32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Motivasi di Saat Krisis

HAL-HAL nonteknis menyertai persiapan PSMS. Kondisi mengecewakan di luar lapangan mulai mempengaruhi performa klub berjuluk Ayam Kinantan itu.

Belakangan ini, konsentrasi dan psikologis pemain kerap terganggu. Puncak drop semangat pemain PSMS adalah saat dibantai 0-4 di kandang sendiri dari PS Bangka. Lalu sempat bangkit dengan hasil imbang di kandang PSAP Sigli, kemudian drop lagi sehingga hanya bisa main imbang di kandang lawan Persih Tembilahan.

“Saya tak bisa bilang tim bermain buruk. Karena faktanya, di tengah situasi yang rumit. Mereka masih mau dan bisa berjuang habis-habisan. Mereka tampil sangat maksimal meski dengan hasil minim. Tapi perlu diingat, ada banyak faktor yang membuat kondisinya seperti itu,” kata pelatih PSMS, Suimin Diharja kemarin.

Jika ditilik faktor tersebut tak lain persoalan finansial yang berujung pada tersendatnya hak dan fasilitas pemain. Menyoal gaji, sampai sekarang manajemen maupun pengurus tak menunjukkan tanda-tanda bakal ada realisasi gaji. Jangankan soal gaji, kebutuhan konsumsi PSMS saja kerap tersendat.

Dampaknya pun berlanjut ke program latihan yang tak bisa dipaksakan. Nutrisi kurang tentu tenaga juga berkurang. Kabarnya penyediaan kebutuhan kecil seperti handuk dan es batu yang menjadi kebutuhan pokok saat pertandingan pun baru tersedia jelang kick off.

Yang bertugas memompa semangat tim yang kerap labil adalah tim pelatih. Karena itu Suimin beserta asistennya Suharto AD, Coly Misrun dan Mardianto selalu punya jurus untuk tetap menjaga semangat.

“Kami tak pernah berpikir untuk menyerah, apalagi berharap hasil buruk. Tak satupun tim sepak bola di dunia ini punya pikiran seperti itu. Karenanya, sisa waktu persiapan yang ada, kami akan evaluasi lagi,” beber Suimin. (don)

HAL-HAL nonteknis menyertai persiapan PSMS. Kondisi mengecewakan di luar lapangan mulai mempengaruhi performa klub berjuluk Ayam Kinantan itu.

Belakangan ini, konsentrasi dan psikologis pemain kerap terganggu. Puncak drop semangat pemain PSMS adalah saat dibantai 0-4 di kandang sendiri dari PS Bangka. Lalu sempat bangkit dengan hasil imbang di kandang PSAP Sigli, kemudian drop lagi sehingga hanya bisa main imbang di kandang lawan Persih Tembilahan.

“Saya tak bisa bilang tim bermain buruk. Karena faktanya, di tengah situasi yang rumit. Mereka masih mau dan bisa berjuang habis-habisan. Mereka tampil sangat maksimal meski dengan hasil minim. Tapi perlu diingat, ada banyak faktor yang membuat kondisinya seperti itu,” kata pelatih PSMS, Suimin Diharja kemarin.

Jika ditilik faktor tersebut tak lain persoalan finansial yang berujung pada tersendatnya hak dan fasilitas pemain. Menyoal gaji, sampai sekarang manajemen maupun pengurus tak menunjukkan tanda-tanda bakal ada realisasi gaji. Jangankan soal gaji, kebutuhan konsumsi PSMS saja kerap tersendat.

Dampaknya pun berlanjut ke program latihan yang tak bisa dipaksakan. Nutrisi kurang tentu tenaga juga berkurang. Kabarnya penyediaan kebutuhan kecil seperti handuk dan es batu yang menjadi kebutuhan pokok saat pertandingan pun baru tersedia jelang kick off.

Yang bertugas memompa semangat tim yang kerap labil adalah tim pelatih. Karena itu Suimin beserta asistennya Suharto AD, Coly Misrun dan Mardianto selalu punya jurus untuk tetap menjaga semangat.

“Kami tak pernah berpikir untuk menyerah, apalagi berharap hasil buruk. Tak satupun tim sepak bola di dunia ini punya pikiran seperti itu. Karenanya, sisa waktu persiapan yang ada, kami akan evaluasi lagi,” beber Suimin. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/