25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Kuncinya, Latihan, Latihan, Latihan

Om Yun-chol, Pembuat Kejutan Terbesar dalam Sejarah Angkat Besi di Olimpiade

Hanya ada tiga lifter dalam sejarah angkat besi yang bisa mengangkat barbel tiga kali berat badannya. Namun, hanya seorang lifter dari grup B yang bisa mengalahkan lifter grup A untuk meraih emas Olimpiade, dialah Om Yun-chol.

OM Yun-chol layak menjadi teladan atlet-atlet Indonesia, bahkan dunia. Dia memberi contoh bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam olahraga.
Tidak pernah menjadi juara Asia, apalagi dunia, membuat dia tidak diperhitungkan dalam persaingan juara. Dia pun tergabung di grup B bersama lifter non unggulan lainnya. Termasuk di dalamnya lifter Indonesia Jadi Setijadi.
Start penampilan Yun-chol tidaklah meyakinkan. Angkatan snatch pertamanya hanya 120 kilogram (kg). Lalu, pada angkatan kedua, dia gagal mengangkat 125 kg. Dia baru mengangkat 125 kg pada percobaan terakhir. Untuk angkatan snatch, Yun-chol kalah oleh Jadi yang membukukan 127 kg.

Namun, Yun-chol mengamuk pada clean and jerk. Angkatan pertamanya adalah 160 kg. Jadi yang merupakan pesaing terberat di grup B baru bisa mengangkat 156 kg pada percobaan kedua.”Pada percobaan terakhir, Jadi tidak mampu mengangkat barbel 161 kg.
Setelah kesempatan Jadi habis, Yun-chol kian percaya diri. Dia meminta 165 kg pada percobaan kedua. Berhasil, dia pun minta 168 kg.

Kesempatan terakhir itu berhasil dimaksimalkan Yun-chol untuk menyamai rekor Halil Mutlu. Lifter legendaris Turki tersebut juga membukukan angkatan 168 kg pada kelas 56 kg di kejuaraan dunia di Slovakia pada 2001. Tetapi, di Olimpiade, angkatan Yun-chol itu lebih baik satu kilogram dari angkatan terbaik Mutlu.

“Ini momen yang fantastis. Atlet memecahkan rekor dunia tidak bisa Anda saksikan setiap hari. Anda beruntung bisa menjadi saksi lifter hebat ini (Om Yun-chol) menjadi yang terkuat dalam sejarah,” kata Seb Coe, chairman LOCOG, yang ikut menyaksikan pertandingan angkat besi.

Dengan berhasil mengangkat 168 kg, Yun-chol mampu mengangkat barbel lebih dari tiga kali berat badannya (55,76 kg). Dalam sejarah, sebelumnya hanya ada dua lifter yang bisa melakukannya. Yaitu Mutlu dan Naim Suleymanoglu yang mengangkat 190 kg pada kelas 60 kg pada 20 September 1988 di Korea Selatan.

Meski punya angkatan yang menyamai rekor dunia, Yun-chol harus menunggu berjam-jam untuk mengetahui medali apa yang akan didapatkannya. Dia harus menunggu hasil grup A yang dimainkan pada malamnya (dini hari WIB). Di grup A bercokol nama-nama hebat, seperti juara dunia Wu Jingbiao dari Tiongkok atau Tran Le Quoc Toan (Vietnam).

Namun, pada akhirnya Jingbiao tidak mampu melewati angkatan Yun-chol. Meski snatch-nya mencapai 133 kg, clean and jerk-nya hanya 156 kg. Total angkatan Yun-chol 293 kg, unggul empat kilogram dari Jingbiao. Medali perunggu direbut Hristov Valentin dengan total angkatan 286 kg. Sementara itu, Jadi berada di urutan kelima dengan angkatan total 277 kg.

Banyak yang kaget dengan kehebatan Yun-chol kemarin. Termasuk Jingbiao. “Pada kejuaraan dunia di Paris tahun lalu, saya menjadi juara dan Yun-chol hanya di urutan keenam. Hari ini (dini hari kemarin WIB, Red) dia tampil begitu hebat. Saya tidak mengira,” katanya.
Lantas, apa sih rahasia Yun-chol? “Tidak ada rahasia. Yang saya lakukan selama ini adalah berlatih, berlatih, dan berlatih,” tegasnya.

Seperti kebanyakan atlet Korea Utara, Yun-chol juga mendedikasikan sukses itu kepada mendiang Kim Jong-il. “Saya tidak akan kuat mengangkat 168 kilogram tanpa bantuannya,” ucapnya.

Dengan usia 20 tahun, Yun-chol masih bisa beberapa kali tampil di Olimpiade selanjutnya. Siapa tahu, pada kesempatan kedua atau ketiga mendatang, dia lebih matang dan lebih banyak rekor yang dipecahkannya. Atau sebaliknya, kelak mun cul Yun-chol baru di kelas 56 kg. Kalau itu yang terjadi, semoga saja, lifter Indonesia menjadi salah satunya. (*/c13/diq)

Om Yun-chol, Pembuat Kejutan Terbesar dalam Sejarah Angkat Besi di Olimpiade

Hanya ada tiga lifter dalam sejarah angkat besi yang bisa mengangkat barbel tiga kali berat badannya. Namun, hanya seorang lifter dari grup B yang bisa mengalahkan lifter grup A untuk meraih emas Olimpiade, dialah Om Yun-chol.

