PSMS yang mengaku sama-sama profesional, ternyata masih mengadopsi masalah serupa dari musim ke musim. Apa lagi kalau bukan cerita keterlambatan gaji. Kali ini, baik PSMS yang main di Indonesian Super League (ISL) maupun yang di Indonesian Primer League (IPL), sama-sama belum gajian.
PSMS ISL awalnya menerima gaji setiap tanggal 27 setiap bulannya. Tapi belakangan tanggal itu diralat menjadi tanggal 10 setiap bulannya. Artinya, hingga saat ini yang sudah memasuki tanggal 6 Januari, pemain dan perangkat tim belum gajian bulan Desember.
Tidak ada tindakan pasti dari manajemen tim yang dikawal Manajer, Benny Tomasoa. Pria berdarah Ambon itu tak berdaya memberikan garansi gaji, padahal ini merupakan tanggung jawab seorang manajer.
Bahkan CEO PSMS ISL, Idris yang turut ke Kerawang menonton PSMS berlaga sehari sebelum lawan Pelita juga tak ada menyinggung soal gaji. Kabarnya Idris hanya menjanjikan bonus jika menang melawan Pelita Jaya. Dan bonus itu tak dibeberkan jumlahnya. Dan sialnya, PSMS hanya mampu main imbang. Apakah tetap ada bonus?
Sementara dari kubu PSMS IPL, masalah serupa terjadi. Tim yang konon ditopang pendanaannya oleh Konsorsium yang berada di balik PSSI saat ini, nyatanya tetap tak mampu membayar gaji tepat waktu. Padahal konsorsium itu yang paling berkoar kalau liganya yang terbaik.
Penggajian pemain IPL baru diberikan kepada 18 pemain yang sejak awal bergabung yakni per tanggal 26 November. Sumber terpercaya dari lingkup PSMS IPL menyebutkan gaji dan kontrak untuk 18 pemain sudah digelontorkan. Tetapi untuk delapan pemain anyar yang bergabung, tepatnya usai dijamu Arema (14/12) belum memeroleh gaji di awal meski sudah menandatangani kontrak. Tak hanya pemain, pengurus tim juga masih bokek tak bergaji.
CEO PSMS IPL, Freddy Hutabarat mengatakan hanya ada sejumlah pemain dan manajemen yang belum dibayarkan. “Hampir semua sudah beres kok, begitu juga manajemen,” kilahnya. (ful/saz)