28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Syarifuddin Lukito Sempat Berjualan Cendol agar Bisa Melanjutkan Perjalanan

Lima Tahun Tujuh Bulan Keliling Indonesia Mempergunakan Sepeda Motor  

MEDAN-Ada yang unik di Balai Kota Medan Jalan Maulana Lubis, Rabu (23/1). Sekitar pukul 09.00, sebuah sepeda motor dengan berbagai ornamen unik dan puluhan bendera di bahagian belakang layaknya gerobak memasuki pelataran parkir belakang kantor Wali Kota Medan. Tampak pria gondrong dengan tubuh semampai melangkah pasti menemui empat biker dari Honda Mega Pro Club Indonesia (HMPCI) Chapter Medan yang sudah menunggu. Didampingi Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut), Ijeck, mereka menghadap Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM.

<a href=”http://images.hariansumutpos.com/2013/01/24/biker-ijeck-dan-penjelajah_full.jpg”><img alt=”KOMPAK: Biker asal Pekanbaru Syarifuddin Lukito ( atas sepeda motor) diabdaikan bersama Ketua IMI Sumut Ijeck  bikers asal Sumut lainnya. //istimewa/SUMUT POS” src=”http://images.hariansumutpos.com/2013/01/24/biker-ijeck-dan-penjelajah_medium.jpg” title=”KOMPAK: Biker asal Pekanbaru Syarifuddin Lukito (di atas sepeda motor) diabdaikan bersama Ketua IMI Sumut Ijeck dan bikers asal Sumut lainnya. //istimewa/SUMUT POS” width=”350″ /></a>
KOMPAK: Biker asal Pekanbaru Syarifuddin Lukito (di atas sepeda motor) diabdaikan bersama Ketua IMI Sumut Ijeck dan bikers asal Sumut lainnya. //istimewa/SUMUT POS

Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Pemko Medan ini memberi apresiasi terhadap Syarifuddin Lukito, pria kelahiran Pekan Baru 33 tahun silam untuk penjelajahan nusantara yang dilakoninya sejak lima tahun, tujuh bulan lalu. Pasalnya, pria yang akrab disapa bro Lucky ini mengusung kampanye damai dan semangat nasionalisme di negeri dengan beragam kebudayaan, Indonesia.

“Indonesia merdeka bukan karena polisi atau peralatan perang yang canggih, melainkan semangat nasionalisme. Melalui jelajah nusantara ini, saya ingin mengajak seluruh kebudayaan yang ada untuk saling mengenal, saling menghargai untuk sebuah perdamaian,” ucap bro Lucky yang ditemui di Istana Maimon Jalan Brigjen Katamso Medan.

Untuk mewujudkannya, bro Lucky berusaha mendapatkan dokumentasi dari setiap lokasi yang disinggahi. Baik itu ikon daerah, kebudayaan tradisional, objek pariwisata hingga mengabadikan kebersamaan dengan pimpinan daerah setempat. Sekalipun untuk mendapatkan semua itu, dirinya harus menyusuri jalan berlumpur, membelah hutan, maupun menyeberangi lautan. Tidak sekedar melintas di jalan besar seperti rute touring kebanyakan.
Menjaga semangat nasionalisme tadi, bro Lucky yang pernah terdaftar di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Riau ini pun menolak embel-embel produk dari sponsor. “Untuk mendukung perjalanan sih OK, tapi kalau harus mengenakan logo produk, saya tidak mau. Karena nasionalisme harus dari hati,” tutur kelahiran 14 Januari 1980 ini.

Mengawali perjalanan dari Pekan Baru, 13 Juni 2007 silam, banyak suka maupun duka yang ia alami. Dari terjebak jalan berlumpur sepanjang 400 kilometer dalan penjalanan antara Merauke dengan Boven Digoel, selama satu minggu, suami Ryan Yulmita ini bahkan pernah disandera oleh kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS). Dirinya bahkan bergabung dengan pekerja di Puncak Jaya Pura selama tiga minggu maupun berjualan cendol demi modal melanjutkan perjalanan. “Padahal pemborongnya nyuruh tidak usah bekerja. Tapi saya juga ingin punya pertinggal di setiap daerah dari hasil keringat,” tambah bro Lucky.

Dan memang, semangat untuk pantang menyerah juga niat tulus yang ditunjukkan mendapat simpatik dari sebahagian besar daerah yang dikunjungi. Seperti sambutan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dikenal tertutup khususnya orang asing. Terlebih saat tiba di Kota Medan sebagai kota ke 460 yang dikunjunginya. “Senang sekali saya dapat kenal dengan Gubernur Sumatera Utara, Bapak Gatot Pujo Nugroho maupun Wali Kota Medan, Bapak Drs H Rahudman Harahap MM atas sambutannya yang luar biasa. Khususnya Ketua IMI Sumut, abangda Ijeck atas waktu yang diluangkan untuk mendampingi saya beraudiensi tadi. Tidak heran bila dunia otomotif Sumatera Utara berkembang di bawah kepemimpinannya,” hatur bro Lucky yang saat ini menunggu kelahiran anak pertamanya.

