Jelang Kongres Luar Biasa PSSI-KPSI di Palangkaraya
MEDAN- Jelang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Palangkaraya, Senin (10/12) mendatang, wacana penyatuan liga profesional Indonesia kembali berhembus kencang. Pertemuan Menpora, Andi Malarangeng dengan PSSI dan KPSI, Rabu (5/12) kemarin menyepakati Memorandum of Ounderstanding (MoU) soal penyatuan kompetisi untuk menghindari sanksi banned FIFA. Tentu saja wacana ini ditanggapi positif dua kubu kepengurusan PSMS.
PSMS kubu Benny Sihotang cukup yakin, nantinya kompetisi bakal kembali satu. Wakil Ketua II, Julius Raja yang akan menjadi wakil ke kongres bersama ketua umum Benny Sihotang berharap PSSI dan KPSI bisa islah dengan ultimatum FIFA itu. “Menpora kan sudah bertemu dengan PSSI dan KPSI dan mereka sepakat untuk menyatukan liga. Semoga saja liga benar-benar bersatu. Saya dan Ketua umum Benny Sihotang akan menjadi perwakilan PSMS pada kongres 10 Desember nanti,” kata Julius Raja di Mess Kebun Bunga, kemarin.
Lantas bagaimana dengan KPSI yang juga menggelar kongres dalam waktu berdekatan? Sabtu (8/12) ini, La Nyalla cs juga menjadwalkan kongres tahunan. Hal itu turut mempengaruhi revisi jadwal kongres. “KPSI juga menggelar kongres di Ancol, Sabtu (8/12) nanti, tidak masalah. Kita harapkan hasil kongres KPSI akan dibawa ke Kongres PSSI. Karena itu ada perubahan tanggal menjadi 10 Desember,” ujar pria yang juga menjabat Asisten Manajer itu.
Kongres PSSI seyogianya dijadwalkan bergulir pada 6 Desember, mengalami perubahan jadwal menjadi tanggal 7 Desember hingga akhirnya mundur lagi menjadi 10 Desember. Hari itu akan menjadi penentuan apakah Indonesia akan diberikan sanksi FIFA terkait dualisme kompetisi dan kepengurusan PSSI. “Yang terpenting, tanggal 10 Desember sudah ada rumusan dari AFC apakah masih terjadi dualisme atau tidak, itu yang akan dilaporkan ke FIFA. Harapan kami sih, bersatu agar terhindar dari sanksi,” bebernya.
Pria yang akrab disapa King ini memaparkan, dari undangan yang diterima pihaknya, kongres di Palangkaraya mencakup tiga agenda antara lain pengesahan revisi statuta PSSI, penggabungan liga profesional dan pengembalian empat mantan EXCO PSSI yang terkena sanksi komite etik PSSI.
“Acuan kongres nanti adalah hasil statuta kongres Solo. Bahwa salah satunya pasal 23, peserta kongres diikuti 103 peserta. Rinciannya, 18 peserta ISL, 16 Divisi Utama, 14 Divisi I, 12 Divisi II, 10 Divisi III, 33 Pengprov dan lima asosiasi dari sepakbola wanita, wasit, pemain dan pelatih,” ungkap King.
Dia berharap, liga bersatu akan berimbas ke bawah. “Kalau di atas satu, di bawah harus satu. Intinya kami berharap semunya akan kembali seperti semula. Kalau di atas, Menpora turun tangan, ke bawah, kami berharap Pengprov, DPR atau Wali Kota turun tangan, soalnya di Sumut juga terjadi dualisme kepengurusan PSSI,” harapnya.
Sementara di kubu yang bersebrangan, PSMS versi Indra Sakti Harahap yang akan menghadiri Kongres KPSI di Ancol juga berharap positif adanya penyatuan. “Belum bisa dipastikan seperti apa akhirnya. Kami masih rapat (di KPSI), semua masih berjalan. Bagus kalau satu, dan proses penyatuannya akan kami lihat dulu seperti apa. Namun intinya, kami dukung ke arah itu,” pungkasnya.(don)