29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rossi Dominan Sejak Start: Tanpa Drama

Foto: AFP/CRISTINA QUICLER Pebalap Yamaha MotoGP's, Valentino Rossi (tengah) memimpin balapan sejak start di Spanish Moto Grand Prix di jalur balap Jerez, 24 April 2016.
Foto: AFP/CRISTINA QUICLER
Pebalap Yamaha MotoGP’s, Valentino Rossi (tengah) memimpin balapan sejak start di Spanish Moto Grand Prix di jalur balap Jerez, 24 April 2016.

JEREZ, SUMUTPOS.CO – Memimpin lomba dari start hingga finis bukan gaya asli Valentino Rossi. Dulu, di masa jayanya, rider berjuluk the Doctor itu rela menurunkan ritme balapannya demi menciptakan drama saat lomba dengan melayani pertarungan dengan pembalap lain sebelum akhirnya memenangi balapan. Tapi Minggu (24/4) kemarin di Jerez, dia butuh poin untuk mengejar ketertinggalan dan memastikan kemenangan: tanpa drama dan sedikit membosankan.

Begitu meraih pole position di sesi kualifikasi Sabtu (23/4) para fans MotoGP langsung berharap Rossi memutar kembali drama seru 11 tahun lalu di Jerez.. Saat itu dia bertarung habis-habisan hingga tikungan terakhir sebelum memenangi lomba. Di tikungan terakhir itu pembalap tuan rumah Sete Gibernau dilibasnya, hingga para penonton sempat menghela napas sebelum bersorak.

Adegan tersebut tidak terulang kemarin. Riskan memang. “Bermain-main” di saat kondisi balapan sangat ketat dan posisi di klasemen kurang mengutungkan bagi Rossi. Untuk memenangi balapan satu seri saja sulitnya bukan kepalang. Dan Rossi ingin meraih gelar juara dunianya yang ke-10 musim ini. Jika ingin meraihnya, tampil konsisten di podium saja tidak cukup, dia harus menang. Inilah kemenangan pertama Rossi di Jerez sejak 2009.

Karena alasan itu pula Rossi tak ingin melewatkan peluangnya memenangi lomba, meski caranya membuat penonton televisi boring. Rider kelahiran Urbino tersebut finis 2,3 detik di depan rekan setimnya Jorge Lorenzo. Finis dengan jarak cukup jauh itu biasanya menjadi gaya Lorenzo atau Marquez.

Motor Rossi memang sedang asyik ditunggangi. Begitu lepas dari garis start motor langsung dipacu melewati tikungan satu, kemudian dua, lalu mempertahankannya hingga habis putaran pertama. Pada lap kedua di tikungan 9 serangan datang dari Lorenzo. Rider tuan rumah itu melewatinya dari sisi dalam untuk mengambil alih posisi terdepan. Tapi Rossi begitu percaya diri. Di tikungan berikutnya, Lorenzo terlihat sedikit melebar karena melakukan late braking dan Rossi melihat celah untuk merebut kembali pimpinan lomba.

Ya, sekali itu saja ancaman datang. Tiga lap pertama yang krusial berhasil dilewati dengan sempurna. Setelah itu dengan temperatur ban memadai, pembalap 37 tahun itu mulai menjauh. Dari 0,5 detik di lap kedua, kemudian 1 detik di lap keempat. Jarak terjauhnya dengan Lorenzo terjadi di lima lap terakhir, dimana gap keduanya terbentang 3,3 detik. Lorenzo terus mencoba memperpendek jarak di sisa lap, namun tiga detik terlalu jauh untuk dikejar.

 

Foto: AFP/CRISTINA QUICLER Pebalap Yamaha MotoGP's, Valentino Rossi (tengah) memimpin balapan sejak start di Spanish Moto Grand Prix di jalur balap Jerez, 24 April 2016.
Foto: AFP/CRISTINA QUICLER
Pebalap Yamaha MotoGP’s, Valentino Rossi (tengah) memimpin balapan sejak start di Spanish Moto Grand Prix di jalur balap Jerez, 24 April 2016.

JEREZ, SUMUTPOS.CO – Memimpin lomba dari start hingga finis bukan gaya asli Valentino Rossi. Dulu, di masa jayanya, rider berjuluk the Doctor itu rela menurunkan ritme balapannya demi menciptakan drama saat lomba dengan melayani pertarungan dengan pembalap lain sebelum akhirnya memenangi balapan. Tapi Minggu (24/4) kemarin di Jerez, dia butuh poin untuk mengejar ketertinggalan dan memastikan kemenangan: tanpa drama dan sedikit membosankan.

Begitu meraih pole position di sesi kualifikasi Sabtu (23/4) para fans MotoGP langsung berharap Rossi memutar kembali drama seru 11 tahun lalu di Jerez.. Saat itu dia bertarung habis-habisan hingga tikungan terakhir sebelum memenangi lomba. Di tikungan terakhir itu pembalap tuan rumah Sete Gibernau dilibasnya, hingga para penonton sempat menghela napas sebelum bersorak.

Adegan tersebut tidak terulang kemarin. Riskan memang. “Bermain-main” di saat kondisi balapan sangat ketat dan posisi di klasemen kurang mengutungkan bagi Rossi. Untuk memenangi balapan satu seri saja sulitnya bukan kepalang. Dan Rossi ingin meraih gelar juara dunianya yang ke-10 musim ini. Jika ingin meraihnya, tampil konsisten di podium saja tidak cukup, dia harus menang. Inilah kemenangan pertama Rossi di Jerez sejak 2009.

Karena alasan itu pula Rossi tak ingin melewatkan peluangnya memenangi lomba, meski caranya membuat penonton televisi boring. Rider kelahiran Urbino tersebut finis 2,3 detik di depan rekan setimnya Jorge Lorenzo. Finis dengan jarak cukup jauh itu biasanya menjadi gaya Lorenzo atau Marquez.

Motor Rossi memang sedang asyik ditunggangi. Begitu lepas dari garis start motor langsung dipacu melewati tikungan satu, kemudian dua, lalu mempertahankannya hingga habis putaran pertama. Pada lap kedua di tikungan 9 serangan datang dari Lorenzo. Rider tuan rumah itu melewatinya dari sisi dalam untuk mengambil alih posisi terdepan. Tapi Rossi begitu percaya diri. Di tikungan berikutnya, Lorenzo terlihat sedikit melebar karena melakukan late braking dan Rossi melihat celah untuk merebut kembali pimpinan lomba.

Ya, sekali itu saja ancaman datang. Tiga lap pertama yang krusial berhasil dilewati dengan sempurna. Setelah itu dengan temperatur ban memadai, pembalap 37 tahun itu mulai menjauh. Dari 0,5 detik di lap kedua, kemudian 1 detik di lap keempat. Jarak terjauhnya dengan Lorenzo terjadi di lima lap terakhir, dimana gap keduanya terbentang 3,3 detik. Lorenzo terus mencoba memperpendek jarak di sisa lap, namun tiga detik terlalu jauh untuk dikejar.

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/