31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Hanya Sisakan Simon

SHANGHAI-Luar biasa penampilan tunggal putra Simon Santoso di perempat final Tiongkok Super Series premier di Shanghai, Tiogkok, kemarin (25/11). Di tengah alasan PB PBSI bahwa recovery dan kondisi fisik yang kurang setelah tampil di SEA Games, dia ternyata mampu membuktikan tak terpengaruh dengan kondisi itu.

Simon menunjukkan bahwa mental juara masih dimilikinya.  Meski recovery kurang maksimal, dia ternyata mampu berusaha keras untuk terus melaju ke semi final kejuaraan berhadiah total USD 350 ribu tersebut.

Bahkan, keberhasilan Simon melaju mempu mebalikkan prediksi pengamat yang menilai Simon bakal takluk dari tangan pebulu tangkis senior Denmark, Peter Gade. Simon sukses membuat unggulan keempat itu bertekuk lutut dalam rubeer game 15-21, 21-15, dan 21-16.

Menurut asisten pelatih tunggal putra Agus Dwi santoso, kemenangan   Simon tak bisa dilepaskan dari kesabaran dan perubahan strategi yang diterapkan anak didiknya. Dia mengakui, Simon mampu mendominasi permainan pada game kedua dan ketiga sehingga Gade bisa dikalahkan.

“Di game pertama memang sulit. Tapi, di game kedua Simon bisa keluar dari tekanan dan mencoba tak terbawa permainan lawan. Ternyata Simon bisa dan balik menekan. Karena itu bisa unggul,” terang pelatih asal Malang tersebut.

Keberhasilan Simon sayang tak tertular di ganda putra. Markis Kido/hendra Setiawan harus terhenti langkahnya di perempat final. Mereka kalah dari pasangan Denmark Mathias Boe Carsten Mogensen dalam pertarungan tiga game 20-22, 23-21, dan 26-28. Ketatnya pertemuan antara keduanya memang bisa dilihat dari skor yang tercipta. Dari tiga game, semuanya harus ditentukan lewat deuce.  Menurut Kido, kekalahannya kali ini bukan karena faktor fisik yang sebelumnya banyak diutarakan oleh pemain-pemain yang gagal.

“Kalau fisik kami masih oke. Tidak ada apa-apa,” terangnya. Pasangan peraih emas Olimpiade Beijing 2008 itu menilai kekalahannya karena faktor tidak beruntung. “Tadi kurang hoki saja. Kalau permainan sebenarnya imbang ,” tegasnya.

Dengan hasil ini, Indoensia tinggal menaruh harapan kepada Simon sebagai satu-satunya wakil Indoensia yang tersisa di kejuaraan ini. Pada pertandingan selanjutnya, lawan simon belum ditentukan karena masih menunggu hasil duel antara pebulu tangkis tuan rumah, Chen Jin dan Chen Long  yang sampai berita ini ditulis masih berlangsung.

Bertemu wakil tuan rumah, peluang Simon dipastikan bakal berat. Sebab, dari sejarah peratrungan Simon selama ini melawan pebulu tangkis Tiongkok, dia selalu mengalami kesulitan. (aam/jpnn)

SHANGHAI-Luar biasa penampilan tunggal putra Simon Santoso di perempat final Tiongkok Super Series premier di Shanghai, Tiogkok, kemarin (25/11). Di tengah alasan PB PBSI bahwa recovery dan kondisi fisik yang kurang setelah tampil di SEA Games, dia ternyata mampu membuktikan tak terpengaruh dengan kondisi itu.

Simon menunjukkan bahwa mental juara masih dimilikinya.  Meski recovery kurang maksimal, dia ternyata mampu berusaha keras untuk terus melaju ke semi final kejuaraan berhadiah total USD 350 ribu tersebut.

Bahkan, keberhasilan Simon melaju mempu mebalikkan prediksi pengamat yang menilai Simon bakal takluk dari tangan pebulu tangkis senior Denmark, Peter Gade. Simon sukses membuat unggulan keempat itu bertekuk lutut dalam rubeer game 15-21, 21-15, dan 21-16.

Menurut asisten pelatih tunggal putra Agus Dwi santoso, kemenangan   Simon tak bisa dilepaskan dari kesabaran dan perubahan strategi yang diterapkan anak didiknya. Dia mengakui, Simon mampu mendominasi permainan pada game kedua dan ketiga sehingga Gade bisa dikalahkan.

“Di game pertama memang sulit. Tapi, di game kedua Simon bisa keluar dari tekanan dan mencoba tak terbawa permainan lawan. Ternyata Simon bisa dan balik menekan. Karena itu bisa unggul,” terang pelatih asal Malang tersebut.

Keberhasilan Simon sayang tak tertular di ganda putra. Markis Kido/hendra Setiawan harus terhenti langkahnya di perempat final. Mereka kalah dari pasangan Denmark Mathias Boe Carsten Mogensen dalam pertarungan tiga game 20-22, 23-21, dan 26-28. Ketatnya pertemuan antara keduanya memang bisa dilihat dari skor yang tercipta. Dari tiga game, semuanya harus ditentukan lewat deuce.  Menurut Kido, kekalahannya kali ini bukan karena faktor fisik yang sebelumnya banyak diutarakan oleh pemain-pemain yang gagal.

“Kalau fisik kami masih oke. Tidak ada apa-apa,” terangnya. Pasangan peraih emas Olimpiade Beijing 2008 itu menilai kekalahannya karena faktor tidak beruntung. “Tadi kurang hoki saja. Kalau permainan sebenarnya imbang ,” tegasnya.

Dengan hasil ini, Indoensia tinggal menaruh harapan kepada Simon sebagai satu-satunya wakil Indoensia yang tersisa di kejuaraan ini. Pada pertandingan selanjutnya, lawan simon belum ditentukan karena masih menunggu hasil duel antara pebulu tangkis tuan rumah, Chen Jin dan Chen Long  yang sampai berita ini ditulis masih berlangsung.

Bertemu wakil tuan rumah, peluang Simon dipastikan bakal berat. Sebab, dari sejarah peratrungan Simon selama ini melawan pebulu tangkis Tiongkok, dia selalu mengalami kesulitan. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/