OM Yun-chol layak menjadi teladan atlet-atlet Indonesia, bahkan dunia. Dia memberi contoh bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam olahraga.
Tidak pernah menjadi juara Asia, apalagi dunia, membuat dia tidak diperhitungkan dalam persaingan juara. Dia pun tergabung di grup B bersama lifter non unggulan lainnya. Termasuk di dalamnya lifter Indonesia Jadi Setijadi.
Start penampilan Yun-chol tidaklah meyakinkan. Angkatan snatch pertamanya hanya 120 kilogram (kg). Lalu, pada angkatan kedua, dia gagal mengangkat 125 kg. Dia baru mengangkat 125 kg pada percobaan terakhir. Untuk angkatan snatch, Yun-chol kalah oleh Jadi yang membukukan 127 kg.

Namun, Yun-chol mengamuk pada clean and jerk. Angkatan pertamanya adalah 160 kg. Jadi yang merupakan pesaing terberat di grup B baru bisa mengangkat 156 kg pada percobaan kedua.”Pada percobaan terakhir, Jadi tidak mampu mengangkat barbel 161 kg.
Setelah kesempatan Jadi habis, Yun-chol kian percaya diri. Dia meminta 165 kg pada percobaan kedua. Berhasil, dia pun minta 168 kg.

Kesempatan terakhir itu berhasil dimaksimalkan Yun-chol untuk menyamai rekor Halil Mutlu. Lifter legendaris Turki tersebut juga membukukan angkatan 168 kg pada kelas 56 kg di kejuaraan dunia di Slovakia pada 2001. Tetapi, di Olimpiade, angkatan Yun-chol itu lebih baik satu kilogram dari angkatan terbaik Mutlu.

“Ini momen yang fantastis. Atlet memecahkan rekor dunia tidak bisa Anda saksikan setiap hari. Anda beruntung bisa menjadi saksi lifter hebat ini (Om Yun-chol) menjadi yang terkuat dalam sejarah,” kata Seb Coe, chairman LOCOG, yang ikut menyaksikan pertandingan angkat besi.

Dengan berhasil mengangkat 168 kg, Yun-chol mampu mengangkat barbel lebih dari tiga kali berat badannya (55,76 kg). Dalam sejarah, sebelumnya hanya ada dua lifter yang bisa melakukannya. Yaitu Mutlu dan Naim Suleymanoglu yang mengangkat 190 kg pada kelas 60 kg pada 20 September 1988 di Korea Selatan.

Meski punya angkatan yang menyamai rekor dunia, Yun-chol harus menunggu berjam-jam untuk mengetahui medali apa yang akan didapatkannya. Dia harus menunggu hasil grup A yang dimainkan pada malamnya (dini hari WIB). Di grup A bercokol nama-nama hebat, seperti juara dunia Wu Jingbiao dari Tiongkok atau Tran Le Quoc Toan (Vietnam).

Namun, pada akhirnya Jingbiao tidak mampu melewati angkatan Yun-chol. Meski snatch-nya mencapai 133 kg, clean and jerk-nya hanya 156 kg. Total angkatan Yun-chol 293 kg, unggul empat kilogram dari Jingbiao. Medali perunggu direbut Hristov Valentin dengan total angkatan 286 kg. Sementara itu, Jadi berada di urutan kelima dengan angkatan total 277 kg.

Banyak yang kaget dengan kehebatan Yun-chol kemarin. Termasuk Jingbiao. “Pada kejuaraan dunia di Paris tahun lalu, saya menjadi juara dan Yun-chol hanya di urutan keenam. Hari ini (dini hari kemarin WIB, Red) dia tampil begitu hebat. Saya tidak mengira,” katanya.
Lantas, apa sih rahasia Yun-chol? “Tidak ada rahasia. Yang saya lakukan selama ini adalah berlatih, berlatih, dan berlatih,” tegasnya.

Seperti kebanyakan atlet Korea Utara, Yun-chol juga mendedikasikan sukses itu kepada mendiang Kim Jong-il. “Saya tidak akan kuat mengangkat 168 kilogram tanpa bantuannya,” ucapnya.

Dengan usia 20 tahun, Yun-chol masih bisa beberapa kali tampil di Olimpiade selanjutnya. Siapa tahu, pada kesempatan kedua atau ketiga mendatang, dia lebih matang dan lebih banyak rekor yang dipecahkannya. Atau sebaliknya, kelak mun cul Yun-chol baru di kelas 56 kg. Kalau itu yang terjadi, semoga saja, lifter Indonesia menjadi salah satunya. (*/c13/diq)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/