SAN JUAN – Siapa yang tak kenal Hector ‘Macho’ Camacho? Namanya pernah sangat menjulang di atas ring tinju professional. Sayangnya, meski memiliki karisma saat di atas ring, namun dirinya tak bisa lepas dari obat-obatan terlarang dan juga alkohol.
Sabtu (24/11) waktu setempat, Camacho dinyatakan telah meninggal dunia setelah alat bantu pernafasan dicopot tim dokter. Sebelumnya, otak pria 50 tahun itu juga dinyatakan sudah tidak berfungsi setelah rahangnya terkena tembakan di San Juan. Supirnya, Alberto Mojica Moreno langsung meninggal dunia dalam tembakan tersebut.
Camacho lahir di Bayamon, Puerto Rico, tapi menghabiskan waktu masa kecil dan remajanya di kota New York. Sepanjang berkarier di dunia tinju, dia pernah memenangkan gelar juara dunia di kelas super lightweight, lightweight dan light welterweight di musim 1980.
Beberapa petinju kelas dunia yang pernah menjadi lawannya adalah Felix Trinidad, Roberto Duran, Oscar de la Hoya, Julio Cesar Chavez and Sugar Ray Leonard. Bahkan pada musim 1997, Camacho mampu menumbangkan Leonard yang memutuskan untuk kembali bertarung dengan kemenangan KO.
Banyaknya lawan dari petinju elit memperlihatkan kehebatan seorang Camacho saat masih menjadi seorang petinju. Selain itu, Camacho juga dikenal sebagai petinju yang memiliki gaya flamboyan. Oscar de la Hoya mengatakan, Camacho merupakan seorang petinju yang layak untuk dijual ke televisi.
“Camacho memang memiliki keunggulan lewat sisi marketing dunia tinju dan bagaimana cara menjualnya,” jelas de la Hoya, sebagaimana diberitakan Emirates247, Minggu (25/11).
Meski sudah gantung sarung tinju, Camacho masih mampu menghibur penonton ketika tampil dalam sebuah program reality show bertajuk Mira Quien Baila” (“Look Who is Dancing”) dan “Es Macho Time.”
“Camacho adalah revolusioner dunia tinju. Dia sangat kharismatik dan dan terbuka. Dia banyak bergerak, tapi dia sangat bagus salah satu yang terbaik. Sangat disayangkan Camacho memiliki banyak masalah,” kenang Chavez, ikon tinju dari Meksiko.
“Camacho tidak memiliki pukulan yang keras saat bertanding. Tangkas dan cepat, dia juga sangat sulit dipukul di masa jayanya. Ketika masih muda, anda tidak bisa memukulnya, itu kenapa Camacho memiliki rekor 50 kali kemenangan,” ungkap pengamat tinju Bill Caplan. (bbs/jpnn)