30.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Berubah Setelah Chicharito Masuk

Javier Hernandez 'Chicharito'
Javier Hernandez ‘Chicharito’

 

RECIFE, SUMUTPOS.CO – Strategi tanpa risiko yang diadopsi Meksiko kembali memakan korban. Formasi 5-3-2 yang dipasang Pelatih Miguel Herrera terbukti ampuh untuk mengamankan gawangnya sekaligus menghukum lawannya dengan serangan balik yang efektif. Kali ini ditambah dengan pergantian pemain yang tepat untuk mengacaukan strategi lawannya.

Meksiko meraih kepastian menuju babak 16 besar setelah mengalahkan Kroasia dengan 3-1. Sejatinya, El Tricolor (julukan Meksiko) tinggal membutuhkan hasil seri untuk meraih tiket tersebut. Tapi, kelengahan Kroasia membuka peluang meksiko untuk menceploskan tiga gol ke gawang Stipe Pletikosa.

Seluruh gol Meksiko tercipta setelah Miguel Herrera memasukkan striker pengganti Javier “Chicharito” Hernandez untuk menggantikan Giovani dos Santos pada menit ke-62. Gol pertama diciptakan kapten Rafael Marquez pada menit ke72, disusul gol Andres Guardado tiga menit kemudian dan Chicharito sendiri di menit ke-82. Kroasia memperkecil selisih gol melalui Ivan Perisic (87″).

“Kami butuh seseorang yang mampu memberikan perubahan (pada permainan). Javier menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dia menahan bola dan memberikan ruang untuk rekan-rekannya. Ditambah dengan gol, dia membuat semuanya hebat,” ungkap Herrera pada Reuters.

Pergantian yang dilakukan oleh Herrera tak lepas dari pergantian strategi yang dilakukan oleh Kroasia. Sebelumnya, Kroasia mengurangi pemain bertahan dengan memasukkan gelandang Mateo Kovacic yang menggantikan full back kiri Sime Vrsaljko.

Masuknya Chicharito, membuat Herrera menginstruksikan striker Oribe Peralta mengeksploitasi serangan dari sisi kanan. Sebelumnya, dia berperan sebagai striker utama. Hasilnya langsung terbukti. Seluruh gol Meksiko diawali serangan dari sisi terlemah Kroasia itu.

Pelatih Kroasia Niko Kovac mengakui kesalahanny mengubah formasi di abbak kedua tersebut sebagai biang kekalahan. Saat para pemainnya belum solid dengan perubahan tersebut, mereka sudah harus kebobolan. Kebobolan satu gol bagi Kroasia berarti harus membalas dengan dua gol.

“Kami berusaha mengubah situasi. Tapi, gol pertama mereka membuat kami bermain terbuka. Mereka menghabisi kami melalui serangan balik,” terang Kovac.

Dalam statistika akhir, Kroasia masih unggul dalam penguasaan bola. Namun, tak banyak peluang yang tercipta. Bahkans, hingga babak pertama berakhir, tak ada peluang on target ke gawang Meksiko yang dikawal Guillermo Ochoa.

Peluang pertama justru dimiliki Meksiko melalui tendangan Hector Herrera. Tendangannya menerpa mistar gawang di awal babak kedua. Selain peluang itu, ada empat peluang lain dari Meksiko yang on targetdan tiga di antaranya berbuah gol.

Kroasia hanya memiliki tiga peluang on target. Dua di antaranya didapatkan Perisic. Tendangannya di menit ke-70 mengoyak gawang Ochoa yang merupakan gol pertama ke gawang Meksiko di Piala Dunia 2014.

“Hari ini kami memang bermain luar biasa. Kerja keras dan totalitas tim jadi kuncinya. Tapi, perlu diingat babak selanjutnya telah menunggu. Kami dituntut lebih baik menghadapi tim yang sangat kuat di sini, Belanda,” kata Herrera. (ady)

Javier Hernandez 'Chicharito'
Javier Hernandez ‘Chicharito’

 

RECIFE, SUMUTPOS.CO – Strategi tanpa risiko yang diadopsi Meksiko kembali memakan korban. Formasi 5-3-2 yang dipasang Pelatih Miguel Herrera terbukti ampuh untuk mengamankan gawangnya sekaligus menghukum lawannya dengan serangan balik yang efektif. Kali ini ditambah dengan pergantian pemain yang tepat untuk mengacaukan strategi lawannya.

Meksiko meraih kepastian menuju babak 16 besar setelah mengalahkan Kroasia dengan 3-1. Sejatinya, El Tricolor (julukan Meksiko) tinggal membutuhkan hasil seri untuk meraih tiket tersebut. Tapi, kelengahan Kroasia membuka peluang meksiko untuk menceploskan tiga gol ke gawang Stipe Pletikosa.

Seluruh gol Meksiko tercipta setelah Miguel Herrera memasukkan striker pengganti Javier “Chicharito” Hernandez untuk menggantikan Giovani dos Santos pada menit ke-62. Gol pertama diciptakan kapten Rafael Marquez pada menit ke72, disusul gol Andres Guardado tiga menit kemudian dan Chicharito sendiri di menit ke-82. Kroasia memperkecil selisih gol melalui Ivan Perisic (87″).

“Kami butuh seseorang yang mampu memberikan perubahan (pada permainan). Javier menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dia menahan bola dan memberikan ruang untuk rekan-rekannya. Ditambah dengan gol, dia membuat semuanya hebat,” ungkap Herrera pada Reuters.

Pergantian yang dilakukan oleh Herrera tak lepas dari pergantian strategi yang dilakukan oleh Kroasia. Sebelumnya, Kroasia mengurangi pemain bertahan dengan memasukkan gelandang Mateo Kovacic yang menggantikan full back kiri Sime Vrsaljko.

Masuknya Chicharito, membuat Herrera menginstruksikan striker Oribe Peralta mengeksploitasi serangan dari sisi kanan. Sebelumnya, dia berperan sebagai striker utama. Hasilnya langsung terbukti. Seluruh gol Meksiko diawali serangan dari sisi terlemah Kroasia itu.

Pelatih Kroasia Niko Kovac mengakui kesalahanny mengubah formasi di abbak kedua tersebut sebagai biang kekalahan. Saat para pemainnya belum solid dengan perubahan tersebut, mereka sudah harus kebobolan. Kebobolan satu gol bagi Kroasia berarti harus membalas dengan dua gol.

“Kami berusaha mengubah situasi. Tapi, gol pertama mereka membuat kami bermain terbuka. Mereka menghabisi kami melalui serangan balik,” terang Kovac.

Dalam statistika akhir, Kroasia masih unggul dalam penguasaan bola. Namun, tak banyak peluang yang tercipta. Bahkans, hingga babak pertama berakhir, tak ada peluang on target ke gawang Meksiko yang dikawal Guillermo Ochoa.

Peluang pertama justru dimiliki Meksiko melalui tendangan Hector Herrera. Tendangannya menerpa mistar gawang di awal babak kedua. Selain peluang itu, ada empat peluang lain dari Meksiko yang on targetdan tiga di antaranya berbuah gol.

Kroasia hanya memiliki tiga peluang on target. Dua di antaranya didapatkan Perisic. Tendangannya di menit ke-70 mengoyak gawang Ochoa yang merupakan gol pertama ke gawang Meksiko di Piala Dunia 2014.

“Hari ini kami memang bermain luar biasa. Kerja keras dan totalitas tim jadi kuncinya. Tapi, perlu diingat babak selanjutnya telah menunggu. Kami dituntut lebih baik menghadapi tim yang sangat kuat di sini, Belanda,” kata Herrera. (ady)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/