29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Klub Tambah Pengeluaran

TAMBAH: Rachmat Hidayat membawa bola saat bersua dengan PSIS Semarang di Stadion Teladan. Penundaan kompetisi menambah beban pengeluaran PSMS(Foto : Sutan Siregar/Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO – Keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI yang resmi menghentikan sementara Liga 1 sangat memberatkan klub yang masih menghidupi pemain dan ofisialnya. Pasalnya mereka harus menambah lagi pengeluaran untuk memberikan gaji pemain.

Seperti diketahui, Menpora Imam Nahrawi pada jumpa pers di Kantor Kemenpora, Jakarta Selatan, mengumumkan penghentian sementara seluruh laga Liga Indonesia selama dua pekan. Tak lama kemudian PSSI juga menyatakan kompetisi berhenti dengan waktu yang tidak ditentukan. Menyusul kematian Haringga Sirla sebelum laga Persib Bandung versus Persija Jakarta, Minggu (23/9).

Manajemen PSMS pasrah menerimanya. Sekretaris klub Julius Raja berharap agar tragedi tersebut bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Tentu ada plus dan minusnya. Sisi positifnya, waktu istirahat akan lebih panjang. Di lain sisi, keputusan itu membuat tim yang sudah membeli tiket akan mengalami kerugian. Pembayaran gaji pemain akan lebih panjang,” ucap Julius.

“Kejadian ini bisa menjadi instropeksi diri bagi suporter, terutama yang membuat kekerasan. Sekarang bagaimana kita menciptakan suasana kompetisi yang damai tanpa ada kekerasan.”

Senada, tim yang juga tengah berjuang menghindari degradasi, PSIS juga menyesalkan hal tersebut. “Liga diundur dua minggu sangat memberatkan klub. Karena sebulan biaya yang dikeluarkan klub rata-rata satu miliar rupiah. Itu kerugian sangat besar bagi klub-klub,” ujar CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, Selasa (25/9).

Dengan situasi tanpa pemasukan selama masa jeda, menurutnya, pihaknya masih tetap menggaji para pemain dan ofisial tim.

Kekecewaan Yoyok makin bertambah, lantaran performa Mahesa Jenar saat ini sedang berada di tren positif. Terakhir, PSIS bisa melibas Perseru Serui pada laga lanjutan Liga 1 2018 dengan skor 4-2, Minggu (23/9) kemarin. “Sebenarnya jengkel (kompetisi) diundur, karena PSIS ini lagi bagus-bagusnya,” imbuh dia.

Namun, adanya keputusan penghentian sementara tersebut, tak lantas membuat manajeman PSIS meliburkan para pemain. Justru berencana terus melangsungkan latihan sebagai persiapan laga yang tertunda. “Tidak libur. Tetap akan ada latihan bagi para pemain dan akan kita carikan lawan untuk laga uji coba,” cetusnya.

Sementara, terkait kembali terjadinya kasus kematian suporter, dia berharap ke depan tak akan ada lagi peristiwa serupa. Menurut Yoyok, sanksi tegas kepada pihak-pihak bersangkutan harus ada sebagai efek jera. (gul/jpc/don)

TAMBAH: Rachmat Hidayat membawa bola saat bersua dengan PSIS Semarang di Stadion Teladan. Penundaan kompetisi menambah beban pengeluaran PSMS(Foto : Sutan Siregar/Sumut Pos)

SUMUTPOS.CO – Keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI yang resmi menghentikan sementara Liga 1 sangat memberatkan klub yang masih menghidupi pemain dan ofisialnya. Pasalnya mereka harus menambah lagi pengeluaran untuk memberikan gaji pemain.

Seperti diketahui, Menpora Imam Nahrawi pada jumpa pers di Kantor Kemenpora, Jakarta Selatan, mengumumkan penghentian sementara seluruh laga Liga Indonesia selama dua pekan. Tak lama kemudian PSSI juga menyatakan kompetisi berhenti dengan waktu yang tidak ditentukan. Menyusul kematian Haringga Sirla sebelum laga Persib Bandung versus Persija Jakarta, Minggu (23/9).

Manajemen PSMS pasrah menerimanya. Sekretaris klub Julius Raja berharap agar tragedi tersebut bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Tentu ada plus dan minusnya. Sisi positifnya, waktu istirahat akan lebih panjang. Di lain sisi, keputusan itu membuat tim yang sudah membeli tiket akan mengalami kerugian. Pembayaran gaji pemain akan lebih panjang,” ucap Julius.

“Kejadian ini bisa menjadi instropeksi diri bagi suporter, terutama yang membuat kekerasan. Sekarang bagaimana kita menciptakan suasana kompetisi yang damai tanpa ada kekerasan.”

Senada, tim yang juga tengah berjuang menghindari degradasi, PSIS juga menyesalkan hal tersebut. “Liga diundur dua minggu sangat memberatkan klub. Karena sebulan biaya yang dikeluarkan klub rata-rata satu miliar rupiah. Itu kerugian sangat besar bagi klub-klub,” ujar CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, Selasa (25/9).

Dengan situasi tanpa pemasukan selama masa jeda, menurutnya, pihaknya masih tetap menggaji para pemain dan ofisial tim.

Kekecewaan Yoyok makin bertambah, lantaran performa Mahesa Jenar saat ini sedang berada di tren positif. Terakhir, PSIS bisa melibas Perseru Serui pada laga lanjutan Liga 1 2018 dengan skor 4-2, Minggu (23/9) kemarin. “Sebenarnya jengkel (kompetisi) diundur, karena PSIS ini lagi bagus-bagusnya,” imbuh dia.

Namun, adanya keputusan penghentian sementara tersebut, tak lantas membuat manajeman PSIS meliburkan para pemain. Justru berencana terus melangsungkan latihan sebagai persiapan laga yang tertunda. “Tidak libur. Tetap akan ada latihan bagi para pemain dan akan kita carikan lawan untuk laga uji coba,” cetusnya.

Sementara, terkait kembali terjadinya kasus kematian suporter, dia berharap ke depan tak akan ada lagi peristiwa serupa. Menurut Yoyok, sanksi tegas kepada pihak-pihak bersangkutan harus ada sebagai efek jera. (gul/jpc/don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/