30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Suimin Latih PSMS

Suharto, Colli Misrun dan Mardianto jadi Asisten

MEDAN- Teka-teki siapa yang menjadi arsitek tim PSMS akhirnya terjawab. Seperti diprediksi sebelumnya, Suimin Diharja dan Suharto AD akan berduet untuk menangani PSMS musim depan. Suimin duduk sebagai pelatih kepala sementara Suharto AD mendampingi sebagai asisten.
Kepastian itu terungkap, Kamis (4/10). Suimin Diharja dan Suharto akhirnya mengakui penunjukan dirinya oleh kepengurusan PSMS Indra Sakti Harahap. Suimin saat berbincang di Gedung Mantan PSMS mengakui dirinya terpanggil untuk membangun kembali PSMS yang belakangan semakin terpuruk di kancah sepakbola tanah air.

“Iya abang prihatin dengan kondisi PSMS saat ini. Dari sisi kepelatihan saya lahir dan besar di PSMS. Jadi dengan kondisi PSMS seperti sekarang ini, abang sebagai orang Medan merasa terpanggil saja,” katanya.

Ini merupakan kali ketiga Suimin membesut PSMS. Sebelumnya pelatih yang akrab pelatih kampung ini hadir di Kebun Bunga di tahun 1997. Empat musim Suimin membesut PSMS dan dua kali membawa Ayam Kinantan ke semifinal Liga Indonesia. Suimin kembali datang di tahun 2009 saat PSMS turun kasta ke Divisi Utama.

“Jadi sama ini kali ketiga abang melatih di PSMS. Tidak ada urusan lagi dengan klub lain, yang pasti abang sudah pulang kemari dan sudah niat untuk coba lagi membangun,” katanya.

Suimin juga menolak berkomentar soal kondisi organisasi PSMS yang kini tengah kisruh. “Abang nggak tahu itu. Abang juga nggak mau bicarakan. Nggak ngerti dualisme dan nggak tau apa itu dualisme. Yang jelas tujuan saya satu, hanya untuk PSMS. Saya juga manusia biasa dan perlu kerjasama dengan semua pihak untuk membangun PSMS,” kata pelatih kelahiran 21 Maret 1956.

Namun yang pasti, kondisi PSMS saat ini sangat menantang baginya. Beberapa kali ia menerima tawaran melatih di klub yang bermasalah. “Saya suka tantangan. Memang beberapa kali saya nerima tawaran saat klub sedang bermasalah. Apalagi untuk PSMS kenapa enggak,” jelasnya.
Soal nominal kontrak, Suimin enggan membeberkan. Menurutnya pengabdian menjadi prioritas. “PSMS ini bagi abang merupakan rumah yang harus dibangun. Tidak usah kita bicara mengenai nominal, karena di PSMS ini merupakan pengabdian,” ujar pelatih yang pernah membesut Sriwijaya, Persitara, Persijap dan Persikabo.

Lantas bagaimana soal kolaborasinya dengan Suharto? Rekam jejak keduanya berduet pernah terjadi di Bank Sumut. Ketika itu Suharto juga menjadi asisten Suimin. Dan bagi Suimin, Suharto sosok yang tepat untuk bekerjasama dengannya.

“Suharto itu pelatih pintar dan mau belajar. Jadi kami sama-sama belajar. Saya kenal dia sejak dari pemain hingga pelatih. Kami juga sempat kerjasama di PS Bank Sumut . Saya lihat Suharto juga bagus melatih PSMS di dua musim ini. Dan itu harus dilanjutkan,” tambahnya.(don)

Suharto, Colli Misrun dan Mardianto jadi Asisten

MEDAN- Teka-teki siapa yang menjadi arsitek tim PSMS akhirnya terjawab. Seperti diprediksi sebelumnya, Suimin Diharja dan Suharto AD akan berduet untuk menangani PSMS musim depan. Suimin duduk sebagai pelatih kepala sementara Suharto AD mendampingi sebagai asisten.
Kepastian itu terungkap, Kamis (4/10). Suimin Diharja dan Suharto akhirnya mengakui penunjukan dirinya oleh kepengurusan PSMS Indra Sakti Harahap. Suimin saat berbincang di Gedung Mantan PSMS mengakui dirinya terpanggil untuk membangun kembali PSMS yang belakangan semakin terpuruk di kancah sepakbola tanah air.

“Iya abang prihatin dengan kondisi PSMS saat ini. Dari sisi kepelatihan saya lahir dan besar di PSMS. Jadi dengan kondisi PSMS seperti sekarang ini, abang sebagai orang Medan merasa terpanggil saja,” katanya.

Ini merupakan kali ketiga Suimin membesut PSMS. Sebelumnya pelatih yang akrab pelatih kampung ini hadir di Kebun Bunga di tahun 1997. Empat musim Suimin membesut PSMS dan dua kali membawa Ayam Kinantan ke semifinal Liga Indonesia. Suimin kembali datang di tahun 2009 saat PSMS turun kasta ke Divisi Utama.

“Jadi sama ini kali ketiga abang melatih di PSMS. Tidak ada urusan lagi dengan klub lain, yang pasti abang sudah pulang kemari dan sudah niat untuk coba lagi membangun,” katanya.

Suimin juga menolak berkomentar soal kondisi organisasi PSMS yang kini tengah kisruh. “Abang nggak tahu itu. Abang juga nggak mau bicarakan. Nggak ngerti dualisme dan nggak tau apa itu dualisme. Yang jelas tujuan saya satu, hanya untuk PSMS. Saya juga manusia biasa dan perlu kerjasama dengan semua pihak untuk membangun PSMS,” kata pelatih kelahiran 21 Maret 1956.

Namun yang pasti, kondisi PSMS saat ini sangat menantang baginya. Beberapa kali ia menerima tawaran melatih di klub yang bermasalah. “Saya suka tantangan. Memang beberapa kali saya nerima tawaran saat klub sedang bermasalah. Apalagi untuk PSMS kenapa enggak,” jelasnya.
Soal nominal kontrak, Suimin enggan membeberkan. Menurutnya pengabdian menjadi prioritas. “PSMS ini bagi abang merupakan rumah yang harus dibangun. Tidak usah kita bicara mengenai nominal, karena di PSMS ini merupakan pengabdian,” ujar pelatih yang pernah membesut Sriwijaya, Persitara, Persijap dan Persikabo.

Lantas bagaimana soal kolaborasinya dengan Suharto? Rekam jejak keduanya berduet pernah terjadi di Bank Sumut. Ketika itu Suharto juga menjadi asisten Suimin. Dan bagi Suimin, Suharto sosok yang tepat untuk bekerjasama dengannya.

“Suharto itu pelatih pintar dan mau belajar. Jadi kami sama-sama belajar. Saya kenal dia sejak dari pemain hingga pelatih. Kami juga sempat kerjasama di PS Bank Sumut . Saya lihat Suharto juga bagus melatih PSMS di dua musim ini. Dan itu harus dilanjutkan,” tambahnya.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/