30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Tersingkir di Piala Sudirman 2013 Fokus Regenerasi

Tersingkir di Piala Sudirman 2013 Fokus Regenerasi
Tersingkir di Piala Sudirman 2013
Fokus Regenerasi

KUALA LUMPUR-Indonesia memetik pelajaran berharga di Piala Sudirman 2013 ini. Usai disingkirkan Tiongkok di Putra Stadium Bukit Jalil pada babak perempatfinal, Kamis (23/5), untuk masa mendatang ‘Merah Putih’ punya pemain harapan.

Sebut saja di ganda putra Angga Pratama (22 tahun)/Ryan Agung Saputro (23 tahun). Lalu Linda Wenifanetri (23 tahun) untuk tunggal putri. Dan Tommy Sugiarto (24 tahun). Keempat pemain itu diharapkan mencapai peak dalam dua tahun mendatang.

Kabidbinpres PB PBSI Rexy Mainaky, menuturkan, tak terlalu kecewa dengan hasil kemarin. Kalaupun kalah dan tersingkir oleh Tiongkok, perkembangan pemain Pelatnas saat ini cukup membanggakan. “Kami lihat dalam Piala Sudirman ini, pemain-pemain muda bisa menunjukkan sesuatu yang lebih. Meski muda mereka secara mental sudah lebih tertata. Untuk ke depan, kami sudah punya langkah mau diapakan pemain muda nantinya,” tutur Rexy.

Dari pandangan Rexy, Angga/Ryan, Linda, dan Tommy sudah membuktikan kemampuannya di Piala Sudirman ini. Angga/Ryan bahkan kemarin menggebuk juara Olimpiade 2012 Cai Yun/Fu Haifeng lewat rubber game.

Rexy mengaku belajar banyak dari generasi emas terakhir Indonesia era ‘90-an. Memang saat itu Indonesia punya segudang pemain top. Sebut saja Susi Susanti, Joko Suprianto, Ardy B Wiranata, Alan Budikusuma, hingga Lili Tampi/Finarsih.

Namun karena terlena dengan nama-nama tersebut, Indonesia lupa melakukan regenerasi. Alhasil di era 2000-an, hanya sedikit pemain yang moncer. Kalaupun ada itu seperti Taufik Hidayat, Maria Kristin, atau Candra Wijaya/Sigit Budiarto.

“Ini pekerjaan besar yang kami harus kerjakan dalam waktu dekat ini. Mencetak pemain andal dan regenerasi. Karena itu, di PB PBSI sekarang saya sudah mulai memasukkan sport science dan sebagainya,” jelas Rexy.

Di Piala Sudirman ini, Rexy mengapresiasi langkah Jerman yang berani meninggalkan pemain senior mereka seperti Juliane Schenk dan Marc Zwiebler. Mereka malah memilih pemain muda seperti Dieter Domke dan Olga Konon.
Pelatih asal Ternate ini menuturkan kewenangan yang dimilikinya saat ini memungkinkan menata banyak hal di Pelatnas. Mulai pengaturan turnamen yang diikuti, lalu menentukan susunan pemain, atau promosi-degradasi atlet Pelatnas. (dra/jpnn)

Tersingkir di Piala Sudirman 2013 Fokus Regenerasi
Tersingkir di Piala Sudirman 2013
Fokus Regenerasi

KUALA LUMPUR-Indonesia memetik pelajaran berharga di Piala Sudirman 2013 ini. Usai disingkirkan Tiongkok di Putra Stadium Bukit Jalil pada babak perempatfinal, Kamis (23/5), untuk masa mendatang ‘Merah Putih’ punya pemain harapan.

Sebut saja di ganda putra Angga Pratama (22 tahun)/Ryan Agung Saputro (23 tahun). Lalu Linda Wenifanetri (23 tahun) untuk tunggal putri. Dan Tommy Sugiarto (24 tahun). Keempat pemain itu diharapkan mencapai peak dalam dua tahun mendatang.

Kabidbinpres PB PBSI Rexy Mainaky, menuturkan, tak terlalu kecewa dengan hasil kemarin. Kalaupun kalah dan tersingkir oleh Tiongkok, perkembangan pemain Pelatnas saat ini cukup membanggakan. “Kami lihat dalam Piala Sudirman ini, pemain-pemain muda bisa menunjukkan sesuatu yang lebih. Meski muda mereka secara mental sudah lebih tertata. Untuk ke depan, kami sudah punya langkah mau diapakan pemain muda nantinya,” tutur Rexy.

Dari pandangan Rexy, Angga/Ryan, Linda, dan Tommy sudah membuktikan kemampuannya di Piala Sudirman ini. Angga/Ryan bahkan kemarin menggebuk juara Olimpiade 2012 Cai Yun/Fu Haifeng lewat rubber game.

Rexy mengaku belajar banyak dari generasi emas terakhir Indonesia era ‘90-an. Memang saat itu Indonesia punya segudang pemain top. Sebut saja Susi Susanti, Joko Suprianto, Ardy B Wiranata, Alan Budikusuma, hingga Lili Tampi/Finarsih.

Namun karena terlena dengan nama-nama tersebut, Indonesia lupa melakukan regenerasi. Alhasil di era 2000-an, hanya sedikit pemain yang moncer. Kalaupun ada itu seperti Taufik Hidayat, Maria Kristin, atau Candra Wijaya/Sigit Budiarto.

“Ini pekerjaan besar yang kami harus kerjakan dalam waktu dekat ini. Mencetak pemain andal dan regenerasi. Karena itu, di PB PBSI sekarang saya sudah mulai memasukkan sport science dan sebagainya,” jelas Rexy.

Di Piala Sudirman ini, Rexy mengapresiasi langkah Jerman yang berani meninggalkan pemain senior mereka seperti Juliane Schenk dan Marc Zwiebler. Mereka malah memilih pemain muda seperti Dieter Domke dan Olga Konon.
Pelatih asal Ternate ini menuturkan kewenangan yang dimilikinya saat ini memungkinkan menata banyak hal di Pelatnas. Mulai pengaturan turnamen yang diikuti, lalu menentukan susunan pemain, atau promosi-degradasi atlet Pelatnas. (dra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/