30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Prestasi Terburuk

Tim Thomas Indonesia Gagal ke Semifinal

WUHAN- Lolos ke semifinal dan final sudah tradisi bagi tim Thomas Indonesia. Tapi, tradisi itu patah pada 2012.
Itu setelah Merah Putih menyerah 2-3 dari Jepang pada babak perempat final Piala Thomas yang dilaksanakan di Wuhan Sports Gymnasium Center, Wuhan, Tiongkok, kemarin (23/5). Kekalahan Dionysius Hayom Rumbaka 14-21, 19-21 dari tunggal ketiga Jepang Takuma Ueda membuat Indonesia gagal menantang Tiongkok pada babak semifinal.

“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin di lapangan. Tapi, lawan berhasil mendikte permainan saya dan terus menekan dengan memainkan bola-bola bawah,” kata Hayom setelah pertandingan.

Dia mengatakan sudah mengerahkan semua kemampuan untuk bisa membawa Indonesia lolos ke semifinal. Sayang, usahanya belum membuahkan hasil.
“Istilahnya, kalau memang harus mendapat kartu kuning pun, saya sudah menempuh cara itu,” sambung Hayom.
Kekalahan Hayom membuat kepala semua pebulu tangkis dan ofisial Indonesia tertunduk lesu. Sebelum partai Hayom versus Takuma Ueda, Indonesia dan Jepang berbagi angka 2-2.

Poin Indonesia disumbangkan tunggal pertama Simon Santoso yang menang atas Sho Sasaki dua game langsung 22-20, 21-14. Satu poin lainnya lahir dari ganda kedua Indonesia M Ahsan/Alvent Yulianto yang sukses menumbangkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 21-17, 21-13.

Sementara, dua poin Jepang disumbangkan tunggal kedua Kenichi Tago yang menang mudah atas Taufik Hidayat 21-12, 21-17. Ganda pertama Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan juga gagal menyumbangkan poin setelah dibuat babak belur oleh Noriyasu Hirata/Hirokatsu Hashimoto 16-21, 18-21.

Manajer tim Thomas-Uber Indonesia M. Feriansyah mengatakan, faktor utama kekalahan timnya adalah kelelahan para pebulu tangkis. Kondisi tersebut diperparah dengan kinerja panitia kejuaraan yang jauh dari kata profesional.
“Hasil drawing saja baru selesai jam satu malam, sementara kami diharuskan memberikan line up ke panitia jam tujuh pagi. Ini yang membuat semuanya berlangsung tergesa-gesa,” keluhnya.

Feriansyah mengakui, Taufik Hidayat dkk telah menunjukkan perjuangan maksimal untuk tanah air. “Ini adalah sebuah kompetisi. Menang dan kalah itu adalah sesuatu yang lumrah,” ucapnya.
Indonesia kali terakhir menjadi juara Piala Thomas pada 2002. Setelah itu, pencapaian paling tinggi adalah runner-up pada 2010. (dik/c2/diq/jpnn)

Tim Thomas Indonesia Gagal ke Semifinal

WUHAN- Lolos ke semifinal dan final sudah tradisi bagi tim Thomas Indonesia. Tapi, tradisi itu patah pada 2012.
Itu setelah Merah Putih menyerah 2-3 dari Jepang pada babak perempat final Piala Thomas yang dilaksanakan di Wuhan Sports Gymnasium Center, Wuhan, Tiongkok, kemarin (23/5). Kekalahan Dionysius Hayom Rumbaka 14-21, 19-21 dari tunggal ketiga Jepang Takuma Ueda membuat Indonesia gagal menantang Tiongkok pada babak semifinal.

“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin di lapangan. Tapi, lawan berhasil mendikte permainan saya dan terus menekan dengan memainkan bola-bola bawah,” kata Hayom setelah pertandingan.

Dia mengatakan sudah mengerahkan semua kemampuan untuk bisa membawa Indonesia lolos ke semifinal. Sayang, usahanya belum membuahkan hasil.
“Istilahnya, kalau memang harus mendapat kartu kuning pun, saya sudah menempuh cara itu,” sambung Hayom.
Kekalahan Hayom membuat kepala semua pebulu tangkis dan ofisial Indonesia tertunduk lesu. Sebelum partai Hayom versus Takuma Ueda, Indonesia dan Jepang berbagi angka 2-2.

Poin Indonesia disumbangkan tunggal pertama Simon Santoso yang menang atas Sho Sasaki dua game langsung 22-20, 21-14. Satu poin lainnya lahir dari ganda kedua Indonesia M Ahsan/Alvent Yulianto yang sukses menumbangkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 21-17, 21-13.

Sementara, dua poin Jepang disumbangkan tunggal kedua Kenichi Tago yang menang mudah atas Taufik Hidayat 21-12, 21-17. Ganda pertama Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan juga gagal menyumbangkan poin setelah dibuat babak belur oleh Noriyasu Hirata/Hirokatsu Hashimoto 16-21, 18-21.

Manajer tim Thomas-Uber Indonesia M. Feriansyah mengatakan, faktor utama kekalahan timnya adalah kelelahan para pebulu tangkis. Kondisi tersebut diperparah dengan kinerja panitia kejuaraan yang jauh dari kata profesional.
“Hasil drawing saja baru selesai jam satu malam, sementara kami diharuskan memberikan line up ke panitia jam tujuh pagi. Ini yang membuat semuanya berlangsung tergesa-gesa,” keluhnya.

Feriansyah mengakui, Taufik Hidayat dkk telah menunjukkan perjuangan maksimal untuk tanah air. “Ini adalah sebuah kompetisi. Menang dan kalah itu adalah sesuatu yang lumrah,” ucapnya.
Indonesia kali terakhir menjadi juara Piala Thomas pada 2002. Setelah itu, pencapaian paling tinggi adalah runner-up pada 2010. (dik/c2/diq/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/