30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bukan Laga Persahabatan

Jurgen Klinsmann, pelatih Timnas Jerman.
Jurgen Klinsmann, pelatih Timnas AS asal Jerman.

RECIFE, SUMUTPOS.CO – Tuntutan profesionalisme dialamatkan kepada dua tim teratas grup G, Amerika Serikat dan Jerman. Sama-sama mengoleksi empat angka, mereka bisa melenggang bersama ke fase knockout jika bermain imbang. Masalahnya, Ghana dan Portugal masih bisa lolos jika salah satu dari mereka kalah.

Tuntutan itu tak berlebihan. Sebab, kedua kubu memang saling terkait satu sama lain. Lima pemain AS lahir dari bapak Amerika dan ibu Jerman. Empat dari mereka bahkan bermain di Bundesliga. Selain itu, AS kini ditangani pelatih asal Jerman, Juergen Klinsmann. Apalagi, legenda Jerman yang mempersembahkan Piala Dunia 1990 itu memiliki kedekatan hubungan dengan der trainer Joachim Loew.

Karena itu, komitmen kedua kubu untuk tidak saling main mata harus benar-benar terlihat di lapangan. Loew sendiri sudah menegaskan bahwa selama turnamen berlangsung dia tidak pernah mengontak Klinsmann. Hal yang sama juga berlaku sebaliknya bagi Klinsmann.

“Saya tidak berpikir untuk membuat laga berlangsung seri. Serius! Ya, kecuali jika laga berlangsung seperti malam ini, kami mencetak dua gol di akhir laga,” kata Klinsmann usai timnya menahan Portugal seri 2-2 seperti dikutip Associated Press. “Saya kira kami ingin keluar dari grup ini sebagai juara,” imbuhnya.

Masalahnya, sejarah pernah mencatat Die Mannschaft pernah “main mata” di Piala Dunia 1982 ketika melawan Austria. Pada laga yang digelar di Gijon, Spanyol, itu, pertandingan baru berjalan 10 menit ketika Jerman mencetak gol. Namun, 80 menit berikutnya, kedua tim hanya berputar-putar memainkan bola. Sebab, hasil itu membuat keduanya lolos bersama.

“Laga di Gijon itu sudah lama sekali. Itu bahkan lebih dari beberpa dekade lalu. Lagi pula, itu adalah sejarah timnas Jerman, bukan sejarah AS. AS selalu dikenal sebagai negara yang memberikan segalanya di semua pertandingan yang mereka jalani,” kata Klinsmann.

Sayangnya, striker AS Jozy Altidore tak bisa dimainkan. Namun, mereka masih memiliki mesin gol dalam diri Clint Dempsey. “Kami memiliki fighting spirit. Kami memiliki energi dan determinasi untuk bermain baik di setiap laga yang kami jalani,” katanya.

Jajaran pemain Jerman juga menolak mentah-mentah untuk bermain aman dengan AS. Menurut mereka, justru ini adalah saat bagi Jerman menghapus “aib” Piala Dunia 1982. Jika mereka menunjukkan intensitas yang sama saat melawan Portugal dan Ghana, mereka bisa menunjukkan contoh sportifitas Jerman.

“Jika kami tidak serius bermain, itu akan menunjukkan betapa kami tidak sportif dan tidak adil kepada tim lain. Itu bisa jadi preseden buruk bagi kami,” kata bek Jerman Mats Hummels.

Bek Borussia Dortmund itu justru kaget dengan kualitas timnas AS. Padahal, tim yang diunggulkan lolos ke babak selanjutnya selain Jerman adalah Portugal. AS juga mengambil risiko merekrut pemain muda daripada mempertahankan veteran Piala Dunia seperti Landon Donovan.

Kini, AS justru leading. Mereka berada di posisi kedua klasemen sementara dan berpeluang besar lolos. Portugal justru terancam pulang kampung dengan status juru kunci.

“Mereka bermain dengan sangat bagus di turnamen ini. Saya tidak mengira mereka bisa begini kuat. AS mengalahkan kami 4-3 tahun lalu dalam laga persahabatan. Jelas bahwa mereka adalah tim hebat yang bisa merepotkan kami,” papar bek yang jadi buruan tim-tim besar Eropa itu. (aga)

Jurgen Klinsmann, pelatih Timnas Jerman.
Jurgen Klinsmann, pelatih Timnas AS asal Jerman.

