26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Formasi Putu Gede Mulai Dikritik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil imbang melawan PSKC Cimahi pada laga perdana Liga 2 musim 2022/2023 sangat mengecewakan pendukung PSMS Medan. Pasalnya laga ini bisa dimenangkan Ayam Kinantan.

Pada pertandingan yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Selasa (31/8) lalu, PSMS hanya mampu bermain imbang tanpa gol. Padahal, dari segi permainan, Ayam Kinantan unggul atas tuan rumah.

Pecinta PSMS Indra Effendi Rangkuti mengaku kecewa dengan hasil ini. Dan, dia lebih kecewa melihat formasi yang diturunkan I Putu Gede sebagai starter. Dari 11 pemain yang jadi starter, tidak ada pemain asal Sumatera Utara.

“Saya sebagai penggemar PSMS sangat kecewa dengan hasil imbang itu. Dan, lebih kecewa ketika tidak ada pemain asal Sumut jadi starter. Sudah beberapa kali PSMS ditangani pelatih luar, tapi baru kali ini tidak ada pemain asal Medan jadi starter,” ujar Indra Effendi Rangkuti, Sabtu (3/9).

Indra juga mempertanyakan keputusan Putu Gede menjadikan Arif Suyono sebagai starter. Pasalnya, pemain berusia 38 tahun itu baru sembuh dari cedera. Bahkan saat di Turnamen Pra-musim Gubsu Edy Rahmayadi Cup 2022, dia juga cedera.

“Kita tahu Arif Suyono jarang dimainkan pada uji coba karena cedera. Entah kepada saat lawan PSKC dia menjadi starter? Kita ingin tidak ada istilah Anak Emas di PSMS,” tegas Indra.

Indra menambahkan, Fardan Harahap dan Ricat Turnip justru tampil bagus pada uji coba dan pra musim. Namun saat lawan PSKC justru jadi cadangan. “Padahal setelah Fardan masuk menggantikan Arif Suyono, permainan PSMS justru semakin hidup,” tegasnya.

Pria yang gemar mengumpulkan sejarah PSMS ini menegaskan, Putu Gede harus melakukan evaluasi saat melawan Persiraja Banda Aceh, Senin (5/9). Melihat Persiraja baru dibentuk selama seminggu, PSMS seharusnya meraih kemenangan.

“Kalau lawan Persiraja gagal menang, maka sudah selayaknya Putu Gede dievaluasi. Tim Persiraja baru dibentuk seminggu, sedangkan PSMS sudah empat bulan. Dan, semua pemain adalah pilihan pelatih Kalau gagal, berarti kesalahan di tangan pelatih,” tegasnya.

Kritikan juga datang dari SMeCK Jabodetabek yang menyaksikan langsung pertandingan PSMS melawan PSKC Cimahi ke Stadion Si Jalak Harupat. Mereka mengaku kecewa dengan gaya permainan yang ditunjukan anak asuh I Putu Gede tersebut. “Secara kualitas sepertinya pemain PSKC jauh di bawah PSMS Entah kenapa sangat membosankan permainan PSMS malam ini,” ujar Ketua SMeCK Hooligan Jabodetabek, Gordon Manullang.

Gordon juga mengaku heran dengan keputusan pelatih I Putu Gede yang memainkan seluruh striker dan pemain yang kurang bertenaga.

“Arif Suyono yang notabene langganan cidera, fisiknya sudah kurang, hingga ujicoba kemaren jarang dimainkan, malah jadi starting. Begitupun Beni Okto dan Dian Sasongko yang baru 30 menit awal sudah ngos-ngosan,” ucap Gordon.

Gordon pun menganggap gaya permainan yang ditampilkan pada laga malam itu bukanlah ciri khas permainan PSMS. “PSMS selalu punya pemain cepat, tangkas, lincah dan berani adu duel,” ujarnya lagi.

Gordon juga kembali mempertanyakan sikap I Putu Gede yang tidak memasukkan satupun pemain Sumut dalam kerangka starting eleven-nya. “Kenapa Nico Malau, Richard Turnip, Sandeni Sidabutar, Fardan Harahap tidak jadi pilihan utama?” tutur Gordon.

Sedangkan Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang ketika dikonfirmasi enggan banyak berkomentar karena menurutnya secara teknis itu ranahnya pelatih sehingga Putu Gede yang berhak menjawabnya.

“Sebagai manager, saya tidak mau ikut campur atau intervensi secara teknis. Sekali lagi 100 persen itu kewenangan coach. Tapi secara pribadi sebagai manager saya pun kecewa dengan hasil seri itu. Tentu dari awal saya berharap dapat membawa pulang tiga poin, apalagi tahun ini management sudah berbenah dan sudah lebih profesional dari sebelumnya,” kata Mulyadi Simatupang, Sabtu (3/9).

Pria yang sudah dua tahun menjadi manajer PSMS ini berharap keprofesionalan manajemen dibarengi dengan prestasi. “Kita tentu berharap hasilnya bisa sinkron dengan prestasi, sehingga PSMS bisa lolos ke Liga 1. Ini merupakan harapan seluruh masyarakat Sumatera Utara di mana pun berada,” tegasnya.

Begitu juga dengan starter yang diturunkan lawan PSKC, Mulyadi enggan berkomentar. Dia menegaskan, urusan teknik merupakan tanggungjawab pelatih. “Itu bukan ranah saya sebagai manajer. Bagi saya target adalah lolos ke Liga 1. Kalau tidak lolos, saya akan melakuka evaluasi. Beri kesempatan, karena ini masih pertandingan awal,” pungkasnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil imbang melawan PSKC Cimahi pada laga perdana Liga 2 musim 2022/2023 sangat mengecewakan pendukung PSMS Medan. Pasalnya laga ini bisa dimenangkan Ayam Kinantan.