Ya, setelah mengunjungi 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bro Lucky juga akan mengunjungi seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD) sebelum menutup jelajah nusantara ini di Pekan Baru. Rencananya, perjalanan yang juga melintasi Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini ini akan dibukukan. Dengan demikian, semangat nasionalisme dapat disebarkan ke seluruh generasi penerus bangsa ini. Semangat nasionalisme yang tidak dilihat dengan kaca mata para pejabat, melainkan dari atas sepedamotor dengan lumpur ibu pertiwi. Sukses bro Lucky. (ije)

Lima Tahun Tujuh Bulan Keliling Indonesia Mempergunakan Sepeda Motor  

MEDAN-Ada yang unik di Balai Kota Medan Jalan Maulana Lubis, Rabu (23/1). Sekitar pukul 09.00, sebuah sepeda motor dengan berbagai ornamen unik dan puluhan bendera di bahagian belakang layaknya gerobak memasuki pelataran parkir belakang kantor Wali Kota Medan. Tampak pria gondrong dengan tubuh semampai melangkah pasti menemui empat biker dari Honda Mega Pro Club Indonesia (HMPCI) Chapter Medan yang sudah menunggu. Didampingi Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut), Ijeck, mereka menghadap Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM.

<a href=”http://images.hariansumutpos.com/2013/01/24/biker-ijeck-dan-penjelajah_full.jpg”><img alt=”KOMPAK: Biker asal Pekanbaru Syarifuddin Lukito ( atas sepeda motor) diabdaikan bersama Ketua IMI Sumut Ijeck  bikers asal Sumut lainnya. //istimewa/SUMUT POS” src=”http://images.hariansumutpos.com/2013/01/24/biker-ijeck-dan-penjelajah_medium.jpg” title=”KOMPAK: Biker asal Pekanbaru Syarifuddin Lukito (di atas sepeda motor) diabdaikan bersama Ketua IMI Sumut Ijeck dan bikers asal Sumut lainnya. //istimewa/SUMUT POS” width=”350″ /></a>
KOMPAK: Biker asal Pekanbaru Syarifuddin Lukito (di atas sepeda motor) diabdaikan bersama Ketua IMI Sumut Ijeck dan bikers asal Sumut lainnya. //istimewa/SUMUT POS

Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Pemko Medan ini memberi apresiasi terhadap Syarifuddin Lukito, pria kelahiran Pekan Baru 33 tahun silam untuk penjelajahan nusantara yang dilakoninya sejak lima tahun, tujuh bulan lalu. Pasalnya, pria yang akrab disapa bro Lucky ini mengusung kampanye damai dan semangat nasionalisme di negeri dengan beragam kebudayaan, Indonesia.

“Indonesia merdeka bukan karena polisi atau peralatan perang yang canggih, melainkan semangat nasionalisme. Melalui jelajah nusantara ini, saya ingin mengajak seluruh kebudayaan yang ada untuk saling mengenal, saling menghargai untuk sebuah perdamaian,” ucap bro Lucky yang ditemui di Istana Maimon Jalan Brigjen Katamso Medan.

Untuk mewujudkannya, bro Lucky berusaha mendapatkan dokumentasi dari setiap lokasi yang disinggahi. Baik itu ikon daerah, kebudayaan tradisional, objek pariwisata hingga mengabadikan kebersamaan dengan pimpinan daerah setempat. Sekalipun untuk mendapatkan semua itu, dirinya harus menyusuri jalan berlumpur, membelah hutan, maupun menyeberangi lautan. Tidak sekedar melintas di jalan besar seperti rute touring kebanyakan.
Menjaga semangat nasionalisme tadi, bro Lucky yang pernah terdaftar di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Riau ini pun menolak embel-embel produk dari sponsor. “Untuk mendukung perjalanan sih OK, tapi kalau harus mengenakan logo produk, saya tidak mau. Karena nasionalisme harus dari hati,” tutur kelahiran 14 Januari 1980 ini.

Mengawali perjalanan dari Pekan Baru, 13 Juni 2007 silam, banyak suka maupun duka yang ia alami. Dari terjebak jalan berlumpur sepanjang 400 kilometer dalan penjalanan antara Merauke dengan Boven Digoel, selama satu minggu, suami Ryan Yulmita ini bahkan pernah disandera oleh kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS). Dirinya bahkan bergabung dengan pekerja di Puncak Jaya Pura selama tiga minggu maupun berjualan cendol demi modal melanjutkan perjalanan. “Padahal pemborongnya nyuruh tidak usah bekerja. Tapi saya juga ingin punya pertinggal di setiap daerah dari hasil keringat,” tambah bro Lucky.

Dan memang, semangat untuk pantang menyerah juga niat tulus yang ditunjukkan mendapat simpatik dari sebahagian besar daerah yang dikunjungi. Seperti sambutan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dikenal tertutup khususnya orang asing. Terlebih saat tiba di Kota Medan sebagai kota ke 460 yang dikunjunginya. “Senang sekali saya dapat kenal dengan Gubernur Sumatera Utara, Bapak Gatot Pujo Nugroho maupun Wali Kota Medan, Bapak Drs H Rahudman Harahap MM atas sambutannya yang luar biasa. Khususnya Ketua IMI Sumut, abangda Ijeck atas waktu yang diluangkan untuk mendampingi saya beraudiensi tadi. Tidak heran bila dunia otomotif Sumatera Utara berkembang di bawah kepemimpinannya,” hatur bro Lucky yang saat ini menunggu kelahiran anak pertamanya.

Ya, setelah mengunjungi 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bro Lucky juga akan mengunjungi seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD) sebelum menutup jelajah nusantara ini di Pekan Baru. Rencananya, perjalanan yang juga melintasi Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini ini akan dibukukan. Dengan demikian, semangat nasionalisme dapat disebarkan ke seluruh generasi penerus bangsa ini. Semangat nasionalisme yang tidak dilihat dengan kaca mata para pejabat, melainkan dari atas sepedamotor dengan lumpur ibu pertiwi. Sukses bro Lucky. (ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/