MUENCHEN – Arjen Robben menjadi salah satu pemain Bayern Muenchen yang paling terpukul ketika dipaksa mengakui ketangguhan Real Madrid pada babak semifinal Liga Champions.
Pasalnya, Robben sebenarnya sangat berambisi mempermalukan klub yang pernah dibelanya itu. Sayangnya, Robben gagal membuktikan sesumbarnya tersebut.
Kegagalan itu juga membuat Muenchen tak bisa mematahkan kutukan juara bertahan Liga Champions. Muenchen menjadi klub kesekian yang gagal mempertahankan gelar juara.
“Kami menerima kekalahan 0-4. Kami harus menerima kenyataan itu. Kami menangisi hal itu. Namun, kami harus tetap mengangkat kepala,” terang Robben di laman Sky Sport, Rabu (30/4).
Pemain asal Belanda itu kini meminta rekan-rekannya tampil fight pada final DFB Pokal. Pasalnya, Muenchen bakal bersua Borussia Dortmund yang selama ini menjadi seteru abadi.
“Kami memiliki banyak harapan. Suasana juga bagus. Kami menyerang sejak menit pertama, namun kebobolan dua gol dari bola mati. Tapi kami masih memiliki final DFB Pokal,” tegas Robben. (jos/jpnn)
MUENCHEN – Arjen Robben menjadi salah satu pemain Bayern Muenchen yang paling terpukul ketika dipaksa mengakui ketangguhan Real Madrid pada babak semifinal Liga Champions.
Pasalnya, Robben sebenarnya sangat berambisi mempermalukan klub yang pernah dibelanya itu. Sayangnya, Robben gagal membuktikan sesumbarnya tersebut.
Kegagalan itu juga membuat Muenchen tak bisa mematahkan kutukan juara bertahan Liga Champions. Muenchen menjadi klub kesekian yang gagal mempertahankan gelar juara.
“Kami menerima kekalahan 0-4. Kami harus menerima kenyataan itu. Kami menangisi hal itu. Namun, kami harus tetap mengangkat kepala,” terang Robben di laman Sky Sport, Rabu (30/4).
Pemain asal Belanda itu kini meminta rekan-rekannya tampil fight pada final DFB Pokal. Pasalnya, Muenchen bakal bersua Borussia Dortmund yang selama ini menjadi seteru abadi.
“Kami memiliki banyak harapan. Suasana juga bagus. Kami menyerang sejak menit pertama, namun kebobolan dua gol dari bola mati. Tapi kami masih memiliki final DFB Pokal,” tegas Robben. (jos/jpnn)
