MEDAN-Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah memutuskan untuk menunda sanksi terhadap 11 pemain PSMS yang menggelar demo di Jakarta. Itu termasuk dalam lima keputusan dari hasil sidang Komdis, Rabu (3/7), dengan memanggil beberapa perwakilan klub-klub bermasalah, termasuk Ketua Umum PSMS Indra Sakti Harahap. Jatuh tidaknya sanksi baru akan diputuskan pekan depan setelah memanggil pemain, pelatih, dan manajemen.
Sejauh ini belum ada pemanggilan resmi dari Komdis PSSI kepada pemain. Irwin Ramadhana, seorang pemain PSMS yang mengikuti aksi di Jakarta, mengatakan, belum mengetahui soal pemanggilan. “Belum ada pemanggilan resmi dari PSSI. Tapi kalau nantinya perwakilan yang diminta ke sana, teman-teman tidak mau. Harus 11 pemain yang datang kalau memang kami yang dipermasalahkan,” tutur Irwin, Kamis (4/7).
Selain itu dengan permasalahan gaji yang belum tuntas, ongkos ke Jakarta menjadi kendala Irwin dkk. “Kalau memang kami mau diundang ke Jakarta, siapa yang mau biayai kami? Karena gaji belum juga ada titik terang,” ungkapnya.
Menurut Irwin, ada hal yang lebih krusial dari sekadar urusan sanksi. Tuntutan hak gaji berbulan-bulan yang sempat diajukan ke PSSI dan PT Liga Indonesia (LI) sampai sekarang belum ada titik terang. “Selesaikan dulu masalah gaji-gaji pemain. Jangan mereka mau kasih sanksi pemain saja. Kami hanya menuntut hak dan tidak berbuat onar di sana,” ujar kiper 31 tahun ini.
Pemain lainnya, Susanto, mengatakan, jika lebih baik Komdis yang ke Medan karena para pemain tidak mau diwakilkan. “Kami tidak mau kalau hanya perwakilan. Lebih bagus mereka (PSSI) yang ke Medan,” katanya.
Senada, Zulham Syahputra, juga mengatakan, untuk keberangkatan ke Jakarta harusnya juga menjadi tanggung jawab Ketua Umum Indra Sakti Harahap. “Kalau memang Indra Sakti itu bertanggung jawab, kenapa ia tidak mengajak perwakilan pemain dan juga pelatih untuk berangkat bersama ke Jakarta? Agar semua memberikan keterangan di hadapan Komdis, jadi semua ini bisa selesai lebih cepat. Ini tidak, ia pergi sendiri-sendiri,” tegas Zulham.
Sementara, Pelatih PSMS Suharto AD, mengaku siap jika dipanggil Komdis. Termasuk keterangan soal adanya upaya pengaturan skor dan kegagalan berangkat ke Bengkulu. “Jika Komdis PSSI meminta menjelaskan itu semua, kami siap. Apalagi kalau itu bisa mempercepat pores penyelesaian kasus ini, kami pasti akan berikan penjelasan sesuai dengan apa yang diinginkan Komdis,” ujarnya.
Indra Sakti sendiri sebelumnya menjelaskan beberapa hal yang ditanyakan Komdis kepadanya. Meliputi pengaturan skor, kegagalan berangkat ke Bengkulu, dan aksi demonstrasi pemain di Jakarta, serta kediamannya. Indra membenarkan jika nantinya keterangan tersebut akan dibandingkan dengan keterangan dari pemain, pelatih, dan ofisial.
Ia juga mengaku dipanggil oleh PT LI untuk memaparkan proposal mekasisme pembayaran gaji pemain. Mekanisme itu akan disampaikan secara garis besar. “Jadi keputusan soal pembayaran gaji pemain akan diputuskan setelah ada putusan dari Komdis,” tandasnya.
Menpora Menyesalkan
Kondisi ini juga sangat disesalkan oleh Menpora Roy Suryo. Ia menyebut langkah Komdis memberi sanksi pemain yang menagih haknya adalah bukan ranah Komdis dan dinilai tidak manusiawi.
Dari pandangan Roy, pemain dalam keadaan saat ini adalah pihak yang dirugikan. Jika mereka malah diberi sanksi, maka pembelajaran kepada klub yang bersikap tidak profesional, tidak ada. “Jangan sampai kena pemain. Kenapa mereka disanksi. Ini bisa diselesaikan secara manusiawi dan kekluargaan. Harusnya, hukuman itu ke klub bukan ke pemain,” jelasnya.
Dalam kasus ini, lanjut Roy, hubungannya adalah tiga pihak, yakni pemain-klub-PSSI. Pemain yang tidak dipenuhi haknya, harusnya dibantu oleh PSSI untuk menekan klub agar memenuhi tanggung jawabnya. “Kalau tidak bisa, manajemen dipanggil, manajemen tidak bisa menyelesaikan, klub yang menanggung. Nanti manajemen mempertanggung jawabkannya ke masyarakat,” tegasnya.
