Renovasi Stadion Teladan Molor hingga 2013
MEDAN- Di tengah dualisme kepengurusan, PSMS juga harus mendapati kenyataan pahit lainnya. Stadion Teladan yang selama ini menjadi homebase tim berjuluk Ayam Kinantan ini harus pindah karena renovasi stadion yang dibangun pada 1953 itu belum tuntas. Mau tidak mau, PSMS harus hijrah ke Stadion Baharoeddin Siregar Lubukpakam.
Renovasi awalnya ditargetkan tuntas akhir tahun ini. Tapi apanyana, renovasi yang akhirnya dibuat menyeluruh itu membuat deadline tak bisa ditepati. Hingga saat ini, renovasi baru mencapai 40 persen.
Ketua Tim Renovasi Stadion Teladan Zulhifzi Lubis meyakini, Januari 2013 Teladan sudah selesai bersolek. Namun perawatan rumput membuat bagian utama yakni lapangan menjadi kendala. Padahal targetnya, kompetisi dimulai Januari 2013.
“Rumput lapangan harus dirawat selama tiga sampai empat bulan pascarenovasi selesai. Jadi, ya PSMS harus main di stadion lain. Mau di mana saja terserah, yang penting Teladan belum bisa dipakai Januari 2013. Ya, opsinya bisa di Stadion Baharoeddin Siregar di Lubukpakam ,” ujarnya, Senin (5/11).
Renovasi menggunakan dua sumber dana dan dua kontraktor. Selain dari Kemenegpora sebesar Rp10,5 miliar untuk bangunan tribun tertutup, mix zone, lapangan dan dimulai Juli 2012 lalu, juga dari APBD Kota Medan senilai Rp14 miliar dengan selisih waktu pengerjaan tiga bulan dari renovasi awal.
“Kalau yang tribun tertutup siap, paling cepat pertengahan Januari, sementara yang tribun terbuka belum siap ya enggak mungkin digelar pertandingan di tengah pekerja merenovasi. Sebaiknya, PSMS baru bisa pakai stadion di kompetisi 2014 lah,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Opunk Ladon ini berharap pengertian pengurus PSMS. “Bersabarlah, kan lebih baik stadion dipakai saat semuanya sudah siap. Kalau dipaksakan bertanding dalam keadaan rumput belum siap pakai, ke depannya tidak bagus. Diharapkan pengertian dan kesabaran pengurus PSMS, mainlah dulu ke stadion lain,” jelasnya.
Kondisi ini membuat Baharoeddin Siregar menjadi rebutan tiga tim. Tercatat PSMS versi Indra Sakti, PSMS versi Benny Sihotang dan Pro Duta FC, bahkan tak tertutup kemungkinan PSSA Asahan yang juga berlaga di Divisi Utama PSSI akan pindah ke Lubukpakam. Namun sampai saat ini belum ada tindakan cepat dari pengurus masing-masing klub untuk melobi stadion. “Saat ini belum ada yang konfirmasi ke kami. Sebaiknya kalau memang mau pakai ya secepatnya biar bisa mengatur jadwal,” ujar Abdul Roni Manik, Penanggung Jawab Stadion Baharoeddin Siregar.
Untuk Pro Duta FC yang musim lalu berhomebase di Stadion Baharoedin Siregar juga belum mengonfirmasi perpanjangan kontrak stadion. Pro Duta sebelumnya menggunakan stadion itu per musim.
“Untuk satu pertandingan rata-rata Rp15 juta sampai Rp20 juta biayanya. Intinya ya segera diinfokan kalau mau dipakai stadionnya. Kalau kondisinya Stadion Teladan enggak bisa digunakan dan semua harus main di sini, kan pengaturannya bisa jelas dan tidak tabrakan,” tegasnya.(don)