Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan ucapan selamat kepada Persebaya, PSMS, dan PSIS. Menurutnya, ada tugas berat PSSI di balik promosi ketiga tim tersebut. “(Tim-tim promosi itu) menunjukkan romantisme masa lalu. Ini seolah mengulang kejayaan perserikatan. Ini proses yang sangat alami, yang dihasilkan oleh kualitas masing-masing klub. Satu kata dari saya: Selamat!” kata Imam.
Menpora menyadari, dengan ketiga tim tersebut yang promosi maka tugas PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru bakal makin berat. Sebab, tim-tim tersebut memiliki rivalitas yang sengit. Situasi itu juga berpotensi menyeret persaingan suporter.
“Saya kira rivalitas suporter tidak masalah makanya harus menjunjung sportivitas. Pemerintah tidak henti-hentinya mengingatkan PSSI untuk bertindak keras terhadap klub yang suporternya berlaku anarkis dan yang mennyuarakan kebencian,” kata Imam.
“Tapi, jangan sampai juga sanksinya berupa uang melulu. Bisa kok tidak boleh ada penonton, tidak main di kandang.Tapi, asal regulasi ditegakkan saya yakin semua beres. Itu saja,” pungkasnya.
Sementara, duel klasik dua tim hijau ini tadi malam berjalan ketat sejak awal. Laga baru berjalan dua menit, PSMS dikejutkan dengan gol Rizhadi Fauzi saat laga baru berjalan dua menit. Gol itu menyentak Legimin Raharjo dkk. Mereka langsung menggempur Bajul Ijo.
PSMS bereaksi membalas dengan cepat. PSMS berhasil menyamakan skor menit kesembilan. Handball bek Persebaya di kotak terlarang berbuah penalti. Eksekusi I Made Wirahadi mampu menaklukkan kiper lawan. Skor menjadi imbang 1-1.
Tempo permainan pun menjadi lebih cepat sejak dua gol itu. Persebaya mendominasi dengan umpan-umpan pendek yang diteruskan dengan bola udara. Sementara PSMS yang mengandalkan Made Wirahadi didukung Elthon dan Frets Butuan coba mengandalkan serangan balik. Kali ini Djajang melakukan perubahan dengan memasang Dimas Drajad lebih awal tapi main lebih sedikit ke belakang dari posisi aslinya sebagai striker.
PSMS akhirnya unggul. Tendangan bebas Roni Fatahillah dari jarak yang cukup jauh berbuah gol menit ke-37. Bola keras tendangan pemain jebolan PS Kwarta itu membentur kepala pemain Persebaya dan membuat alur bola naik ke atas. Laju bola tak mampu dihalau kiper Persebaya, Miswar.
Namun hanya berselang tiga menit, Persebaya membalas. Gantian Green Force mendapat penalti setelah Rendi Irwan terjatuh di kotak penalti. Keputusan ini sempat mendapat protes dari pemain PSMS, terutama Fredyan Wahyu yang dianggap menjatuhkan Rendi. Eksekusi Irfan Jaya sempat diblok Abdul Rohim. Namun bola muntah kembali jatuh ke kaki Irfan dan melepaskan tendangan untuk kali kedua yang kali ini tak mampu dihalau Rohim.
Di babak kedua, kedua tim semakin bersemangat menambah gol. PSMS mengandalkan bola-bola terobosan untuk menembus pertahanan lawan. Namun masih belum mampu menembus pertahanan lawan. Djajang Nurjaman menurunkan sang super subs, Choiril Hidayat menggantikan Elthon Maran di pertengahan babak kedua untuk menambah daya dobrak.
Peluang terbaik PSMS diraih pada menit ke-65 lewat  Suhandi yang melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Namun masih melenceng. di atas mistar. Persebaya juga tak banyak mendapat peluang di babak kedua. Alfredo Vera memasukkan Ricky Kayame untuk merepotkan pertahanan PSMS.
Tensi laga juga semakin meninggi. Beberapa kali pemain dari kedua tim sempat bersitegang di lapangan. Skor 2-2 bertahan hingga 90 menit. Laga pun dilanjutkan lewat ekstra time.