Karena itu, Menpora meminta seandainya hukuman Komdis itu telah disiapkan, hendaknya ditangguhkan terlebih dahulu. Tujuannya, agar masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan dengan semangat keolahragaan. (don/aam/jpnn)
Rencana Komdis PSSI terhadap Pemain PSMS
MEDAN-Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah memutuskan untuk menunda sanksi terhadap 11 pemain PSMS yang menggelar demo di Jakarta. Itu termasuk dalam lima keputusan dari hasil sidang Komdis, Rabu (3/7), dengan memanggil beberapa perwakilan klub-klub bermasalah, termasuk Ketua Umum PSMS Indra Sakti Harahap. Jatuh tidaknya sanksi baru akan diputuskan pekan depan setelah memanggil pemain, pelatih, dan manajemen.
Sejauh ini belum ada pemanggilan resmi dari Komdis PSSI kepada pemain. Irwin Ramadhana, seorang pemain PSMS yang mengikuti aksi di Jakarta, mengatakan, belum mengetahui soal pemanggilan. “Belum ada pemanggilan resmi dari PSSI. Tapi kalau nantinya perwakilan yang diminta ke sana, teman-teman tidak mau. Harus 11 pemain yang datang kalau memang kami yang dipermasalahkan,” tutur Irwin, Kamis (4/7).
Selain itu dengan permasalahan gaji yang belum tuntas, ongkos ke Jakarta menjadi kendala Irwin dkk. “Kalau memang kami mau diundang ke Jakarta, siapa yang mau biayai kami? Karena gaji belum juga ada titik terang,” ungkapnya.
Menurut Irwin, ada hal yang lebih krusial dari sekadar urusan sanksi. Tuntutan hak gaji berbulan-bulan yang sempat diajukan ke PSSI dan PT Liga Indonesia (LI) sampai sekarang belum ada titik terang. “Selesaikan dulu masalah gaji-gaji pemain. Jangan mereka mau kasih sanksi pemain saja. Kami hanya menuntut hak dan tidak berbuat onar di sana,” ujar kiper 31 tahun ini.
Pemain lainnya, Susanto, mengatakan, jika lebih baik Komdis yang ke Medan karena para pemain tidak mau diwakilkan. “Kami tidak mau kalau hanya perwakilan. Lebih bagus mereka (PSSI) yang ke Medan,” katanya.
Senada, Zulham Syahputra, juga mengatakan, untuk keberangkatan ke Jakarta harusnya juga menjadi tanggung jawab Ketua Umum Indra Sakti Harahap. “Kalau memang Indra Sakti itu bertanggung jawab, kenapa ia tidak mengajak perwakilan pemain dan juga pelatih untuk berangkat bersama ke Jakarta? Agar semua memberikan keterangan di hadapan Komdis, jadi semua ini bisa selesai lebih cepat. Ini tidak, ia pergi sendiri-sendiri,” tegas Zulham.
Sementara, Pelatih PSMS Suharto AD, mengaku siap jika dipanggil Komdis. Termasuk keterangan soal adanya upaya pengaturan skor dan kegagalan berangkat ke Bengkulu. “Jika Komdis PSSI meminta menjelaskan itu semua, kami siap. Apalagi kalau itu bisa mempercepat pores penyelesaian kasus ini, kami pasti akan berikan penjelasan sesuai dengan apa yang diinginkan Komdis,” ujarnya.
Indra Sakti sendiri sebelumnya menjelaskan beberapa hal yang ditanyakan Komdis kepadanya. Meliputi pengaturan skor, kegagalan berangkat ke Bengkulu, dan aksi demonstrasi pemain di Jakarta, serta kediamannya. Indra membenarkan jika nantinya keterangan tersebut akan dibandingkan dengan keterangan dari pemain, pelatih, dan ofisial.
Ia juga mengaku dipanggil oleh PT LI untuk memaparkan proposal mekasisme pembayaran gaji pemain. Mekanisme itu akan disampaikan secara garis besar. “Jadi keputusan soal pembayaran gaji pemain akan diputuskan setelah ada putusan dari Komdis,” tandasnya.
Menpora Menyesalkan
Kondisi ini juga sangat disesalkan oleh Menpora Roy Suryo. Ia menyebut langkah Komdis memberi sanksi pemain yang menagih haknya adalah bukan ranah Komdis dan dinilai tidak manusiawi.
Dari pandangan Roy, pemain dalam keadaan saat ini adalah pihak yang dirugikan. Jika mereka malah diberi sanksi, maka pembelajaran kepada klub yang bersikap tidak profesional, tidak ada. “Jangan sampai kena pemain. Kenapa mereka disanksi. Ini bisa diselesaikan secara manusiawi dan kekluargaan. Harusnya, hukuman itu ke klub bukan ke pemain,” jelasnya.
Dalam kasus ini, lanjut Roy, hubungannya adalah tiga pihak, yakni pemain-klub-PSSI. Pemain yang tidak dipenuhi haknya, harusnya dibantu oleh PSSI untuk menekan klub agar memenuhi tanggung jawabnya. “Kalau tidak bisa, manajemen dipanggil, manajemen tidak bisa menyelesaikan, klub yang menanggung. Nanti manajemen mempertanggung jawabkannya ke masyarakat,” tegasnya.
Karena itu, Menpora meminta seandainya hukuman Komdis itu telah disiapkan, hendaknya ditangguhkan terlebih dahulu. Tujuannya, agar masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan dengan semangat keolahragaan. (don/aam/jpnn)