26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Bentuk Dasar Sepak Bola dari Usia Dini, Tri Yudha Handoko Dirikan Medan Kiddos Soccer Academy

doni hermawan/sumut pos
BERSAMA: Medan Kiddos Soccer Academy berfoto bersama usai latihan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usai pensiun dari pemain profesional, Tri Yudha Handoko punya kegiatan baru. Mantan gelandang PSMS dan PSDS ini kini menjadi pelatih. Namun Yudha mengawalinya dengan melatih anak-anak kecil lewat akademi yang didirikannya bernama Medan Kiddos Soccer Academy (MKSA).

Suasana di Lapangan futsal Total, Jalan Dr Mansyur Baru benar-benar ceria, Sabtu (24/2) sore itu. Sekitar 30 anak-anak dengan seragam yang sama terlihat meramaikan salah satu lapangan beralaskan rumput sintetis itu. Usia mereka beragam. Mulai dari usia 4 tahun sampai yang tertua sudah duduk di kelas 5 SD.

Mereka terlihat bersemangat. Terutama jika disuruh mengejar bola. Tapi Yudha juga harus membentuk teknik-teknik dasar mereka sejak usia dini.

“Anak usia 4 tahun itu susah fokusnya, jadi memang agak susah jelaskan ke mereka. Jadi anak umur segitu harus lebih banyak funnya, diselingi belajar dengan program fun game,” kata Yudha.

Yudha bercerita awal mula dirinya dan istrinya, Vivi mendirikan MKSA. Awalnya dia hanya melatih putranya, Ayrellio berlatih bola sendiri. “Jadi waktu itu divideokan dan biasanya diupload di instagram. Ternyata teman-teman istri saya banyak yang minat dan menyarankan agar saya juga melatih anak mereka. Akhirnya kami sepakat membuka akademi,” beber Yudha.

Ternyata peminatnya ramai. Dari awalnya 10 siswa sejak berdiri 2 Februari lalu, kini sudah terdaftar 30 siswa.Dengan ini, Yudha mengaku bisa belajar untuk menapak jenjang kepelatihan. Apalagi ia juga baru mengambil kursus lisensi D nasional. “Kalau tempat lain pasti sudah punya pelatih sendiri. Akhirnya saya buka sendiri,” ujar alumni Universitas Sumatera Utara ini.

Pemilihan venue lapangan futsal menurutnya karena memang susah mencari lapangan. “Selain itu Ibu-ibu siswa ini lebih senang indoor. Mungkin mereka tidak mau anaknya panas-panasan,” tambahnya.

Yudha mengatakan MKSA akan menawarkan program-program pelatihan yang modern dan cocok untuk usia dini. “Pastinya program latihan modern. Intinya saya mendirikan akademi ini untuk menciptakan pemain-pemain yang punya dasar sepakbola yg kuat, khususnya mengembangkan Filanesia (filosofi sepakbola indonesia). Walaupun latihannya di lapangan sintetis, pada dasarnya saya mau membentuk dasar sepak bola mereka,” pungkasnya. (don)

doni hermawan/sumut pos
BERSAMA: Medan Kiddos Soccer Academy berfoto bersama usai latihan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usai pensiun dari pemain profesional, Tri Yudha Handoko punya kegiatan baru. Mantan gelandang PSMS dan PSDS ini kini menjadi pelatih. Namun Yudha mengawalinya dengan melatih anak-anak kecil lewat akademi yang didirikannya bernama Medan Kiddos Soccer Academy (MKSA).

Suasana di Lapangan futsal Total, Jalan Dr Mansyur Baru benar-benar ceria, Sabtu (24/2) sore itu. Sekitar 30 anak-anak dengan seragam yang sama terlihat meramaikan salah satu lapangan beralaskan rumput sintetis itu. Usia mereka beragam. Mulai dari usia 4 tahun sampai yang tertua sudah duduk di kelas 5 SD.

Mereka terlihat bersemangat. Terutama jika disuruh mengejar bola. Tapi Yudha juga harus membentuk teknik-teknik dasar mereka sejak usia dini.

“Anak usia 4 tahun itu susah fokusnya, jadi memang agak susah jelaskan ke mereka. Jadi anak umur segitu harus lebih banyak funnya, diselingi belajar dengan program fun game,” kata Yudha.

Yudha bercerita awal mula dirinya dan istrinya, Vivi mendirikan MKSA. Awalnya dia hanya melatih putranya, Ayrellio berlatih bola sendiri. “Jadi waktu itu divideokan dan biasanya diupload di instagram. Ternyata teman-teman istri saya banyak yang minat dan menyarankan agar saya juga melatih anak mereka. Akhirnya kami sepakat membuka akademi,” beber Yudha.

Ternyata peminatnya ramai. Dari awalnya 10 siswa sejak berdiri 2 Februari lalu, kini sudah terdaftar 30 siswa.Dengan ini, Yudha mengaku bisa belajar untuk menapak jenjang kepelatihan. Apalagi ia juga baru mengambil kursus lisensi D nasional. “Kalau tempat lain pasti sudah punya pelatih sendiri. Akhirnya saya buka sendiri,” ujar alumni Universitas Sumatera Utara ini.

Pemilihan venue lapangan futsal menurutnya karena memang susah mencari lapangan. “Selain itu Ibu-ibu siswa ini lebih senang indoor. Mungkin mereka tidak mau anaknya panas-panasan,” tambahnya.

Yudha mengatakan MKSA akan menawarkan program-program pelatihan yang modern dan cocok untuk usia dini. “Pastinya program latihan modern. Intinya saya mendirikan akademi ini untuk menciptakan pemain-pemain yang punya dasar sepakbola yg kuat, khususnya mengembangkan Filanesia (filosofi sepakbola indonesia). Walaupun latihannya di lapangan sintetis, pada dasarnya saya mau membentuk dasar sepak bola mereka,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/