VILLARREAL, SUMUTPOS.CO – Leg pertama semifinal Europa League, yang sekaligus adalah pertemuan perdana Villarreal dan Liverpool di El Madrigal dinihari nanti, bakal menjadi milik Liverpool?
Jika melihat performa tuan rumah di La Liga, sah-sah saja mengatakan demikian. Sejak Maret, tren permainan Villarreal memang mengalami terjun bebas.
Dalam sembilan pertandingan liga terakhir, pasukan entrenador Marcelino Garcia Toral itu hanya mampu mencicipi dua kemenangan.
Sementara tujuh lainnya berakhir dengan tiga kali seri, dan empat kekalahan. Bahkan, ketika menang 2-0 dari Getafe (10/4), Villarreal harus melalui tiga laga dengan menorehkan dua kalah, masing-masing atas Rayo Vallecano (17/4), dan Real Madrid (20/4), dan bermain seri 0-0 melawan Real Sociedad (24/4).
Rentetan statistik jelek itu pun berimbas kepada peluang mereka lolos ke Liga Champions musim depan. Villarreal yang menghuni peringkat empat, hanya memiliki gap empat poin dari Cleta Vigo yang menghuni rangking kelima (61-57).
Bandingkan dengan Liverpool yang tak terkalahkan dalam lima laga terakhir (3 menang, 2 seri) pasca kalah 2-3 kontra Southampton (20/3).
Namun, komentator Sky Sports, Rob Palmer menyebut, Liverpool sebaiknya jangan mendongakkan kepalanya terlalu tinggi ketika bertandang ke El Madrigal.
”Menurutku, Villarreal bisa dibandingkan dengan Leicester City,” ujar Palmer dalam kolomnya di Liverpool Echo.
Ya, meski Villarreal adalah tim dengan kapastitas stadion terkecil keempat di liga, klub dengan julukan Kapal Selam Kuning itu mampu menjadi penantang serius ketika berkiprah di Eropa.
Sejak musim 2005-2006 atau satu dekade lalu, Villarreal selalu konsisten menembus babak knockout.
Apalagi pada musim ini, mereka mampu meraih tiket empat besar dengan statistik mengagumkan.
Mereka hanya kalah sekali ketika ditundukkan Rapid Wina di Ernst-Happel Stadion di fase grup, 17 September tahun lalu.
Setelah itu, penampilan Bruno Soriano dkk tak terbendung dengan mencatat delapan kemenangan dan tiga kali seri.
Termasuk yang mungkin fenomenal adalah mengjungkalkan Napoli, tim paling rakus di fase grup saat itu, di babak 32 Besar dengan agregat 2-1.
Catatan impresif itu diperkuat dengan fakta bahwa Villarreal belum terkalahkan di El Madrigal musim ini.
Dari enam laga kandang, mereka menyapu bersih semuanya dengan kemenangan. Mencetak 11 gol, dan hanya kebobolan satu.
Namun, dari kukuhnya El Madrigal di musim ini, satu faktor lain yang bisa menjadi penghambat The Reds, sebutan Liverpool, dalam meraih satu kursi final adalah sejak sang manajer, Juergen Klopp, yang tidak pernah menang di tanah Spanyol.