29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Conte, si Jenius Gila

Conte memang tidak perlu usaha sekeras Titanic. Yang dia butuhkan adalah kebrilianannya di dalam mengatur taktikal. Dari sisi formasi permainan, Italia mengawali laga dengan 3-5-2 yang dapat bertransformasi menjadi 3-3-4 saat menyerang dengan kedua sisi sayap yang ikut membantu naik ke depan.

Conte paham, Spanyol beda dengan Jerman. Di Jerman, Loew mempunyai Sami Khedira yang bisa berperan untuk meredam counter attack cepat Italia. Gelandang Juventus itu punya kemampuan di aspek intersep dan passing sama bagusnya. Sebab itulah kunci untuk meredam serangan balik sekaligus mempercapat transisi defense ke offense.

Bermain empat kali sejak fase grup, Khedira sudah melakukan tujuh kali intersep dan 273 kali passing. Sayangnya, perang di lini tengah itu bakal sedikit terganggu. Italia tidak bisa memainkan salah satu gelandangnya yang paling bagus dalam intersep, Thiago Motta. Pemain yang masuk menggantikan Daniele De Rossi itu harus absen karena akumulasi kartu kuning.

Sialnya, kondisi itu juga diperparah dengan adanya kemungkinan De Rossi tidak bermain. De Rossi mengalami sedikit nyeri di pinggangnya. Itulah kenapa dia ditarik keluar dan digantikan Motta. Mencari pengganti De Rossi di lini tengah itulah yang menjadi pekerjaan rumah Conte sebelum laga 3 Juni dini hari nanti WIB.

“Kami akan mulai memikirkan tentang Jerman pada Selasa (waktu setempat). Saya rasa Jerman punya waktu istirahat yang lebih panjang. Saya tidak masalah dengan itu. Kami akan memulihkan level energi pemain kami supaya para pemain yang cedera bisa kembali fit lagi,” tuturnya.

“So, akhir pekan nanti kami akan turun dengan atensi, ambisi, dan determinasi yang sama,” tegasnya.

Terpisah, Jerman sudah melihat permainan Italia kemarin. Dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi Jerman, Loew memuji permainan impresif Italia.

“Pertemuan kami di akhir pekan nanti akan menjadi laga yang sangat terbuka, menarik, dan dengan intensitas yang tinggi pula,” klaim Loew.

Dari sisi head to head-nya, juara dunia 2014 itu bakal keder dengan nama Italia. Sebab, setiap kali bertemu di major tournament, Jerman tidak pernah beruntung mengalahkan Italia. Terakhir, pada semifinal Euro 2012 Jerman tumbang 1-2. Kalaupun bermain imbang, itu terjadi dalam fase grup. Bukan di fase knockout.

Dikutip dari Eurosport, pelatih dengan 66,67 persentase kemenangannya saat membesut Jerman itu menegaskan tidak ada lagi pedoman statistik pertemuan dalam kamusnya. “Okay, kami tidak pernah mengalahkan mereka di turnamen. Tapi, kami tidak trauma dengan Italia. Masa lalu tidak begitu saya pedulikan,” koar pelatih 56 tahun itu.

Dibandingkan Euro 2012, lanjut Loew, Italia tidak sama dengan yang dibawa Conte saat ini. ”Dulu mereka seperti kopi yang dingin. Kini, kami menghadapi espresso yang lebih segar, dan saya berharap bisa mencicipinya dengan lebih baik pada Sabtu nanti,” kata Loew. ”Sekali lagi, saya tidak takut dengan Italia,” imbuhnya. (ren/dns/jpg)

Conte memang tidak perlu usaha sekeras Titanic. Yang dia butuhkan adalah kebrilianannya di dalam mengatur taktikal. Dari sisi formasi permainan, Italia mengawali laga dengan 3-5-2 yang dapat bertransformasi menjadi 3-3-4 saat menyerang dengan kedua sisi sayap yang ikut membantu naik ke depan.

Conte paham, Spanyol beda dengan Jerman. Di Jerman, Loew mempunyai Sami Khedira yang bisa berperan untuk meredam counter attack cepat Italia. Gelandang Juventus itu punya kemampuan di aspek intersep dan passing sama bagusnya. Sebab itulah kunci untuk meredam serangan balik sekaligus mempercapat transisi defense ke offense.

Bermain empat kali sejak fase grup, Khedira sudah melakukan tujuh kali intersep dan 273 kali passing. Sayangnya, perang di lini tengah itu bakal sedikit terganggu. Italia tidak bisa memainkan salah satu gelandangnya yang paling bagus dalam intersep, Thiago Motta. Pemain yang masuk menggantikan Daniele De Rossi itu harus absen karena akumulasi kartu kuning.

Sialnya, kondisi itu juga diperparah dengan adanya kemungkinan De Rossi tidak bermain. De Rossi mengalami sedikit nyeri di pinggangnya. Itulah kenapa dia ditarik keluar dan digantikan Motta. Mencari pengganti De Rossi di lini tengah itulah yang menjadi pekerjaan rumah Conte sebelum laga 3 Juni dini hari nanti WIB.

“Kami akan mulai memikirkan tentang Jerman pada Selasa (waktu setempat). Saya rasa Jerman punya waktu istirahat yang lebih panjang. Saya tidak masalah dengan itu. Kami akan memulihkan level energi pemain kami supaya para pemain yang cedera bisa kembali fit lagi,” tuturnya.

“So, akhir pekan nanti kami akan turun dengan atensi, ambisi, dan determinasi yang sama,” tegasnya.

Terpisah, Jerman sudah melihat permainan Italia kemarin. Dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi Jerman, Loew memuji permainan impresif Italia.

“Pertemuan kami di akhir pekan nanti akan menjadi laga yang sangat terbuka, menarik, dan dengan intensitas yang tinggi pula,” klaim Loew.

Dari sisi head to head-nya, juara dunia 2014 itu bakal keder dengan nama Italia. Sebab, setiap kali bertemu di major tournament, Jerman tidak pernah beruntung mengalahkan Italia. Terakhir, pada semifinal Euro 2012 Jerman tumbang 1-2. Kalaupun bermain imbang, itu terjadi dalam fase grup. Bukan di fase knockout.

Dikutip dari Eurosport, pelatih dengan 66,67 persentase kemenangannya saat membesut Jerman itu menegaskan tidak ada lagi pedoman statistik pertemuan dalam kamusnya. “Okay, kami tidak pernah mengalahkan mereka di turnamen. Tapi, kami tidak trauma dengan Italia. Masa lalu tidak begitu saya pedulikan,” koar pelatih 56 tahun itu.

Dibandingkan Euro 2012, lanjut Loew, Italia tidak sama dengan yang dibawa Conte saat ini. ”Dulu mereka seperti kopi yang dingin. Kini, kami menghadapi espresso yang lebih segar, dan saya berharap bisa mencicipinya dengan lebih baik pada Sabtu nanti,” kata Loew. ”Sekali lagi, saya tidak takut dengan Italia,” imbuhnya. (ren/dns/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/