29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Atlet Angkat Besi Sumut Butuh Asupan Gizi dan Nutrisi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cabang Olahraga (Cabor) Angkat Besi Sumatera Utara (Sumut) belum berani memasang target besar pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut. Selain masih belum maksimalnya perkembangan atlet selama program Pelatda, hingga kendala sisi nonteknis, membuat tim pelatih tidak ingin terlalu membebankan medali bagi atlet sejak dini.

Hal itu disampaikan Pelatih Kepala Tim Angkat Besi Sumut, Supeni, di Posko Media PON XXI 2024 Aceh-Sumut, Jumat (26/5) siang. Pelatih yang juga pernah menjadi pelatih nasional ini, mengaku, satu kendala nonteknis yang mempengaruhi peningkatan performa lifternya adalah asupan gizi dan nutrisi. Hal ini yang masih belum maksimal mereka peroleh, karena memang membutuhkan anggaran tidak sedikit.

“Sementara saya hanya bisa menetapkan satu medali emas dari 10 atlet tersebut. Sejak Juli 2022 saya tangani mereka, baru signifikan capai 91 persen. Karena banyak kekurangan nonteknis yang belum bisa disediakan. Terutama adalah asupan gizi untuk atlet. Penambahan nutrisi atlet itu sangat penting,” ungkap Supeni.

Terkait dengan peluang medali emas pada PON nanti, tentu masih ada meski butuh perjuangan keras. Bermaterikan 2 lifter Pelatnas, yakni Yolanda Putri dan Razis Azasi, lantas tidak menjamin keping emas bisa mudah digenggam.

Namun, Supeni melihat ada potensi peluang emas justru di kelas 55 kilogram putra, yakni atas nama Abdian Bonsar Hasibuan. Lifter asal Tapanuli Selatan (Tapsel) ini, mampu mencapai rekor angkatan terbaik di snatch dengan 108 kilogram maupun clean and jerk 130 kilogram.

“Rata-rata target di kelas 55 kilogram itu 116 kilogram untuk snatch, dan 140 kilogram untuk angkatan clean and jerk. Jadi, saat ini 91 persen atlet tersebut sudah dalam tahap itu. Makanya, saya dengan ini berharap kelanjutannya adalah atlet tersebut dapat pembinaan khusus,” harapnya.

Secara mentalitas, Supeni juga mendorong agar lifter yang memiliki kans medali bisa diberlakukan khusus, agar target yang diusung tidak meleset. Sedangkan secara fisik, dia juga telah mendatangkan ahli fisik dari Unimed, guna menunjang performa mereka.

“Kami berharap beberapa atlet kami mendapat binaan khusus, terutama eks PON dan atlet muda potensial yang telah disiapkan. Untuk capai hal itu sangat berat, karena materi yang ada saat ini saya latih baru mencapai paling terbaiknya 80 persen dari peraih-peraih medali yang notabennya atlet Pelatnas. Yolanda Putri sudah mulai bergabung dan Razis Azazi perkembangannya juga sudah mulai lumayan dan kondisi sekarang mulai pulih,” beber Supeni.

Sementara Pengawas dan Pendamping (Wasping) Cabor Angkat Besi, Doni Damanik, mengapresiasi program latihan yang dijalani lifter, meski harus diakui untuk sisi nonteknis masih ada kendala. Dia menilai, target satu emas sudah sangat realistis. Sebab, saat ini dari 10 atlet yang masuk dalam Pelatda penuh, hanya 2 lifter yang masuk kategori prioritas.

Saat ini, total ada 10 atlet yang menjalani Pelatda PON Sumut sekaligus dari hasil Kejurda. Tahapan seleksi dan degradasi masih terus dilakukan, termasuk rencana menambah kuota. Karena pada PON XXI 2024, cabor angkat besi pertandingkan 20 kelas.

Adapun 10 lifter Pelatda PON Sumut, yakni Yolanda Putri (55 kilogram), Faradhillah (64 kilogram), dan Erik Oktavianda (76 kilogram) putri. Kemudian di kelas putra, Abdian Bonsar Hasibuan (55 kilogram), Ilham Taufik (61 kilogram), Oktorio Sondro (67 kilogram), Dimas Prasetyo (73 kilogram), Alfredo Sitorus (81 kilogram), Ali Rahman (89 kilogram), dan Razis Azasi (109+ kilogram). (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cabang Olahraga (Cabor) Angkat Besi Sumatera Utara (Sumut) belum berani memasang target besar pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut. Selain masih belum maksimalnya perkembangan atlet selama program Pelatda, hingga kendala sisi nonteknis, membuat tim pelatih tidak ingin terlalu membebankan medali bagi atlet sejak dini.

