Tidak hanya TKI di Malaysia, tidak sedikit yang juga rela datang ke Kualalumpur dari Indonesia. Mereka terdiri dari berbagai daerah seperti Medan, Jakarta, Yogyakarta dan kota-kota lainnya. Meskipun harus merogoh kocek yang tidak sedikit, namun menurut mereka itu tak sebanding dengan perjuangan timnas.
“Awalnya saya pesan tiket untuk jadwal final. Ternyata gagal. Tapi gak masalah kami kawal timnas hingga laga terakhir. Medali perunggu ini berasa medali emas bagi kami dengan permainan yang ditunjukkan mereka,” kata Christopel, suporter timnas asal Medan.Selain itu ada Firmansyah. Dia merupakan warga negara Malaysia. Tapi orang tuanya Indonesia. Karena itu dia ternyata ikut juga mendukung timnas dan menyaksikan setiap laganya di Stadion. “Kemarin nonton juga di Selayang. Kami lahir di sini saja. Tapi kami juga cinta Indonesia karena setiap tahun kami pulang kampung ke Indonesia di Dumai,”kata Firman yang ikut memburu tanda tangan pemain dan foto bersama.
Sementara itu pencetak gol indah ke gawang Myanmar, Rezaldi Hehanusa mengaku salut dan berterimakasih atas dukungan suporter. “Saya salut juga padahal kami gagal di semifinal tapi dukungan mereka gak berubah. Mereka terus dukung kami sampai pertandingan terakhir. Kami sangat berterimakasih,” beber pemain asal Persija Jakarta itu saat ditemui di Royal Chulan hotel, tempat menginap timnas.
Dukungan luar biasa itu membuat Evan Dimas dan berjanji untuk memberi prestasi yang lebih baik. “Kita syukuri hasil ini. Karena kita semua sudah berjuang,” kata Evan Dimas.
Timnas U-22 sendiri sudah bertolak meninggalkan Medan pada Rabup (30/1) kemarin. Sebelum ke Bandara KLIA, mereka dihadang sejumlah suporter yang ingin sekadar berfoto bersama ataupun meminta tanda tangan. (*)