26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemain Harus Dapat Garansi Pembayaran gaji

KEMATIAN legiun asing, Diego Mendieta mencuatkan kembali permasalahan gaji yang belum dibayarkan. Baik pemain lokal maupun pemain asing. Eks kapten PSMS ISL, Sasa Zecevic mengharapkan hal itu menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola tanah air. Terutama harus adanya garansi untuk pembayaran hak pemain.

Meski sudah berkostum Persegres Gresik United, Sasa berharap pada PT Liga Indonesia untuk menuntaskan gajinya selama memperkuat PSMS.

“Saya beruntung dapat klub baru dengan  keuangan yang baik. Tentang gaji yang belum berbayar dari klub saya musim lalu,  saya hanya bisa berharap kepada PT Liga. Sama seperti semua pemain lain yang  menunggu hasil dari PT Liga, setelah kesepakatan membantu membayarkan gaji pemain dari beberapa klub ISL,” ujarnya.

Sasa mengkalkulasi, setidaknya masih punya tujuh bulan gaji yang urung dibayar oleh manajemen PSMS, dengan  sisa 10 persen uang muka kontrak.

“Berapa  akhirnya yang akan dibantu dibayarkan, saya belum tahu. Dari yang saya tahu,  mereka (PT Liga) akan memberikan kabar terbaru sebelum ISL bergulir. Jadi saya menunggu saja,” timpalnya.
Musim depan, lanjutnya, PT Liga  bisa mem bantu dengan  memproteksi hak  pemain.

“Misalnya memberlakukan aturan untuk klub, ya semacam untuk menghindari  masalah yang sama. Soal bagaimananya, saya bukan orang yang berkompeten, di  federasi ada orang-orang yang jauh lebih ahli untuk mengaturnya. Intinya  bagaimana bisa membuat semua pihak terpuaskan, klub, pemain, PT Liga, suporter, wasit, semuanya,” pungkasnya.

Sementara APPI  menginginkan  pemain juga tegas dengan nasibnya. Ada tiga hal yang disarankan APPI untuk pemain agar bisa terhindar dari kasus keterlambatan pembayaran gaji.
“Jangan  mau bermain atau bertanding, jika gaji belum dibayar. Kedua, jangan mau tanda  tangan kontrak kalau tidak ada jaminan asuransi dan ketiga jangan tanda tangan kontrak kalau tidak ada bank garansi untuk membayar kontrak yang tersisa,”  tegas CEO APPI, Valentino Simanjuntak.

Pihaknya  juga berharap setelah pertemuan KPSI, PSSI  dan Menpora, ada titik terang soal kompetisi depan. Begitupun, menurut  Valentino, siapapun yang akan menjadi operator liga musim depan, harus memerhatikan hal ini.
“Ini kan masih simpang siur siapa operator liga musim  depan. Setelah pertemuan tersebut, kami ingin yang terpilih untuk mengatur kompetisi  bersikap tegas dan mampu mendukung soal pembayaran gaji dan kontrak pemain,”  bebernya. (don)

KEMATIAN legiun asing, Diego Mendieta mencuatkan kembali permasalahan gaji yang belum dibayarkan. Baik pemain lokal maupun pemain asing. Eks kapten PSMS ISL, Sasa Zecevic mengharapkan hal itu menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola tanah air. Terutama harus adanya garansi untuk pembayaran hak pemain.

Meski sudah berkostum Persegres Gresik United, Sasa berharap pada PT Liga Indonesia untuk menuntaskan gajinya selama memperkuat PSMS.

“Saya beruntung dapat klub baru dengan  keuangan yang baik. Tentang gaji yang belum berbayar dari klub saya musim lalu,  saya hanya bisa berharap kepada PT Liga. Sama seperti semua pemain lain yang  menunggu hasil dari PT Liga, setelah kesepakatan membantu membayarkan gaji pemain dari beberapa klub ISL,” ujarnya.

Sasa mengkalkulasi, setidaknya masih punya tujuh bulan gaji yang urung dibayar oleh manajemen PSMS, dengan  sisa 10 persen uang muka kontrak.

“Berapa  akhirnya yang akan dibantu dibayarkan, saya belum tahu. Dari yang saya tahu,  mereka (PT Liga) akan memberikan kabar terbaru sebelum ISL bergulir. Jadi saya menunggu saja,” timpalnya.
Musim depan, lanjutnya, PT Liga  bisa mem bantu dengan  memproteksi hak  pemain.

“Misalnya memberlakukan aturan untuk klub, ya semacam untuk menghindari  masalah yang sama. Soal bagaimananya, saya bukan orang yang berkompeten, di  federasi ada orang-orang yang jauh lebih ahli untuk mengaturnya. Intinya  bagaimana bisa membuat semua pihak terpuaskan, klub, pemain, PT Liga, suporter, wasit, semuanya,” pungkasnya.

Sementara APPI  menginginkan  pemain juga tegas dengan nasibnya. Ada tiga hal yang disarankan APPI untuk pemain agar bisa terhindar dari kasus keterlambatan pembayaran gaji.
“Jangan  mau bermain atau bertanding, jika gaji belum dibayar. Kedua, jangan mau tanda  tangan kontrak kalau tidak ada jaminan asuransi dan ketiga jangan tanda tangan kontrak kalau tidak ada bank garansi untuk membayar kontrak yang tersisa,”  tegas CEO APPI, Valentino Simanjuntak.

Pihaknya  juga berharap setelah pertemuan KPSI, PSSI  dan Menpora, ada titik terang soal kompetisi depan. Begitupun, menurut  Valentino, siapapun yang akan menjadi operator liga musim depan, harus memerhatikan hal ini.
“Ini kan masih simpang siur siapa operator liga musim  depan. Setelah pertemuan tersebut, kami ingin yang terpilih untuk mengatur kompetisi  bersikap tegas dan mampu mendukung soal pembayaran gaji dan kontrak pemain,”  bebernya. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/