28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Kevin Schwantz Lecehkan Pebalap Honda

AUSTIN – Pembalap Repsol Honda Dani Pedrosa amat berang kepada Kevin Schwantz. Pedrosa menyebut kritikan Schwantz yang amat meremehkan dirinya sudah keterlaluan.

Seperti diketahui, Schwantz menyebut bahwa Pedrosa takkan pernah bisa menjadi juara dunia. Delapan tahun tanpa gelar di Repsol Honda sudah mengatakan segalanya.

“Saya kecewa dengan komentar tersebut. Padahal, dia menganggap saya sebagai pria baik-baik. Saya selalu berkata ‘halo’ kepada Kevin,” kata Pedrosa seperti dikutip Motorcycle News.

Diremehkan seperti itu membuat pembalap 27 tahun asal Negeri Matador ini jelas sedih. Pedrosa pun kehilangan rasa respeknya kepada juara dunia 1993 asal Amerika Serikat tersebut.

“Bagi saya, dia merupakan salah satu pembalap terhebat sejak saya mulai menonton balap motor. Dia mengenal olahraga ini luar dan dalam. Dia juga pernah menang serta kalah. Tapi kali ini dia sudah melewati batas,” tutur Pedrosa.

Sejak dikontrak pada 2006 silam, prestasi terbaik little Spaniard di Repsol Honda adalah runner-up 2007, 2010 dan 2012.
Tanpa titel MotoGP, otomatis Pedrosa akan selalu berada di bawah bayang-bayang Nicky Hayden, Casey Stoner, Valentino Rossi hingga Jorge Lorenzo yang pernah jadi juara dunia.

Selanjutnya Pedrosa mengakui jika dirinya memang  belum jadi juara dunia tapi raihan tiga besar sebanyak enam kali, kemenangan di 22 seri dan 72 kali podium tak bisa dinafikan begitu saja.

“Lihatlah statistik karier saya dulu, baru kita bisa ngobrol. Saya mungkin belum pernah menyabet gelar juara dunia. Tapi saya sudah mencetak rekor-rekor lain di olahraga ini yang orang lain belum mampu raih,” kata Pedrosa seperti dikutip Motorcycle News.

Dani Pedrosa dikontrak Repsol Honda pada 2006 setelah menjadi juara dunia 250 cc pada 2004 serta 2005 dan juara dunia 125 cc pada 2003.
Selama delapan tahun di pabrikan raksasa tersebut, Pedrosa menorehkan tiga kali runner-up, 22 kali kemenangan, 72 kali podium, 24 kali pole position, 35 kali fastest lap dan 1.769 poin. Yang kurang darinya hanyalah gelar juara dunia.

“Jumlah kemenangan saya juga hampir menyamai perolehannya (selama sembilan tahun kariernya, Schwantz menang 25 kali). Jangan lupa (kemenangan-kemenangan itu) diraih dengan Valentino (Rossi) dan lain-lain ada di trek melawan saya,” cetus pembalap 27 tahun asal Spanyol ini. (bbs/jpnn)

AUSTIN – Pembalap Repsol Honda Dani Pedrosa amat berang kepada Kevin Schwantz. Pedrosa menyebut kritikan Schwantz yang amat meremehkan dirinya sudah keterlaluan.

Seperti diketahui, Schwantz menyebut bahwa Pedrosa takkan pernah bisa menjadi juara dunia. Delapan tahun tanpa gelar di Repsol Honda sudah mengatakan segalanya.

“Saya kecewa dengan komentar tersebut. Padahal, dia menganggap saya sebagai pria baik-baik. Saya selalu berkata ‘halo’ kepada Kevin,” kata Pedrosa seperti dikutip Motorcycle News.

Diremehkan seperti itu membuat pembalap 27 tahun asal Negeri Matador ini jelas sedih. Pedrosa pun kehilangan rasa respeknya kepada juara dunia 1993 asal Amerika Serikat tersebut.

“Bagi saya, dia merupakan salah satu pembalap terhebat sejak saya mulai menonton balap motor. Dia mengenal olahraga ini luar dan dalam. Dia juga pernah menang serta kalah. Tapi kali ini dia sudah melewati batas,” tutur Pedrosa.

Sejak dikontrak pada 2006 silam, prestasi terbaik little Spaniard di Repsol Honda adalah runner-up 2007, 2010 dan 2012.
Tanpa titel MotoGP, otomatis Pedrosa akan selalu berada di bawah bayang-bayang Nicky Hayden, Casey Stoner, Valentino Rossi hingga Jorge Lorenzo yang pernah jadi juara dunia.

Selanjutnya Pedrosa mengakui jika dirinya memang  belum jadi juara dunia tapi raihan tiga besar sebanyak enam kali, kemenangan di 22 seri dan 72 kali podium tak bisa dinafikan begitu saja.

“Lihatlah statistik karier saya dulu, baru kita bisa ngobrol. Saya mungkin belum pernah menyabet gelar juara dunia. Tapi saya sudah mencetak rekor-rekor lain di olahraga ini yang orang lain belum mampu raih,” kata Pedrosa seperti dikutip Motorcycle News.

Dani Pedrosa dikontrak Repsol Honda pada 2006 setelah menjadi juara dunia 250 cc pada 2004 serta 2005 dan juara dunia 125 cc pada 2003.
Selama delapan tahun di pabrikan raksasa tersebut, Pedrosa menorehkan tiga kali runner-up, 22 kali kemenangan, 72 kali podium, 24 kali pole position, 35 kali fastest lap dan 1.769 poin. Yang kurang darinya hanyalah gelar juara dunia.

“Jumlah kemenangan saya juga hampir menyamai perolehannya (selama sembilan tahun kariernya, Schwantz menang 25 kali). Jangan lupa (kemenangan-kemenangan itu) diraih dengan Valentino (Rossi) dan lain-lain ada di trek melawan saya,” cetus pembalap 27 tahun asal Spanyol ini. (bbs/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/