23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Pelatih Asing Jadi Korban

JAKARTA-Demi menghemat anggaran menuju SEA Games, Satlak Prima melakukan efisiensi. Satu di antaranya dengan memampatkan jumlah pelatih asing yang membesut cabor menuju multi even dua tahunan di Myanmar Desember mendatang.

Dari 15 nama pelatih asing yang sudah menandatangani kerja sama, walau ada yang belum diberikan surat keputusan, akan dipangkas menjadi sepuluh nama saja. Rencananya Jumat (26/7) Satlak Prima akan bertemu dengan para pengurus cabor.

Ketua Satlak Prima Surya Dharma, menuturkan, hal tersebut menjadi langkah rasional yang bisa dilakukan. Karena defisit Rp60 miliar untuk SEA Games, Satlak lantas memotong jumlah konti-ngen SEA Games dari 1.006 orang jadi 830 orang. Dan pengurangan pelatih asing adalah langkah tepat. “Saya kira ini langkah terbaik. Apalagi para cabor menolak penghapusan cabor ke SEA Games mendatang. Maka opsi yang dilakukan adalah memangkas nomor yang diikuti cabor. Pelatih asing ini menyesuaikan,” kata Surya.

Mengomentari penyederhanaan jumlah pelatih asing ini membuat pengurus was-was. Tenis meja satu di antaranya. Kabidbinpres PB PTMSI Anton Suseno menuturkan program rasionalisasi pelatih itu tak berdampak pada Pelatnas.

Meski ada kekhawatiran, Anton menyebutkan Pelatnas tenis meja tetap ada di program yang sudah dijalankan. Tenis meja sendiri akan mendatangkan satu pelatih asing dan satu pemain untuk latih tanding. “Saya pasrahkan kepada pengurus PB PTMSI untuk negoisasi soal pelatih asing dengan Satlak Prima,” tutur Anton.

Manajer Pelatnas Angkat Besi Dirja Wiharja, belum mendengar kabar akan adanya pencoretan pelatih asing. Namun, jika ikut menjadi korban, ia akan menagih janji Ketua KONI Tono Suratman, yang pernah mengatakan angkat besi adalah cabor prioritas. “Kalau pelatih asing di kami ikut dicoret berarti kami bukan prioritas lagi,” jelasnya.

Pelatnas angkat besi saat ini dita-ngani oleh pelatih asal Tiongkok Huang Qianghui, sejak awal 2012. Dirja mengatakan, urusan formal dengan Huang sudah beres. Bahkan, MoU pengangkatan pelatih itu langsung ditangani oleh KONI. “Kami yakin tidak ada masalah formal dengannya. Kami optimis ia bukan pelatih asing yang ikut dicoret,” katanya.

Jika akhirnya terpaksa ada pencoretan, Dirja sangat menyayangkan. Sebab, para atlet sudah meng-ikuti program yang dijalankan pelatih. Pemutusan kontrak di tengah jalan rawan membuat persiapan atlet karut marut. Ia khawatir atlet akan terpengaruh mentalnya jika ada keputusan men-dadak tersebut. (dra/aga/ham/jpnn)

JAKARTA-Demi menghemat anggaran menuju SEA Games, Satlak Prima melakukan efisiensi. Satu di antaranya dengan memampatkan jumlah pelatih asing yang membesut cabor menuju multi even dua tahunan di Myanmar Desember mendatang.

Dari 15 nama pelatih asing yang sudah menandatangani kerja sama, walau ada yang belum diberikan surat keputusan, akan dipangkas menjadi sepuluh nama saja. Rencananya Jumat (26/7) Satlak Prima akan bertemu dengan para pengurus cabor.

Ketua Satlak Prima Surya Dharma, menuturkan, hal tersebut menjadi langkah rasional yang bisa dilakukan. Karena defisit Rp60 miliar untuk SEA Games, Satlak lantas memotong jumlah konti-ngen SEA Games dari 1.006 orang jadi 830 orang. Dan pengurangan pelatih asing adalah langkah tepat. “Saya kira ini langkah terbaik. Apalagi para cabor menolak penghapusan cabor ke SEA Games mendatang. Maka opsi yang dilakukan adalah memangkas nomor yang diikuti cabor. Pelatih asing ini menyesuaikan,” kata Surya.

Mengomentari penyederhanaan jumlah pelatih asing ini membuat pengurus was-was. Tenis meja satu di antaranya. Kabidbinpres PB PTMSI Anton Suseno menuturkan program rasionalisasi pelatih itu tak berdampak pada Pelatnas.

Meski ada kekhawatiran, Anton menyebutkan Pelatnas tenis meja tetap ada di program yang sudah dijalankan. Tenis meja sendiri akan mendatangkan satu pelatih asing dan satu pemain untuk latih tanding. “Saya pasrahkan kepada pengurus PB PTMSI untuk negoisasi soal pelatih asing dengan Satlak Prima,” tutur Anton.

Manajer Pelatnas Angkat Besi Dirja Wiharja, belum mendengar kabar akan adanya pencoretan pelatih asing. Namun, jika ikut menjadi korban, ia akan menagih janji Ketua KONI Tono Suratman, yang pernah mengatakan angkat besi adalah cabor prioritas. “Kalau pelatih asing di kami ikut dicoret berarti kami bukan prioritas lagi,” jelasnya.

Pelatnas angkat besi saat ini dita-ngani oleh pelatih asal Tiongkok Huang Qianghui, sejak awal 2012. Dirja mengatakan, urusan formal dengan Huang sudah beres. Bahkan, MoU pengangkatan pelatih itu langsung ditangani oleh KONI. “Kami yakin tidak ada masalah formal dengannya. Kami optimis ia bukan pelatih asing yang ikut dicoret,” katanya.

Jika akhirnya terpaksa ada pencoretan, Dirja sangat menyayangkan. Sebab, para atlet sudah meng-ikuti program yang dijalankan pelatih. Pemutusan kontrak di tengah jalan rawan membuat persiapan atlet karut marut. Ia khawatir atlet akan terpengaruh mentalnya jika ada keputusan men-dadak tersebut. (dra/aga/ham/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/