir, dan negara Muslim lainnya untuk berlibur. Itu yang selalu dipermasalahkan,” katanya.

Ayah Amir, Khan berharap, keyakinan yang dipeluk keluarganya tidak merusak prospek pertarungan besar putranya melawan Mayweather. (/jpnn/btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/