Pada pertandingan yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Selasa (31/8) lalu, PSMS hanya mampu bermain imbang tanpa gol. Padahal, dari segi permainan, Ayam Kinantan unggul atas tuan rumah.

Pecinta PSMS Indra Effendi Rangkuti mengaku kecewa dengan hasil ini. Dan, dia lebih kecewa melihat formasi yang diturunkan I Putu Gede sebagai starter. Dari 11 pemain yang jadi starter, tidak ada pemain asal Sumatera Utara.

“Saya sebagai penggemar PSMS sangat kecewa dengan hasil imbang itu. Dan, lebih kecewa ketika tidak ada pemain asal Sumut jadi starter. Sudah beberapa kali PSMS ditangani pelatih luar, tapi baru kali ini tidak ada pemain asal Medan jadi starter,” ujar Indra Effendi Rangkuti, Sabtu (3/9).

Indra juga mempertanyakan keputusan Putu Gede menjadikan Arif Suyono sebagai starter. Pasalnya, pemain berusia 38 tahun itu baru sembuh dari cedera. Bahkan saat di Turnamen Pra-musim Gubsu Edy Rahmayadi Cup 2022, dia juga cedera.

“Kita tahu Arif Suyono jarang dimainkan pada uji coba karena cedera. Entah kepada saat lawan PSKC dia menjadi starter? Kita ingin tidak ada istilah Anak Emas di PSMS,” tegas Indra.

Indra menambahkan, Fardan Harahap dan Ricat Turnip justru tampil bagus pada uji coba dan pra musim. Namun saat lawan PSKC justru jadi cadangan. “Padahal setelah Fardan masuk menggantikan Arif Suyono, permainan PSMS justru semakin hidup,” tegasnya.

Pria yang gemar mengumpulkan sejarah PSMS ini menegaskan, Putu Gede harus melakukan evaluasi saat melawan Persiraja Banda Aceh, Senin (5/9). Melihat Persiraja baru dibentuk selama seminggu, PSMS seharusnya meraih kemenangan.

“Kalau lawan Persiraja gagal menang, maka sudah selayaknya Putu Gede dievaluasi. Tim Persiraja baru dibentuk seminggu, sedangkan PSMS sudah empat bulan. Dan, semua pemain adalah pilihan pelatih Kalau gagal, berarti kesalahan di tangan pelatih,” tegasnya.

Kritikan juga datang dari SMeCK Jabodetabek yang menyaksikan langsung pertandingan PSMS melawan PSKC Cimahi ke Stadion Si Jalak Harupat. Mereka mengaku kecewa dengan gaya permainan yang ditunjukan anak asuh I Putu Gede tersebut. “Secara kualitas sepertinya pemain PSKC jauh di bawah PSMS Entah kenapa sangat membosankan permainan PSMS malam ini,” ujar Ketua SMeCK Hooligan Jabodetabek, Gordon Manullang.

Gordon juga mengaku heran dengan keputusan pelatih I Putu Gede yang memainkan seluruh striker dan pemain yang kurang bertenaga.

“Arif Suyono yang notabene langganan cidera, fisiknya sudah kurang, hingga ujicoba kemaren jarang dimainkan, malah jadi starting. Begitupun Beni Okto dan Dian Sasongko yang baru 30 menit awal sudah ngos-ngosan,” ucap Gordon.

Gordon pun menganggap gaya permainan yang ditampilkan pada laga malam itu bukanlah ciri khas permainan PSMS. “PSMS selalu punya pemain cepat, tangkas, lincah dan berani adu duel,” ujarnya lagi.

Gordon juga kembali mempertanyakan sikap I Putu Gede yang tidak memasukkan satupun pemain Sumut dalam kerangka starting eleven-nya. “Kenapa Nico Malau, Richard Turnip, Sandeni Sidabutar, Fardan Harahap tidak jadi pilihan utama?” tutur Gordon.

Sedangkan Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang ketika dikonfirmasi enggan banyak berkomentar karena menurutnya secara teknis itu ranahnya pelatih sehingga Putu Gede yang berhak menjawabnya.

“Sebagai manager, saya tidak mau ikut campur atau intervensi secara teknis. Sekali lagi 100 persen itu kewenangan coach. Tapi secara pribadi sebagai manager saya pun kecewa dengan hasil seri itu. Tentu dari awal saya berharap dapat membawa pulang tiga poin, apalagi tahun ini management sudah berbenah dan sudah lebih profesional dari sebelumnya,” kata Mulyadi Simatupang, Sabtu (3/9).

Pria yang sudah dua tahun menjadi manajer PSMS ini berharap keprofesionalan manajemen dibarengi dengan prestasi. “Kita tentu berharap hasilnya bisa sinkron dengan prestasi, sehingga PSMS bisa lolos ke Liga 1. Ini merupakan harapan seluruh masyarakat Sumatera Utara di mana pun berada,” tegasnya.

Begitu juga dengan starter yang diturunkan lawan PSKC, Mulyadi enggan berkomentar. Dia menegaskan, urusan teknik merupakan tanggungjawab pelatih. “Itu bukan ranah saya sebagai manajer. Bagi saya target adalah lolos ke Liga 1. Kalau tidak lolos, saya akan melakuka evaluasi. Beri kesempatan, karena ini masih pertandingan awal,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/