31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Bentuk Manajemen ‘Dadakan’ untuk Kelabui AFC

MEDAN-PSMS masih belum siap berlaga di LPI. Hal ini merujuk dari inspeksi yang dilakukan utusan Asian Football Confederation (AFC) ke Stadion Teladan dan PSMS Medan Jumat (30/9) lalu.

Bukan hanya belum menyelesaikan pembenahan infrastruktur secara keseluruhan, tapi juga belum tersusunnya aspek sumberdaya manusia (SDM) menjadi hal mendasar yang harus dilakukan.

Hal itu terjadi ketika lima utusan AFC Benyamin Tan, Ausher Nikimbaon, Shahin Rahmani, Avintee dan Mahajan sebelum mengecek stadion.

Mereka menanyakan kelengkapan personel manajemen PSMS yang dinilai paling krusial yakni direktur klub, marketing, pengawas bidang kompetisi, keuangan dan penanggungjawab keamanan.

Aksi mencomot mendadak pun dilakukan pengurus PSMS, untuk memenuhi permintaan AFC dalam sesi detail tanya jawab dengan pihak manajemen yang sebenarnya belum terbentuk.

Sebenarnya, apa yang diminta AFC bukan hal yang rumit. Namun saat itu, PSMS hanya diwakilkan dengan Idris (Sekum Pengurus PSMS) yang kemudian mengambil alih sebagai direktur klub saat itu. Ketiadaan manajemen membuat Idris akhirnya meminta berbagai pihak sebagai manajemen dadakan.

Permintaan AFC agar PSMS harus menghadirkan sosok media officer membuat Idris saat itu keluar ruangan dan meminta seorang wartawan surat kabar secara mendadak jadi media officer, kemudian meminta mantan sekretaris PSMS musim lalu Fityan Hamdy jadi bagian marketing, Ketua KONI Medan Dzulhifzi Lubis jadi penanggungjawab keamanan dan Kadis Pertamanan Kota Medab Erwin Lubis jadi direktur bidang kompetisi.

Tidak hanya itu, lantaran banyak media saat AFC datang, pengurus PSMS yang terdesak meminta wartawan lainnya menjadi penerjemah antara AFC dan manajemen PSMS ‘dadakan’ saat sesi wawancara itu.

Tak banyak yang bisa berkomentar soal keanehan itu. Murni untuk membantu, masing-masing figur manajemen ‘palsu’ di PSMS tersebut menjalankan skenario, menjawab pertanyaan tersebut seadanya.

Usai verifikasi administrasi, Dzulhifzi Lubis mengaku heran dengan pengurus PSMS. Karena hanya bergantung ke Idris dan sebaliknya Idris terlalu mengandalkan dirinya sendiri saat mengurus PSMS. “Untunglah ada kalian (Para wartawan, Red) jadi bisa banyak membantu, khususnya jadi penerjemah. Kalau tak ada kayak mana ini?” ungkapnya tegas.
Sementara itu, Idris mengaku tak menyangka kalau kedatangan AFC juga memverifikasi dokumen terkait susunan manajemen, audit keuangan dan lainnya. Dia mengatakan, hanya tahu kalau AFC bakal memverifikasi stadion. (saz)

MEDAN-PSMS masih belum siap berlaga di LPI. Hal ini merujuk dari inspeksi yang dilakukan utusan Asian Football Confederation (AFC) ke Stadion Teladan dan PSMS Medan Jumat (30/9) lalu.

Bukan hanya belum menyelesaikan pembenahan infrastruktur secara keseluruhan, tapi juga belum tersusunnya aspek sumberdaya manusia (SDM) menjadi hal mendasar yang harus dilakukan.

Hal itu terjadi ketika lima utusan AFC Benyamin Tan, Ausher Nikimbaon, Shahin Rahmani, Avintee dan Mahajan sebelum mengecek stadion.

Mereka menanyakan kelengkapan personel manajemen PSMS yang dinilai paling krusial yakni direktur klub, marketing, pengawas bidang kompetisi, keuangan dan penanggungjawab keamanan.

Aksi mencomot mendadak pun dilakukan pengurus PSMS, untuk memenuhi permintaan AFC dalam sesi detail tanya jawab dengan pihak manajemen yang sebenarnya belum terbentuk.

Sebenarnya, apa yang diminta AFC bukan hal yang rumit. Namun saat itu, PSMS hanya diwakilkan dengan Idris (Sekum Pengurus PSMS) yang kemudian mengambil alih sebagai direktur klub saat itu. Ketiadaan manajemen membuat Idris akhirnya meminta berbagai pihak sebagai manajemen dadakan.

Permintaan AFC agar PSMS harus menghadirkan sosok media officer membuat Idris saat itu keluar ruangan dan meminta seorang wartawan surat kabar secara mendadak jadi media officer, kemudian meminta mantan sekretaris PSMS musim lalu Fityan Hamdy jadi bagian marketing, Ketua KONI Medan Dzulhifzi Lubis jadi penanggungjawab keamanan dan Kadis Pertamanan Kota Medab Erwin Lubis jadi direktur bidang kompetisi.

Tidak hanya itu, lantaran banyak media saat AFC datang, pengurus PSMS yang terdesak meminta wartawan lainnya menjadi penerjemah antara AFC dan manajemen PSMS ‘dadakan’ saat sesi wawancara itu.

Tak banyak yang bisa berkomentar soal keanehan itu. Murni untuk membantu, masing-masing figur manajemen ‘palsu’ di PSMS tersebut menjalankan skenario, menjawab pertanyaan tersebut seadanya.

Usai verifikasi administrasi, Dzulhifzi Lubis mengaku heran dengan pengurus PSMS. Karena hanya bergantung ke Idris dan sebaliknya Idris terlalu mengandalkan dirinya sendiri saat mengurus PSMS. “Untunglah ada kalian (Para wartawan, Red) jadi bisa banyak membantu, khususnya jadi penerjemah. Kalau tak ada kayak mana ini?” ungkapnya tegas.
Sementara itu, Idris mengaku tak menyangka kalau kedatangan AFC juga memverifikasi dokumen terkait susunan manajemen, audit keuangan dan lainnya. Dia mengatakan, hanya tahu kalau AFC bakal memverifikasi stadion. (saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/