RECIFE, SUMUTPOS.CO – Tuntutan profesionalisme dialamatkan kepada dua tim teratas grup G, Amerika Serikat dan Jerman. Sama-sama mengoleksi empat angka, mereka bisa melenggang bersama ke fase knockout jika bermain imbang. Masalahnya, Ghana dan Portugal masih bisa lolos jika salah satu dari mereka kalah.

Tuntutan itu tak berlebihan. Sebab, kedua kubu memang saling terkait satu sama lain. Lima pemain AS lahir dari bapak Amerika dan ibu Jerman. Empat dari mereka bahkan bermain di Bundesliga. Selain itu, AS kini ditangani pelatih asal Jerman, Juergen Klinsmann. Apalagi, legenda Jerman yang mempersembahkan Piala Dunia 1990 itu memiliki kedekatan hubungan dengan der trainer Joachim Loew.

Karena itu, komitmen kedua kubu untuk tidak saling main mata harus benar-benar terlihat di lapangan. Loew sendiri sudah menegaskan bahwa selama turnamen berlangsung dia tidak pernah mengontak Klinsmann. Hal yang sama juga berlaku sebaliknya bagi Klinsmann.

“Saya tidak berpikir untuk membuat laga berlangsung seri. Serius! Ya, kecuali jika laga berlangsung seperti malam ini, kami mencetak dua gol di akhir laga,” kata Klinsmann usai timnya menahan Portugal seri 2-2 seperti dikutip Associated Press. “Saya kira kami ingin keluar dari grup ini sebagai juara,” imbuhnya.

Masalahnya, sejarah pernah mencatat Die Mannschaft pernah “main mata” di Piala Dunia 1982 ketika melawan Austria. Pada laga yang digelar di Gijon, Spanyol, itu, pertandingan baru berjalan 10 menit ketika Jerman mencetak gol. Namun, 80 menit berikutnya, kedua tim hanya berputar-putar memainkan bola. Sebab, hasil itu membuat keduanya lolos bersama.

“Laga di Gijon itu sudah lama sekali. Itu bahkan lebih dari beberpa dekade lalu. Lagi pula, itu adalah sejarah timnas Jerman, bukan sejarah AS. AS selalu dikenal sebagai negara yang memberikan segalanya di semua pertandingan yang mereka jalani,” kata Klinsmann.

Sayangnya, striker AS Jozy Altidore tak bisa dimainkan. Namun, mereka masih memiliki mesin gol dalam diri Clint Dempsey. “Kami memiliki fighting spirit. Kami memiliki energi dan determinasi untuk bermain baik di setiap laga yang kami jalani,” katanya.

Jajaran pemain Jerman juga menolak mentah-mentah untuk bermain aman dengan AS. Menurut mereka, justru ini adalah saat bagi Jerman menghapus “aib” Piala Dunia 1982. Jika mereka menunjukkan intensitas yang sama saat melawan Portugal dan Ghana, mereka bisa menunjukkan contoh sportifitas Jerman.

“Jika kami tidak serius bermain, itu akan menunjukkan betapa kami tidak sportif dan tidak adil kepada tim lain. Itu bisa jadi preseden buruk bagi kami,” kata bek Jerman Mats Hummels.

Bek Borussia Dortmund itu justru kaget dengan kualitas timnas AS. Padahal, tim yang diunggulkan lolos ke babak selanjutnya selain Jerman adalah Portugal. AS juga mengambil risiko merekrut pemain muda daripada mempertahankan veteran Piala Dunia seperti Landon Donovan.

Kini, AS justru leading. Mereka berada di posisi kedua klasemen sementara dan berpeluang besar lolos. Portugal justru terancam pulang kampung dengan status juru kunci.

“Mereka bermain dengan sangat bagus di turnamen ini. Saya tidak mengira mereka bisa begini kuat. AS mengalahkan kami 4-3 tahun lalu dalam laga persahabatan. Jelas bahwa mereka adalah tim hebat yang bisa merepotkan kami,” papar bek yang jadi buruan tim-tim besar Eropa itu. (aga)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/