Hal itu disampaikan Pelatih Kepala Tim Angkat Besi Sumut, Supeni, di Posko Media PON XXI 2024 Aceh-Sumut, Jumat (26/5) siang. Pelatih yang juga pernah menjadi pelatih nasional ini, mengaku, satu kendala nonteknis yang mempengaruhi peningkatan performa lifternya adalah asupan gizi dan nutrisi. Hal ini yang masih belum maksimal mereka peroleh, karena memang membutuhkan anggaran tidak sedikit.

“Sementara saya hanya bisa menetapkan satu medali emas dari 10 atlet tersebut. Sejak Juli 2022 saya tangani mereka, baru signifikan capai 91 persen. Karena banyak kekurangan nonteknis yang belum bisa disediakan. Terutama adalah asupan gizi untuk atlet. Penambahan nutrisi atlet itu sangat penting,” ungkap Supeni.

Terkait dengan peluang medali emas pada PON nanti, tentu masih ada meski butuh perjuangan keras. Bermaterikan 2 lifter Pelatnas, yakni Yolanda Putri dan Razis Azasi, lantas tidak menjamin keping emas bisa mudah digenggam.

Namun, Supeni melihat ada potensi peluang emas justru di kelas 55 kilogram putra, yakni atas nama Abdian Bonsar Hasibuan. Lifter asal Tapanuli Selatan (Tapsel) ini, mampu mencapai rekor angkatan terbaik di snatch dengan 108 kilogram maupun clean and jerk 130 kilogram.

“Rata-rata target di kelas 55 kilogram itu 116 kilogram untuk snatch, dan 140 kilogram untuk angkatan clean and jerk. Jadi, saat ini 91 persen atlet tersebut sudah dalam tahap itu. Makanya, saya dengan ini berharap kelanjutannya adalah atlet tersebut dapat pembinaan khusus,” harapnya.

Secara mentalitas, Supeni juga mendorong agar lifter yang memiliki kans medali bisa diberlakukan khusus, agar target yang diusung tidak meleset. Sedangkan secara fisik, dia juga telah mendatangkan ahli fisik dari Unimed, guna menunjang performa mereka.

“Kami berharap beberapa atlet kami mendapat binaan khusus, terutama eks PON dan atlet muda potensial yang telah disiapkan. Untuk capai hal itu sangat berat, karena materi yang ada saat ini saya latih baru mencapai paling terbaiknya 80 persen dari peraih-peraih medali yang notabennya atlet Pelatnas. Yolanda Putri sudah mulai bergabung dan Razis Azazi perkembangannya juga sudah mulai lumayan dan kondisi sekarang mulai pulih,” beber Supeni.

Sementara Pengawas dan Pendamping (Wasping) Cabor Angkat Besi, Doni Damanik, mengapresiasi program latihan yang dijalani lifter, meski harus diakui untuk sisi nonteknis masih ada kendala. Dia menilai, target satu emas sudah sangat realistis. Sebab, saat ini dari 10 atlet yang masuk dalam Pelatda penuh, hanya 2 lifter yang masuk kategori prioritas.

Saat ini, total ada 10 atlet yang menjalani Pelatda PON Sumut sekaligus dari hasil Kejurda. Tahapan seleksi dan degradasi masih terus dilakukan, termasuk rencana menambah kuota. Karena pada PON XXI 2024, cabor angkat besi pertandingkan 20 kelas.

Adapun 10 lifter Pelatda PON Sumut, yakni Yolanda Putri (55 kilogram), Faradhillah (64 kilogram), dan Erik Oktavianda (76 kilogram) putri. Kemudian di kelas putra, Abdian Bonsar Hasibuan (55 kilogram), Ilham Taufik (61 kilogram), Oktorio Sondro (67 kilogram), Dimas Prasetyo (73 kilogram), Alfredo Sitorus (81 kilogram), Ali Rahman (89 kilogram), dan Razis Azasi (109+ kilogram). (dek)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/